13. Trouble.

128 44 8
                                    

Nirmala

Hari ini aku sudah memiliki janji dengan Bu Indri, salah satu guru BK di sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini aku sudah memiliki janji dengan Bu Indri, salah satu guru BK di sekolah. Ada salah satu muridku yang tidak pernah masuk sekolah dan memberi kabar sejak seminggu ini. Sebagai wali kelas yang perhatian (lebih tepatnya terpaksa karena memang harus melakukan ini), aku berniat untuk melakukan home visit agar mengetahui kabar lebih lanjut mengenai murid tersebut.

Tapi sayang sekali. Hujan terus-terusan mengguyur Jakarta sejak subuh. Padahal aku dan Bu Indri sudah janjian di Ruang Tata Usaha dari pagi agar tidak jauh dari parkiran. Males banget deh, kalau harus naik motor ke sana dengan menggunakan jas hujan. Mana nanti harus melawan angin selama di perjalanan, muka juga kesakitan karena terkena rintikan hujan. Cancel saja apa ya?

"Hujan nih. Besok saja deh Bu, home visitnya" ujarku sambil nyengir.

"Kalau besok saya nggak bisa, Bu. Besok ada guru lain yang mau home visit juga. Kita tunggu sampai hujan reda dulu, deh" jawab Bu Indri memberikan opsi lain.

Aku memonyongkan bibir. Sebenarnya, faktor penghambatnya bukan hanya hujan. Tapi juga sifat magerku yang mendadak kambuh. Huhu.

Bu Indri bisa dibilang guru lain yang ku kagumi selain Bu Rina. Bukan hanya karena umur beliau yang lebih tua, tapi karena beliau memang contoh guru yang baik. Beliau sangat bijaksana serta terlihat enjoy dengan pekerjaannya, padahal kerjaan beliau cukup menguras emosi. Menghadapi murid bandel serta berkas-berkas berisi data murid jelas bukan hal yang mudah. Buat kalian yang suka mencemooh pekerjaan guru BK, kalian salah besar!

"Di dekat kemiri ada celana. Eh Bu Indri rapi gini mau ke mana?" sapa Galen tiba-tiba sambil melakukan finger print. Sekarang sudah hampir jam 8 pagi, dan Galen baru sampai. Bagus.

Bu Indri tertawa mendengar pantun Galen. "Nak Galen baru sampai? Ini saya sama Bu Lala mau home visit ke salah satu anak yang bermasalah. Biasa lah"

Galen mengangguk lalu pura-pura kaget saat melihatku. "Eh, ada Bu Lala toh disitu? Sejak kapan?"

Aku memutar bola mataku. Nggak jelas banget si Galen. Pagi-pagi sudah bikin jengkel saja. Dari awal dia dateng aku juga sudah berdiri di samping Bu Indri, kali.

"Daritadi dia di sini, kok. Masa nggak ngeliat sih?" jawab Bu Indri sambil merangkulku.

"Hehe, iya Bu saya nggak lihat tadi. Si Nirmala auranya gelap banget sih" balas Galen sambil melirikku penuh makna. Makna ngehujat maksudnya.

Pokoknya aku nggak mau jawab omongan Galen hari ini, ah. Aku masih ngambek sama Galen. Gara-gara dia aku dimusuhin murid-murid cewek di sekolah, pusing tau.

"Hujannya deras banget. Ibu sama Lala mau home visit? Naik apa?" tanya Galen kemudian.

"Rencananya sih naik motor, ya. Ini kita nunggu hujannya agak reda dulu baru ke sana, soalnya kalau dilihat-lihat hujannya awet dan rata" jawab Bu Indri sembari melihat ke arah luar. Beliau terlihat tidak begitu senang saat mengetahui hujan tak kunjung reda.

Things That We Didn't Say [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang