38. Future.

103 35 21
                                    

Penulis.

"Hah? Ibu kota Bolivia?" gumam Lisa sambil mengamati pertanyaan yang tertera pada buku teka teki silangnya. "Kak Arlan, memang di dunia ini ada negara Bolivia?"

"Ada" jawab Kak Arlan acuh sambil membaca buku self-improvement yang setebal kitab suci, entah karangan siapa.

"Masa sih? Kok aku baru dengar?"

"Itu tandanya kamu kurang literasi"

"Aku kan bilangnya nggak pernah dengar, bukan nggak pernah baca. Kurang literasi apanya?" protes Lisa. "Memangnya kalau benar ada, ibu kota dari Bolivia itu apa?"

Kak Arlan melirik Lisa sekilas. "La Paz" jawabnya dengan singkat, padat, dan jelas.

Lisa tertawa maksa. "Lapas? Garing banget sih bercandanya"

Kak Arlan menghela napas sambil membuka google dari hpnya dan mengetik sesuatu. "Bercanda denganmu tuh nggak pernah ada di daftar pekerjaan saya" ucapnya sambil menunjukkan layar hpnya yang sudah menampilkan hasil googlingnya mengenai ibu kota dari Bolivia.

Lisa tersenyum malu. Iya bener, La Paz. Kirain lapas. Ketahuan deh bodohnya.

Tak lama kemudian, Nirmala keluar dari kamarnya dengan menggunakan setelan baju kerja berwarna hitam bak pegawai kantoran.

Kak Arlan nampak terkejut dengan dandanan Nirmala yang tak biasa ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kak Arlan nampak terkejut dengan dandanan Nirmala yang tak biasa ini. "Kamu wawancara atau ngapain sih? Kok menor banget? Kayak cabe-cabean"

"Iiiih, Kakak! Kalau dandannya nggak tebal mana kelihatan di kamera. Ntar dikira baru bangun tidur. Lagipula tesnya kan online" balas Nirmala bete.

"Mana wangi banget kayak kuburan baru. Emang mereka bisa nyium kamu apa?" tambah Kak Arlan begitu Nirmala sudah duduk di sofa yang berada di ruang keluarga.

"Ini wangi mawar tau! Kuburan baru dari Hong Kong? Sirik saja"

"Ngapain sirik sama badut ancol?"

"Sudah sudah" lerai Lisa. "Walaupun aku nggak suka melihat perdamaian, tapi mendingan kita dengar bareng-bareng deh pengalamannya Lala tadi. Gimana tadi wawancaranya, La? Lancar? Ceritain dong" Lisa langsung menutup buku teka teki silangnya dengan antusias lalu merentangkan tangannya untuk memeluk Nirmala.

"Lancaaaar" Nirmala tersenyum senang sambil menyambut pelukan dari Lisa.

Pokoknya kalau kalian bertanya pada Nirmala siapa sahabat terbaik di dunia ini, jawabannya tentu saja Lisa. Dia selalu ada untuk Nirmala disaat apapun, bahkan sebelum dia ketemu dan jatuh cinta sama Kak Arlan seperti sekarang.

Nirmala pun menceritakan pengalaman wawancara dan tes bidangnya kepada Kak Arlan dan Lisa dari awal. Benar-benar dari awal -- mulai dari dirinya yang kesulitan memakai eyeliner, lipstik yang ternyata tidak waterproof sehingga luntur saat Ia tidak sengaja menjilat bibirnya, wifi yang awalnya sedikit bermasalah, dan seterusnya sampai akhirnya kegiatan wawancaranya selesai.

Things That We Didn't Say [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang