"Hyuna-ya, kau masih kuat 'kan?" Hyuna diam tidak bergeming meskipun Baekhyun bertanya. Sudah dua hari sejak Jiran meninggalkannya. Bahkan keluarganya tidak mengerti apa pun yang terjadi. Semua terlalu cepat.
"Setidaknya makan bubur ini, kau belum makan sejak kemarin. Mau aku suapi?" Hyuna menggeleng, air matanya kembali menggenang. Membuat Baekhyun mengelap dengan tangannya sebelum Hyuna benar-benar menangis.
"Op-oppa..."
"Tenanglah, aku yakin jika Jiran melihatmu seperti ini dia tidak akan suka. Dia akan menyuruhmu makan. Makan ya? Aku suapi. Karena sekarang bukan hanya kau yang membutuhkan makanan, tapi di dalam tubuhmu ada satu nyawa lagi." Hyuna hanya mengangguk sambil mendengarkan Baekhyun.
Benar, Jiran tidak akan suka jika melihatnya menyiksa diri seperti ini. Terlebih lagi ada satu nyawa lagi yang membutuhkan makanan. Baekhyun mulai menyuapi Hyuna dengan bubur yang ada di tangannya. Hyuna hanya menurut dengan memakannya.
"Oppa, sejujurnya kemarin saat kita pergi ke rumah Jiran. Aku meminta izin masuk ke kamarnya. Dan aku menemukan sebuah catatan di meja kamarnya." Baekhyun masih mencerna yang dikatakan Hyuna.
"Aku membawanya, karena cukup mencurigakan dan sepertinya keluarga Jiran belum masuk ke kamar anaknya. Sebentar aku akan mengambilnya." Hyuna berjalan perlahan untuk mengambil tas yang tempo hari dia gunakan lalu mengambil sebuah buku kecil.
Dia membuka halaman pertama, setelah membacanya Baekhyun dibuat terkejut karena isinya. Catatan itu sepertinya ditujukan kepada istrinya.
Hyuna-ya ...
Pagi ini aku menemukan fakta yang sangat mengejutkan. Aku membenci kakakku. Padahal selama ini aku menyayanginya.
Jika kau menemukan catatan ini, itu artinya aku sudah tiada. Dan penyebab semua ini, aku akan menyalahkan Kang Jin-Oh. Aku membencinya lebih dari apa pun di dunia ini. Kehidupanku rasanya hancur saat ini.
Kau sangat baik tidak membenciku selama ini ketika tahu semuanya.
Hyuna-ya, aku ingin memberitahu faktanya, orangnya adalah kakakku. Kau akan tahu jika menemukan ingatanmu. Aku harap kau tidak membenciku. Jangan memberikan catatan ini kepada siapa pun kecuali kau mempercayainya.
Ini aku, Jiran.
"Aku memberikannya karena aku mempercayaimu."
Baekhyun membuka lembaran-lembaran berikutnya dari buku tersebut. Tidak ada sama sekali. Bisa dibilang itu adalah catatan bunuh diri. Hyuna seharusnya memberikan ke kantor polisi. Namun, melihat kalimat terakhir, bahkan Baekhyun tidak berani memberikan kepada siapa pun.
"Hyuna, aku mencurigai sesuatu setelah membaca pesan ini. Ada tulisan bahwa kakaknya adalah orangnya ...." Saat mendengar hal itu Hyuna memeluk erat Baekhyun. Dia ingin kembali menangis saat ini. Tapi tidak bisa, Hyuna saat ini seharusnya tidak boleh menangis. Alhasil yang dia lakukan hanyalah memeluk Baekhyun.
Baekhyun merupakan obat dari segala kekhawatiran Hyuna saat ini. Dan Hyuna tidak dapat mendapatkan obat yang sama untuk kedua kalinya. Maka dari itu, Hyuna harus mempertahankan Baekhyun.
"Hyuna, aku ... ingin bertanya sesuatu. Apakah kau tidak mengingat sesuatu tentang mimpimu saat itu?"
"Aku ingat, bahkan inisial pelakunya. Tapi karena saat itu aku belum yakin aku diam saja. Ada orang yang aku curigai sebenarnya Kim Jongin. Dalam ingatanku, dia bukan orang terdekat kakakku. Dan setelah hal ini dikaitkan dengan mimpiku saat itu, serta membaca ulang tulisan Jiran. Aku merasa cukup yakin bahwa orangnya adalah ... Kang Jin-Oh."
Baekhyun mengatupkan mulutnya, selama ini Hyuna ingat?
"Kita harus tenang. Kita tidak bisa gegabah untuk saat ini. Mari kita urus saat semuanya sudah kembali seperti semula." Baekhyun berusaha menenangkan Hyuna yang terlihat kalang kabut saat ini. Matanya menunjukkan kecemasan.
"Oppa, aku percaya kepadamu. Maka dari itu, jangan pernah mengecewakanku." Baekhyun memeluk Hyuna, membuat Hyuna menenggelamkan wajahnya di dada Baekhyun. Hyuna kembali menangis walaupun tidak sekeras tadi. Isakan itu tetap terdengar pilu.
"Kita perlu mencari bukti yang lebih jelas. Ingatanmu misalnya, Hyuna, cobalah mengingat apa pun itu." Hyuna mengusap air matanya. Baekhyun mengelus pelan rambut Hyuna. Hyuna terlihat sangat pucat dibandingkan dua hari lalu.
"Bagaimana dengan pria itu? Maksudnya Park Chanyeol, bukankah berarti dia tidak bersalah? Kita harus mencarinya." Baekhyun baru mengingatnya. Selama ini Chanyeol tidak bersalah.
"Aku akan mencarinya setelah Jongin selesai. Kita tidak bisa melakukan hal-hal seperti ini sebelum pernikahannya dan juga Soojung. Kau mengerti 'kan?"
"Iya, aku akan membantumu, mari kita mencari bukti, mengembalikan ingatanku, dan ... menangkap pelakunya."
"Baguslah, kau mau makan apa selain bubur? Sepertinya kau tidak terlalu menyukainya." Baekhyun menawarkan Hyuna karena Hyuna terlihat sangat terpaksa saat memakan makanan itu.
"Aku ingin makan ayam. Bolehkah?" Baekhyun mengambil ponselnya lalu memesan ayam. Setidaknya Hyuna sudah mau makan dan lebih baik daripada sebelumnya.
W H Y • Y O U
"Soojung-a, kau mau ke mana?" Jongin menatap heran calon istrinya itu yang seperti bergegas untuk pergi. Terdapat rasa takut di mata Soojung saat Jongin menanyakannya.
"Aku mau bertemu dengan temanku." Soojung berlari dengan cepat sebelum Jongin mengikutinya. Jongin khawatir karena kondisi Soojung sedang mengandung.
Soojung berhenti ketika tahu bahwa tunangannya itu tidak mengikutinya lagi. Sekarang dia menjadi sedikit lebih lega dari sebelumnya. Soojung harus bergegas lebih cepat karena sepertinya orang itu sudah menunggunya.
Wanita itu menghentikan taksi, tetapi bukannya taksi yang berhenti melainkan sebuah mobil putih. Mobil itu, Soojung mengetahui pasti siapa yang ada di dalamnya. Soojung segera membuka pintu lalu duduk di kursi belakang mobil. Matanya melihat keluar memastikan tidak ada yang melihatnya.
"Bagaimana? Baekhyun sudah menyadari siapa pelakunya? Kemarin aku melihat Hyuna membawa buku catatan. Dan, yang aku tebak saat ini mereka sudah mengetahui semuanya." Suara pria itu membuat Soojung menoleh. Jadi Baekhyun dan Hyuna sudah tahu?
"Yeol, kau menghadiri pemakaman? Aku pikir kau tidak akan datang. Jika dipikirkan ini semua berawal dari kasus Eunji. Aku bahkan berani menjadi kekasih Jongin untuk menyelidiki orang itu. Tapi, seolah takdir mengikutinya, kami sekarang akan menikah. Datanglah, lima hari lagi. Aku akan memberitahu lokasi dan detail acaranya." Chanyeol hanya mengangguk singkat.
Bahkan mengingat dulu membuatnya tertawa geli. Dia tidak mengira bahwa Soojung akan benar-benar mencintai pria itu. Awalnya semua hanya palsu, tapi benar apa yang dikatakannya. Seolah takdir mengikuti, perlahan-lahan semua berubah tidak seperti yang direncanakan.
"Oh ya, aku mendengar kabar kau hamil. Selamat, dan juga jaga anak itu dengan benar. Kau tahu kan sifat tunanganmu itu? Dia sangat posesif."
"Tentu saja aku harus menjaganya dengan benar. Bukan hanya Jongin alasannya. Melainkan aku dan nyawa ini. Dan, Hyuna juga sedang mengalami hal yang sama denganku kudengar dia hamil. Kau kapan akan menyusul kami, Yeol?" Chanyeol terkekeh mendengar ocehan Soojung. Walaupun sempat berpikir tentang Hyuna hamil.
Ya, semua itu tidak mengherankan sebenarnya karena Hyuna dan Baekhyun sudah menikah. Hanya saja semuanya terjadi sangat cepat.
"Aku, menyukai Hyuna."
•••••
Kamis, 5 Agustus 2021.•••••
Niatnya mau update siang, tapi ternyata malam beberes rumah. Lagi enak-enak nge-draft di kolam belakang padahal. Segini aja dulu deh, mau mandi.
•••••
Tidak akan lelah aku ingatkan cek bio aku terus di sana ada tautan, klik aja. Misal males bisa search di Telegram @. Jungsin_W. Ga perlu gabung gpp sebenernya. Yang penting tahu info aja. Aku juga share pemberitahuan revisi, unpub dsb di Telegram. Sekian aja deh, tenciyuuu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY YOU? ✅
Fanfiction[END] Baekhyun tidak pernah tahu jika kesalahannya dalam satu malam membuat hidup yang ia jalani berubah total. Hyuna yang terbangun setelah hampir dua minggu terbaring di ranjang rumah sakit. Wanita itu ... mengalami amnesia. Seharusnya dia tidak l...