67. Epilog.

195 35 29
                                    

Penulis.

Nirmala memandangi Galen dan seorang anak laki-laki berambut mangkok yang sedang mencabuti beberapa rumput liar di makam ayahnya dengan tatapan tak terbaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nirmala memandangi Galen dan seorang anak laki-laki berambut mangkok yang sedang mencabuti beberapa rumput liar di makam ayahnya dengan tatapan tak terbaca. Senyum tipis tampak menghiasi wajahnya, namun sebaliknya matanya justru berkaca-kaca.

Sembari menunggu dua orang itu membersihkan makam ayahnya, Nirmala melap foto ayahnya dengan menggunakan tissue basah.

Galen memasukkan rumput liar yang telah Ia cabut ke dalam kantong kresek hitam. "Nah, sudah selesai. Ayo menabur bunga. Nico ikut juga ya"

Nirmala mengangguk samar lalu menabur bunga di atas makam itu, disusul oleh Galen dan bocah bernama Nico itu. Setelah kegiatan menabur bunga dan menyiram air selesai, mereka pun berdoa bersama.

Nirmala tidak bisa menyembunyikan tangisan rindunya pada sang ayah, dan Galen yang menyadari hal tersebut hanya bisa mengelus pundaknya untuk memberikan kekuatan.

"Selamat ulang tahun, Ayah" ucap Nirmala lirih. "Semoga ayah dijauhkan dari siksa kubur dan siksa neraka. Dan kita sekeluarga bisa berkumpul di surga, ya. Aamiin"

"Aamiin" jawab Galen pelan. "Selamat ulang tahun ya, Om. Om nggak perlu khawatir lagi, aku dan Nirmala akhirnya sudah kembali bersama. Aku janji akan selalu ada di sisi Nirmala" lanjut Galen sambil tersenyum.

"Ante nangis?" tanya Nico bingung sambil mendekati Nirmala. Ia lalu memungut beberapa kelopak bunga dari atas makam dan memberikannya kepada Nirmala. "Ini untuk Ante"

Galen dan Nirmala yang melihat itu terkekeh pelan. Nggak Nico, nggak Pak Dion, kelakuannya sama-sama ajaib.

Ya, hari ini Nirmala dan Galen sedang berziarah ke makam ayah Nirmala dengan mengajak Nico, anak pertama dari Pak Dion.

Kalau Pak Dion tau anaknya diajak ke makam alih-alih ke taman hiburan, habislah mereka. Tapi mau gimana lagi? Hari ini adalah hari ulang tahun ayah Nirmala, tapi Pak Dion malah menitipkan Nico karena sedang mempersiapkan persalinan istrinya.

Menurut Pak Dion, Nico tidak betah bersama kakek-neneknya. Karena di sana Nico hanya boleh berada di rumah tanpa diberikan mainan menarik. Sementara bersama Galen, Nico akan diajak melukis, main alat musik, dan kegiatan seru lainnya. Termasuk saat ini, Nico malah kesenengan saat diajak ke makam.

Galen lalu mengambil kelopak bunga tersebut lalu membersihkan telapak tangan bocah itu dari tanah. "Niatmu bagus, tapi nanti kita cari bunga yang lain saja ya untuk menghibur tante Nirmala?"

Bocah itu mengangguk patuh. Namun, tak lama kemudian Ia tiba-tiba memeluk Galen seperti ketakutan.

"Kenapa?" tanya Galen penuh perhatian.

"Ada om itu.." Nico menunjuk-nunjuk foto ayahnya Nirmala yang membuat Nirmala serta Galen saling berpandangan.

Nirmala menelan ludah dengan susah payah. Ya dirinya emang kangen ayahnya, sih. Tapi kalau ada arwah ayahnya di sekitar sini, ngeri juga ya.

Things That We Didn't Say [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang