Nirmala.
Sejak momen pinky swear yang aku dan Galen lakukan beberapa minggu lalu, aku tidak merasakan ada banyak perbedaan antara hubunganku dengan Galen. Yang ada dia malah tambah gencar mengerjaiku. Dia juga sering menjadikanku 'tumbal' saat dirinya diserbu oleh fansnya -- entah itu sesama guru atau muridnya.
Pernah suatu hari aku dinasehati salah seorang guru untuk melunasi utangku pada Galen. Saat itu aku yang tidak tau apa-apa jelas menolak nasehat tidak berdasar itu.
Namun, saat guru itu bilang "Tadi saya mau ngajak Pak Galen makan malam berdua, tapi gagal karena dia bilang uangnya dipinjam kamu dan belum dibalikkin sampai sekarang" aku tau ada yang nggak beres dengan hal ini. Saat aku mendatangi Galen untuk menanyakan kebenarannya, dia hanya mengedikkan bahu dan memasang wajah polosnya. Menyebalkan sekali.
Menyebalkan, memang. Tapi mana bisa aku marah padanya?
Dia nggak sadar bahwa tumbalnya ini juga merupakan fans fanatiknya sejak lama. Hanya saja aku fans fanatik yang pengecut. Aku tidak berani memulai duluan.
Setelah dipikir-pikir lagi, menjadi 'teman' Galen tuh nggak buruk juga.
Beberapa kali saat upacara bendera berlangsung dan sinar matahari menyoroti samping kiriku, Galen tiba-tiba akan pindah posisi untuk berdiri tepat di sebelah kiriku. Dengan ceria Ia akan berbisik, "Hai, La. Pagi ini aku akan menjadi payungmu".
Aku memutarkan kedua bola mataku. Payung apanya? Bahkan tingginya hanya beda beberapa senti denganku. Jujur saja, kehadirannya tidak membantu sama sekali.
Tapi ku akui, itu hal yang romantis. Bahkan sangat romantis sampai aku ingin sekali berteriak saat itu juga. Walaupun di lain sisi aku juga merasa kecewa karena Ia melakukan hal semanis ini hanya karena menganggapku sebagai teman, tapi ya sudahlah. Semua kan butuh proses.
Ingat kata Bu Rina. Pijaklah tangga kehidupan sedikit demi sedikit. Mungkin memang awalnya dia tidak mengenaliku, tapi seiring berjalannya waktu sekarang kami berteman tuh. Tinggal tunggu waktu saja sampai akhirnya kami bersama sebagai pasangan kekasih. Dengan membayangkannya saja sudah membuatku senyum-senyum sendiri.
Kayaknya aku keasikan memikirkan hubunganku dengan Galen sampai-sampai tidak sadar ada yang salah pada si Pingblek, motorku. Aku langsung meminggirkan Pingblek si tepi jalan karena semakin lama Ia terasa sulit dikendalikan.
"Ya ampun, kok bannya bisa kempes sampai begini sih?" keluhku saat melihat ban depan Pingblek bentuknya sudah nggak karuan.
Duh, pakai kempes segala. Sudah jam berapa, nih? Bisa-bisa aku telat absen. Dipotong lagi deh gajinya.
Nasib nasib.
KAMU SEDANG MEMBACA
Things That We Didn't Say [END]
General FictionRANKING : 1 #IU [24 November 2021] 7 #VIU [15 September 2021] 69 #VBTS [25 Februari 2022] 98 #Dream [23 September 2021] 100 #Friendzone [23 Sept 2021] Secara mengejutkan Nirmala bertemu kembali dengan Galen, cinta pertamanya semasa SMA. Kini mereka...