Prolog

617 67 37
                                    


Nirmala

Mohon maaf kualifikasi Anda tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mohon maaf kualifikasi Anda tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Terima kasih telah mendaftar pada Perusahaan Bighey Entertainment.

Ck.

Ditolak lagi.

Kenapa sih susah banget bagi lulusan Sarjana Pendidikan kayak aku untuk melamar di perusahaan besar?

Tidak ada yang bisa aku lakukan selain meremas kesal ujung layar laptop. Sudah hampir 3 bulan terakhir ini yang aku lakukan hanya mengirim lamaran kesana kemari, dan yang ku dapatkan hanya penolakan.

Nggak hanya laki-laki yang tidak tertarik padaku, bahkan lapangan kerja pun enggan melirikku. Sedihnya.

"La, ngapain sih?" tanya Bu Rina melihat ulahku yang sedang meremas ujung laptop dengan gemas.

Aku langsung melepaskan remasanku sambil cengengesan nggak jelas. Nggak mungkin kan aku jawab kalau aku sedang putus asa mencari pekerjaan baru. Nanti aku dikira pengkhianat.

Walaupun kenyataannya iya, sih. Hehe.

"Oh iya, katanya nanti guru-guru baru mau diajak keliling sekolah loh. Kamu dandan gih. Soalnya, Eva bilang kalau guru olahraganya ganteng" goda Bu Rina.

"Ganteng bangeeeet. Aku tadi nggak sengaja ngintip di Ruang Kurikulum. Gayanya persis Oppa Korea. Trus juga wangi banget, aku ngintip di depan pintu saja wanginya kecium loh" sahut Bu Eva, salah satu guru muda dan tercantik di sekolah.

"Yakali sewangi itu, Bu.." ledekku. Perasaan ruang kurikulum lumayan besar, deh. Itu manusia apa pengharum ruangan?

"Serius deh, nggak bohong" belanya sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya bersamaan sehingga membentuk huruf V.

Aku cuma bisa senyum-senyum. Halah, lagian buat apa ganteng dan wangi kalo nggak ada uangnya?

Sudah hampir setahun ini aku menjadi guru SMA di salah satu sekolah swasta daerah Jakarta. Aku merasa bersyukur bisa merasakan bekerja di tempat senyaman ini. Bekerja dengan rekan kerja yang baik dan sesuai dengan passionku yaitu mengajar-- ini adalah anugerah besar yang tak pernah lupa aku syukuri.

Tapi kenyataannya, hidup nggak seadil itu. Dibalik pekerjaan sesuai passion dan lingkungan kerja yang sehat, gaji yang aku terima jauh di bawah UMR Jakarta.

Awalnya, aku merasa baik-baik saja dengan itu. Tapi, baru-baru ini ibuku yang merupakan single parent di-PHK dari pekerjaannya. Akhirnya, mau tidak mau aku dan kakakku yang mengambil alih hal yang berkaitan keuangan keluarga.

Saat hari di mana aku pertama kali mendengar ibu dipecat dari kantor, tidak ada yang bisa aku lakukan selain menangis diam-diam. Aku menangis di dalam kamar dengan keadaan lampu dimatikan.

Sejak itu aku tersadar. Saat ini mungkin aku masih baik-baik saja karena ada kakakku dengan karirnya yang cemerlang. Namun, itu hanya sementara. Jika kakakku sudah menikah dan berkeluarga kelak, habislah aku.

Things That We Didn't Say [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang