20. Oops.

146 46 26
                                    

Galen.

"Kamu suka cewek yang bagaimana?" tanya seorang wanita berbaju minim di depanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu suka cewek yang bagaimana?" tanya seorang wanita berbaju minim di depanku.

Aku menatap perempuan tersebut dengan tatapan tajam. 

Ada apa sih dengan orang-orang di sini? Katanya mau membicarakan mengenai pameran seni bulan depan, tapi daritadi nggak ada tuh yang membicarakan lukisan dan lain sebagainya.

Mereka tidak tertarik pada lukisan dan pameran. Mereka hanya tertarik padaku. Ini sungguh tidak nyaman.

"Jawab, dong, Gal. Kamu suka cewek yang bagaimana?" ulang wanita itu dengan nada manja.

Aku membenarkan posisi dudukku. "Aku nggak suka perempuan" jawabku asal.

"What the hell?! Kamu gay?" tanyanya shocked. Begitu pula dengan reaksi wanita lainnya yang berada satu meja denganku.

Tapi siapa yang peduli dengan reaksi mereka?

Aku mengangkat bahu, bersikap tak peduli. "Aku juga nggak suka laki-laki"

Wanita itu tertawa, diikuti yang lainnya. "Selera humormu boleh juga. Aku suka"

Wanita ini. Apa mereka kira aku sedang bercanda sekarang? Harusnya mereka tau kalau aku tidak suka ditanya mengenai hal sensitif semacam ini. Dasar bodoh.

"Hallo semua.. Nggak nyangka deh kalian pada dateng lebih awal. Keren banget kalian semua" ujar Lisa ramah sambil duduk di salah satu bangku kosong yang tersedia di antara meja besar tersebut. "Kalian sudah pada pesan makanan? Kok mejanya masih bersih?"

"Kami pesan makanannya nanti, kok. Menunggu yang lain" jawab salah satu di antara mereka.

Lisa mengangguk lalu memperhatikan orang-orang yang berada di meja tersebut.

"Cowoknya baru Galen doang, nih?" tanya Lisa bingung. "Yang lain mana? Nggak biasanya mereka telat"

"Menyusul. Ada urusan lain mungkin" jawab salah satu dari mereka dengan raut wajah gugup.

Aku berdecih. Kalian pikir aku tidak tau kalau sebelumnya kalian sengaja memberikan rundown acara yang berbeda untuk para cowok dan juga Lisa? Aku datang tepat waktu hanya karena mengikuti alur permainan kalian saja. Tidak disangka benar-benar bisa membuat selera makanku hilang.

Lisa mengangguk percaya lalu mengambil salah satu menu yang ada di sana. "Aku lapar, nih. Aku lihat menu duluan, ya? Oh iya. Kalian sudah sempat ngobrol-ngobrol tentang pameran nanti? Jadi mau mengadakan acara di mana dan bagaimana konsepnya?"

Para wanita itu langsung gelagapan, bingung mau menjawab apa. Jelas lah mereka nggak bisa menjawab, daritadi fokus mereka hanya pada kehidupan pribadiku saja.

Apa kata yang pas untuk menghina wanita-wanita ini ya? Wanita berkelas tapi murahan? Wah, Galen. Kayaknya mulutmu perlu disekolahin juga.

Entah bagaimana awalnya, mataku tiba-tiba tertuju pada seseorang berbaju hitam yang baru saja melewati meja kami dengan berlari bagai the flash.

Things That We Didn't Say [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang