56. Scars.

95 29 2
                                    

Nirmala.

Aku melirik Kak Arlan yang sedang membaca koran dan Lisa yang sedang memotong kuku secara bergantian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melirik Kak Arlan yang sedang membaca koran dan Lisa yang sedang memotong kuku secara bergantian. Jujur, ini aneh banget. Kenapa suasana rumah bisa setenang ini saat Lisa ada di rumah? Apa mungkin Lisa dan Kak Arlan sedang berantem?

Kalau benar, berantem karena apa? Kok jadi kepo.

"Ehem" aku mencoba mencairkan suasana. "EHEM HEM HEM"

"BERISIK" tegur Lisa dan Kak Arlan bersamaan, membuatku semakin yakin kalau memang ada yang tidak beres dengan hubungan mereka berdua.

"Biasa saja dong" komentarku pelan sambil merogoh saku celana untuk mengambil hp yang terasa bergetar.

"Hallo, Gal. Ada apa?" aku membuka pembicaraan, yang membuat Lisa dan Kak Arlan kompak melirik ke arahku.

"Kok kamu jadi romantis gini sih, pakai acara nanyain aku sudah makan atau belum? Kamu takut aku sakit yaaa? Iya kaan?" aku semakin membesarkan volume suaraku. "Ya kamu tau lah, aku kalau urusan makan mah pasti nomor satu. Aku sudah makan, kok. Kalau kamu sendiri gimana? Sudah makan?" ups, sepertinya obrolanku saat ini sukses membuat perut Kak Arlan mual. Buktinya, tak lama kemudian Ia melipat koran yang dibacanya lalu pergi dari sofa.

Aku tersenyum menang begitu melihat Kak Arlan berlalu dan segera menghentikan aktingku barusan. Ya, aku baru saja bertingkah seolah-olah mendapat telepon dari Galen agar Kak Arlan cepat pergi dari ruang keluarga.

Tentang hp-ku yang tadi bergetar? Oh, itu hanya notifikasi dari aplikasi yang menandakan kalau sholat ashar di Jakarta sudah bisa dilaksanakan. Nggak nyangka deh, aku bisa sejenius ini.

Sebenarnya, aku merasa ada yang tidak beres dengan Lisa dan Kak Arlan, jadi aku melakukan ini karena ingin berbicara berdua saja dengan Lisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya, aku merasa ada yang tidak beres dengan Lisa dan Kak Arlan, jadi aku melakukan ini karena ingin berbicara berdua saja dengan Lisa.

"Astaga" Lisa menutup mulutnya. "Kamu tadi cuma akting ya? Kamu nggak dapat telepon dari Galen?"

Aku menunjukkan layar ponselku yang menampakkan homescreen sambil menjulurkan lidah.

"Aku sengaja biar Kak Arlan pergi dari sini" ucapku sambil mendekati Lisa yang sedang mengumpulkan kuku-kukunya yang berserakan di lantai. "Menelepon cuma untuk menanyakan aku sudah makan atau belum tuh bukan gayanya Galen banget"

Things That We Didn't Say [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang