47. The Date.

113 34 23
                                    

Penulis.

Nirmala benar-benar tidak terlihat waras sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nirmala benar-benar tidak terlihat waras sekarang. Walaupun makanan yang mereka pesan belum sampai, tapi Nirmala tetap tidak bisa berhenti untuk tersenyum.

Bagaimana tidak? Baru-baru ini Ia diperlakukan layaknya ratu oleh Galen. Ketika keluar dari mobil, Ia dibukakan pintu oleh Galen. Begitu pula saat mau duduk, Galen menarik bangkunya terlebih dahulu.

Galen yang kini duduk dihadapannya sadar akan tingkah aneh Nirmala, tapi Ia memilih untuk tidak ambil pusing. Toh, menurutnya kekasihnya ini memang agak aneh sejak dulu. Dan di sini, Galen merasa dirinya lah yang paling aneh karena suka dengan cewek aneh.

"Gal. Kamu nggak nanya kenapa aku senyum-senyum terus?" Nirmala akhirnya membuka pembicaraan.

"Nggak" jawab Galen singkat dan jujur, tampak tidak tertarik sama sekali.

Nirmala cemberut mendengar jawaban Galen. Dasar perusak suasana. Nyebelin. Malesin.

Tak lama kemudian, senyumnya kembali merekah begitu appetizer pesanannya datang.

"Terima kasih" ucap Galen dan Nirmala bersamaan. Mereka sempat bertatapan sebentar karena ketidaksengajaan tersebut, sampai akhirnya Nirmala yang memilih memutus kontak mata karena masih bete dengan jawaban menyebalkan dari Galen tadi.

"Nggak dimakan?" tanya Galen sambil memperhatikan Nirmala yang terus melihat appetizer di piringnya dan wajah Galen secara bergantian.

"Nungguin punya kamu" jawaban polos Nirmala sukses membuat Galen refleks tersenyum.

Galen mengangkat gelas beningnya yang berisi cocktail. "This is mine"

"Cuma itu? Mana kenyang" komentar Nirmala.

"Ususku lebih kecil dari ususmu. Bahkan aku bisa kenyang hanya dengan meminum ini saja" jawab Galen lalu meneguk minuman berwarna cokelat itu dari gelasnya dan mengernyit.

"Alkohol?" tanya Nirmala sambil memasukkan salad ke dalam mulutnya. Matanya sontak membesar begitu merasakan salad tersebut. Bagaimana bisa ada salad rasanya bisa seenak dan sesegar ini? Harga memang tidak pernah berbohong!

"Sedikit" jawab Galen lalu meneguk minumannya lagi.

"Kalau begitu, itu haram" ucapan Nirmala membuat mood Galen sedikit memburuk.

"Hubungan kita pun juga terhitung haram di agama kita. Dan kamu tidak masalah"

"Oh iya ya? Benar juga. Oke, kalau gitu lanjutkan saja minumnya" Nirmala akhirnya mengalah karena merasa ada aura tidak enak di sekeliling Galen.

Tapi sebenarnya benar juga sih. Kenapa orang-orang menghindari makanan haram sementara mereka tidak menghindari pacaran? Ah, nggak tau deh. Bikin mikir saja.

Main course pesanan mereka akhirnya datang dan kini telah tertata rapi di atas meja.

Nirmala yang awalnya tampak bersemangat untuk menyantap daging dengan mushroom sauce itu, merasa tidak nyaman begitu menyadari sosok di depannya terus menatapnya sambil menopang dagu.

Things That We Didn't Say [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang