Penulis.
Oke.
Mulai hari ini Nirmala bertekad untuk lebih agresif lagi dalam mendekati Galen. Ia harus memanfaatkan waktu dengan baik. Jangan sampai kedekatan antara mereka hanya berakhir sebagai sebatas teman.
Tapi tipe Galen yang seperti apa ya? Di SMA dia nggak pernah pacaran dengan siapa-siapa. Saat kuliah pun, Nirmala tidak tau apa-apa karena tidak bisa ngepoin Galen.
Sepertinya Galen tidak suka dengan wanita yang mengejar dia duluan. Ini mungkin saja benar. Galen pasti bosen selalu dikejar wanita. Buktinya, selama ini dia selalu menjadikan Nirmala 'umpan' untuk menolak ajakan kencan dari guru-guru di sekolah. Alasannya sungguh to the point, yaitu karena risih dan tidak suka.
Kalau memang benar begitu, gimana caranya Nirmala bisa memberi kode tentang perasaannya kepada Galen? Kalau Galen malah jadi menjauh, bagaimana?
Ya ampun Galen, kenapa dia misterius banget sih jadi orang?
"Oi, Nirmala. Geser dong. Mau finger print nih. Aku kan mau pulang juga" ucapan Galen sontak membuyarkan lamunan Nirmala.
Gadis itu otomatis geser beberapa langkah agar Galen bisa melakukan finger print. Tapi Ia tetap tidak bisa mengalihkan pandangan dari Galen.
Merasa diperhatikan, Galen melihat ke arah Nirmala. Mata mereka pun bertemu dalam waktu yang cukup lama.
"La" Galen sontak mendekat. "Kamu kenapa deh? Sakit ya? Kumat?" lanjutnya sambil meletakkan telapak tangannya di kening Nirmala.
Bola mata Nirmala refleks membesar karena ulah Galen. Dia bingung harus merespon apa, yang jelas dia harus menahan diri untuk tidak mengatakan apapun karena ujung-ujungnya itu hanya membuatnya terkesan jutek kepada Galen.
"La. Kamu nggak panas, kok. Tapi mukamu merah. Ada alergi ya?" terdengar nada khawatir dari ucapan Galen.
"Me-merah?" tanyanya gugup. Ia tidak habis pikir. Kulitnya kan kuning langsat, memangnya bisa memerah ya kulitnya saat sedang salah tingkah seperti ini?
"Iya. Kayaknya kamu benar alergi makanan, deh" raut wajah Galen berubah serius. "Coba kamu ingat-ingat tadi pagi sama siang makan apa saja. Biasanya kamu makan daging biawak, kan? Sudah nggak cocok ya sama daging biawak? Sampai sakit gini"
"Iiiih, apaan sih? Nggak jelas" omel Nirmala sambil melepas telapak tangan Galen dari keningnya.
Galen tertawa puas. "Lagian kamu kenapa sih bengong gitu? Kalo kamu kesambet, aku nggak akan menolong kamu. Aku nggak berani soalnya"
Nirmala menghela napas lelah. Percuma juga diladenin, yang ada jadi ngomel kayak tadi.
"La? Mau ke mana? Serius deh, kalau kamu ada alergi sesuatu kita ke dokter yuk? Aku antar. Mukamu merah banget tau" ucap Galen sambil mengejar Nirmala yang terlebih dahulu meninggalkannya ke arah parkiran.
"Aku nggak papa, Galen. Sudah ya, aku mau pulang" jawabnya seraya memakai helm. Ia lalu memperhatikan wajahnya melalui kaca spion. Memangnya semerah itu ya wajahnya sampai Galen berisik gini?
Wajah Galen masih menunjukkan kekhawatiran. "Oke, fine. Tapi hati-hati berkendaranya ya, La"
Jantung Nirmala langsung berdetak lebih kencang dari biasanya. Nada dan raut wajah itu.. Galen sedang mengkhawatirkannya. Dia baru saja meminta Nirmala untuk hati-hati. Nirmala tidak sedang bermimpi, kan?
Gadis itu tidak bisa menahan senyumnya dan mengangguk dengan semangat. Ia mulai menyalakan motor dan melaju menjauh dari gerbang sekolah.
Sesuai saran Galen, kali ini Nirmala lebih berhati-hati dalam mengendarai motornya. Walaupun Ia tahu betul bahwa dirinya sehat wal afiat dan wajahnya yang memerah ini hanya karena salah tingkah saja, intinya dia harus sampai rumah dalam keadaan selamat karena Galen yang meminta.
Walaupun pada kenyataannya selama di perjalanan Nirmala terus menggerutu tiap ada kendaraan yang menekan klakson dan menyelip kencang dari sebelah kanannya. Beberapa dari pengendara tersebut terdengar mengomel, walaupun Nirmala tidak tau pasti apa yang mereka katakan.
Bagaimana tidak? Nirmala melaju kendaraannya pada kecepatan 15 km/jam di jalan yang cukup sempit untuk dua buah mobil. Tentu saja ini membuat pengendara lain kesal.
Sementara itu, tanpa Nirmala sadari sebuah vespa merah mengikutinya dari belakang. Galen, sosok yang mengendarai vespa itu tampak jengah dengan kecepatan kendaraannya saat ini yang menunjukkan 15 km/jam saja, karena mengikuti motor di depannya.
"Yang bener aja. Ini mah sama siput maraton juga lebih cepat siput kali" komentar Galen sambil menggelengkan kepala.
Di lain sisi, saat menyadari bahwa Nirmala mendengarkan ucapannya untuk berhati-hati dalam berkendara membuat Galen tersenyum dari balik helmnya.
"Nirmala, Nirmala. Daridulu sampai sekarang kamu ternyata nggak berubah, ya" gumamnya. "Walaupun perasaanmu padaku sudah hilang entah ke mana. Tapi selama kamu nggak berubah, itu sudah lebih dari cukup"
Setelah melalui perjalanan panjang yang memakan waktu lama, motor Nirmala akhirnya berhenti tepat di depan sebuah rumah berpagar kayu dengan halaman yang cukup asri. Gadis itu tampak memasukkan motornya melalui gerbang yang sudah terbuka sejak awal itu.
Dari kejauhan, Galen mencoba mencari celah untuk bisa melihat ke dalam agar bisa melihat lebih jelas rumah Nirmala. Sayangnya usahanya gagal. Tetap saja Ia tidak melihat apapun.
Galen pun memutuskan untuk menyalakan mesin vespanya dan pergi dari tempat tersebut. Yasudah lah. Setidaknya kini Galen tau di mana rumah Nirmala.
Sementara itu, tak lama kemudian Nirmala tampak keluar dari gerbang tersebut sambil menuntun motornya yang diikuti oleh seorang ibu paruh baya.
"Ibuku suka banget loh sama bakso ikannya" ucap Nirmala sambil tersenyum pada seorang perempuan paruh baya tersebut.
"Alhamdulillah.. Terima kasih loh sudah selalu jajan ke sini. Aku padahal jualannya tergantung mood dan hanya menginfokan lewat grup whatsapp saja, tapi kamu selalu beli"
Nirmala hanya membalas ucapan ibu tersebut dengan tertawa.
"Ya sudah Bu, aku langsung pulang saja ya. Terima kasih loh sudah dikasih bonus.. Jadi nggak enak"
"Nggak enak apanya. Aku malah yang berterimakasih sudah dibeli terus dagangannya" balas Ibu itu dengan tulus. "Hati-hati di jalan ya, La. Salam buat ibumu"
Nirmala mengangguk kemudian melaju menjauh dari rumah berpagar kayu itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Things That We Didn't Say [END]
Ficción GeneralRANKING : 1 #IU [24 November 2021] 7 #VIU [15 September 2021] 69 #VBTS [25 Februari 2022] 98 #Dream [23 September 2021] 100 #Friendzone [23 Sept 2021] Secara mengejutkan Nirmala bertemu kembali dengan Galen, cinta pertamanya semasa SMA. Kini mereka...