18. What?

125 43 5
                                    

Nirmala.

Nirmala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hadeh.

Sudah jauh-jauh ambil berkas tunggakan siswa ke ruang Tata Usaha, ternyata setelah sampai di ruang guru ada data yang salah input. Akhirnya mau nggak mau aku harus balik lagi ke ruang Tata Usaha.

Dari semua data, masa besar tunggakan uang sekolah Putra di semester satu dan dua sudah lunas? Bukannya aku tidak percaya, tapi belum ada sebulan ini aku kan baru saja melakukan home visit. Dan tampaknya, orang tua Putra belum memiliki rejeki yang cukup untuk membayar uang sekolah tersebut. Jangankan untuk membayar uang sekolah, bahkan saat itu untuk makan saja mereka sulit.

"Aduh, sorry" ucapku setelah tidak sengaja menabrak seseorang.

"Yaelah, La.. Hati-hati dong" balas orang yang ku tabrak itu.

Duh. Kenapa sih pakek acara nabrak Galen segala, sih? Akan panjang deh nih urusannya. Mana lagi datang bulan hari kedua, mood lagi nggak karuan.

"Iya iya ma..." eh? Belum selesai aku menjawab omongannya, Galen sudah langsung berlalu begitu aja. "...af" lanjutku bingung.

Galen kenapa deh? Agak aneh sih ngeliat dia buru-buru kayak gitu. Dia kan makhluk Tuhan paling selow di muka bumi ini. Buru-buru seperti itu sama sekali bukan gayanya.

Tapi nggak papa, deh. Lagian aku juga lagi males berdebat sama siapa-siapa. Mendingan aku langsung konfirmasi kesalahan data ini dulu biar masalahnya cepat clear.

"Mas" panggilku kepada Mas Cio, salah satu staff Tata Usaha yang bertanggungjawab pada bagian keuangan sekolah. "Maaf Mas, bisa tolong bantu cek data tunggakan siswa kelasku nggak? Sepertinya ada kesalahan input"

Mas Cio yang sedang menghitung uang langsung menatapku tajam. "Nggak liat saya ngapain?"

Buset dah nih cowok. Kirain pegawai Tata Usaha laki-laki akan lebih ramah dari pegawai Tata Usaha perempuan. Ternyata sama saja.

"Yaelah, Mas..." rengekku.

"Oke oke. Siapa namanya dan kelas berapa?" tanya Mas Cio sambil meletakkan uang yang Ia hitung di atas meja kemudian membuka file excel dari komputernya.

"Putra Gifari dari kelas XI IPS A" jawabku sambil turut melihat layar komputer karena penasaran.

"Putra Gifari lagi? Kenapa lagi deh tuh anak?" tanya Mas Cio heran.

Keningku berkerut. Putra Gifari lagi? Perasaan baru kali ini aku menanyakan perihal Putra ke Mas Cio, deh.

"Jadi gini loh, Mas. Sepertinya ada salah input untuk data tunggakan si Putra, makanya aku mau konfirmasi"

"Memangnya di kertas yang kamu pegang tulisannya apa? Kalau di dataku, si Putra sudah lunas ya"

Hah? Sudah lunas katanya? Nggak salah?

Things That We Didn't Say [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang