Nirmala.
Sudah kesekian kalinya aku melirik arloji di tangan kananku. Senyumku pun mengembang begitu akhirnya bisa menemukan mobil milik Galen dari kejauhan. Tak butuh waktu lama, mobil itu pun berhenti tepat di halte tempatku berdiri.
"Berapa menit?" tanya Galen begitu aku sudah masuk mobil dan menutup pintu.
"Nggak lama, kok" aku yang sudah tau betul apa maksud pertanyaannya, hanya bisa menjawab apa adanya ambil memakai seat belt.
"10 menit? 15 menit? Aku benar-benar khawatir karena melihatmu terus-terusan melirik arloji dari kejauhan. Maaf membuatmu menunggu"
"Biasa saja kali.. Nggak sampai 10 menit kok" jawabku jujur.
Duh, jadi nggak enak dengan Galen. Padahal, saat itu aku melirik arloji hanya karena malas meladeni ojek dan angkutan umum yang terus memintaku untuk menaiki kendaraan mereka. Tidak disangka, itu malah disalahartikan oleh Galen.
Lagipula, menunggu seperti tadi bukanlah masalah besar. Toh, aku sudah pernah bersabar dan menunggunya selama bertahun-tahun jika dia lupa.
Ini mah bukan apa-apa.
"Hari ini, mau langsung pulang atau jalan-jalan dulu?" tanyanya sambil menoleh ke arahku.
"Makan duluuu" jawabku cepat.
"Dih? Perasaan kata makan nggak ada di pertanyaanku barusan, deh"
"Oke. Jalan-jalan" jawabku kemudian. "Tapi nanti ada sesi makan juga yaaa?" aku mencoba bernego sambil menyenggol-nyenggol lengannya.
"Aku lagi nyetir. Jangan iseng deh" omelnya tapi tak lama kemudian, senyum tampak menghiasi wajah lelahnya.
Benar. Jika dilihat lebih dekat, raut wajah lelah Galen terlihat semakin jelas. Kantung matanya terlihat lebih nyata dan hitam dari sebelumnya.
"Bagaimana pamerannya kemarin? Lancar?" tanyaku kemudian sambil merapikan rambutnya yang berantakan.
Jujur saja, aku terkadang masih merasa sedikit gemetar saat melakukan skinship dengan Galen -- seperti saat ini. Tapi aku sangat suka bersentuhan seperti ini. Tidak masalah, kan? Lagipula aku ini kekasihnya.
"Lancar. Tapi aku sempat mengalami kesulitan karena ada lukisan yang rusak saat di perjalanan"
Aku menatapnya prihatin. Sekarang aku tau mengapa kantung matanya kini terlihat sangat jelas.
"Lalu apa yang kamu lakukan untuk mengatasi lukisan yang rusak itu?"
Galen menopang kepala dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya masih memegang kemudi. "Aku tidak melakukan apapun. Karena melukis ulang atau memperbaiki lukisan itu dengan menimpa warna lain malah akan merubah makna lukisannya"
"Tapi wajahmu terlihat seperti orang yang nggak tidur sebulan" cibirku. "Kamu pasti capek ya, baru pulang dari pameran di luar kota malah jemput aku kerja?" aku mengarahkan tubuhku ke arahnya, walaupun sebenarnya terasa sulit karena tertahan seat belt.
KAMU SEDANG MEMBACA
Things That We Didn't Say [END]
قصص عامةRANKING : 1 #IU [24 November 2021] 7 #VIU [15 September 2021] 69 #VBTS [25 Februari 2022] 98 #Dream [23 September 2021] 100 #Friendzone [23 Sept 2021] Secara mengejutkan Nirmala bertemu kembali dengan Galen, cinta pertamanya semasa SMA. Kini mereka...