51. You Are Not Sorry (2).

112 32 16
                                    

Galen.

"Waaaah, Galen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Waaaah, Galen. Terima kasih ya sudah datang. Aku kira kamu nggak akan datang" ucap Bu Eva senang saat melihatku datang ke acara pernikahannya.

"Pasti datang, dong. Semoga jadi keluarga sakinah mawaddah warrahmah ya, Bu Eva" balasku sambil tersenyum tulus.

"Aamiin.. Terima kasih ya, semoga bisa cepat menyusul"

Aku hanya bisa tersenyum kikuk.

Huh? Menyusul katanya? Kenapa sih orang yang sedang menikah selalu mengatakan hal seperti itu? Menikah kan bukan soal susul menyusul. Menikah bukanlah perlombaan.

Belum juga selesai bicara, tiba-tiba diriku terdorong hingga hampir terjungkal ke depan. Untung saja ada seseorang yang menahan tanganku sehingga tidak terjatuh.

"Aduuuh, jangan dorong-dorong dong" gerutu Dion, sosok yang ternyata menahan tanganku. "Hehe, maaf ya, Gal. Hampir saja kamu jatuh gara-gara terdorong. Ini semua gara-gara rombongan sekolah rusuh di belakang, tuh. Rusuh banget. Sebel saya"

"Rombongan sekolah?" ulangku sambil melihat ke sisi belakang.

Wah, iya benar. Ternyata di belakangku sudah ramai dengan para rekan guru yang seperti biasa sangat heboh. Sejak kapan mereka datang?

Tak lama kemudian, Dion kembali terdorong sehingga menabrak tubuhku. Untung saja kali ini aku lebih siap menerima dorongan tersebut, sehingga kali ini aku bisa menahan tubuh Dion.

"BISA TENANG NGGAK SIH? JANGAN DORONG-DORONG DONG, ASTAGAAA" teriakan Dion sontak membuat rekan guru kompak kembali baris dengan teratur.

Aku hanya bisa menggelengkan kepala. Pasti ketika melihat kejadian ini, tidak ada yang bisa menyangka bahwa segerombolan makhluk rusuh di acara pernikahan ini memiliki profesi sebagai guru.

Demi menghindari kericuhan berkepanjangan, aku pun memilih untuk turun dari panggung sambil mencari Nirmala. Dia ke mana ya? Daritadi aku nggak lihat batang hidungnya.

Hari ini kami kondangan dengan datang sendiri-sendiri. Kami sebelumnya sepakat untuk hadir sebagai pasangan kekasih, tapi entah kenapa Nirmala langsung berubah pikiran saat Ia tau bahwa aku juga mendapat kartu undangan dari Bu Eva.

Dia saat itu bilang bahwa dirinya belum siap untuk go public. Huh, apa yang harus dipersiapkan? Apa sih yang menjadi masalah baginya? Aku saja sudah tidak bekerja di sana. Tapi jika itu maunya, ya sudahlah.

Aku langsung melambaikan tangan ke arah Nirmala begitu menemukan sosok mungil itu. Hari ini dia sangat cantik dengan dandanan, tatanan rambut, serta dress itu. Tidak, dia memang selalu sangat cantik. Kenapa aku baru sadar sekarang?

 Kenapa aku baru sadar sekarang?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Things That We Didn't Say [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang