Penulis.
"Syukurlah. Hampir saja telat" ucap Pak Dion girang begitu waktu di mesin finger print menunjukkan pukul 06.29.
Tak lama kemudian, datanglah Galen yang masuk ke dalam ruang Tata Usaha dengan masih menggunakan helm merah di kepalanya. Ia lalu menekan jempolnya pada mesin finger print.
Dan telat.
Galen terdengar menghela napas berat saat mencoba melepas helmnya.
"Pagi-pagi sudah lemes aja, Gal? Kan kemarin sudah nitip bunga" goda Pak Dion.
Galen melirik Pak Dion dengan tatapan tajam. Dia tidak tau saja kalau baru-baru ini ada kejadian yang sukses membuatnya bad mood.
Melihat tatapan mematikan dari Galen, membuat Pak Dion menelan ludah dengan susah payah. "Ini ruangan AC-nya rusak apa gimana deh? Tiba-tiba jadi nggak enak gini. Bulu kuduk jadi berdiri" ucapnya seraya berjalan meninggalkan Galen.
"Bareng" ucap Galen tegas sambil menahan lengan Pak Dion.
Pak Dion melihat lengannya yang ditahan Galen dengan tatapan memelas. Baru juga mau keluar dari kandang buaya.. Malah ditahan.
"Pagi Pak Dion.. Pagi Galen" sapa Nirmala dari pintu luar. "Tuh kan telat" gumamnya setelah sukses menekan ibu jarinya pada mesin finger print.
"Pagi Bu Lala" balas Pak Dion ramah. "Sudah sehat?"
Nirmala tersenyum. "Alhamdulillah sudah. Ngomong-ngomong terima kasih ya Pak, buah dan bakso ikannya. Nikmat semua. Bapak emang yang terkeren"
"Oh iya dong jelas"
"Ehm.. Gal, makasih juga ya bunganya. Sudah aku pindahin ke vas bunga biar nggak layu.."
Entah kenapa, kali ini nada bicara Nirmala berubah menjadi lebih pelan, berbeda dengan saat Ia berbicara dengan Pak Dion. Nirmala juga tidak berani menatap Galen. Baginya, bisa mengucapkan terima kasih secara langsung saja sudah membuatnya hampir mati rasanya.
"Hem" jawab Galen ogah-ogahan, membuat Pak Dion langsung menoleh terkejut ke arah adik bontotnya.
"Salah minum obat, hah? Ini Bu Lala, loh. BU LALA" bisik Pak Dion tidak mengerti.
"Aku ke ruangan dulu ya, La. Yuk, Yon" lanjut Galen sambil menarik tangan Pak Dion.
Nirmala yang melihat respon tidak biasa dari Galen hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia nggak mungkin salah ngomong, kan? Kan dia cuma bilang terima kasih. Tapi kok, respon Galen begitu ya?
Oh, mungkin mood Galen hari ini sedang buruk karena suatu hal. Nggak nyangka, ternyata orang model Galen punya sisi bad mood juga ya.
"Ada apa sih, adikku? Kayaknya lagi jelek banget moodnya" Pak Dion merangkul pundak Galen dengan akrab sembari melangkah menuju ruang guru.
"Mas Mas" sapa seseorang dari arah parkiran.
Merasa dipanggil, Galen dan Pak Dion menoleh. Terlihat sosok keren dengan kemeja putih sedang menyapa mereka dari dalam mobil.
Dan dia adalah Kak Arlan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Things That We Didn't Say [END]
Ficção GeralRANKING : 1 #IU [24 November 2021] 7 #VIU [15 September 2021] 69 #VBTS [25 Februari 2022] 98 #Dream [23 September 2021] 100 #Friendzone [23 Sept 2021] Secara mengejutkan Nirmala bertemu kembali dengan Galen, cinta pertamanya semasa SMA. Kini mereka...