07

164 9 0
                                    

7. Kerja Kelompok Rusuh

Entah sebuah kesialan atau keberuntungan bagi Gara ketika mengetahui dirinya satu kelompok dengan Ghea dan kumpulannya yang minim akhlak, tambah sialnya lagi adalah dirinya satu-satunya lelaki dalam kelompok tersebut, dan para betina tersebut ngotot ingin mengerjakan dirumahnya lantaran sang abang yang katanya penuh karisma tersebut akan pulang dari tugas yang dimulai satu minggu yang lalu. Bagaimana mereka tau? Tentu saja dari Ghea yang abangnya selalu tugas bersamaan dengan Dewa.

Gara dan motor hitamnya memasuki pekarangan rumah dengan Ghea yang nangkring di jok belakang, diikuti dua montor scoopy berwarna kuning dan merah. Di teras rumah terlihat Bundanya yang tengah menyapu, tanpa aba-aba Ghea meloncat turun dari motor Gara hingga membuatnya oleng.

Gadis itu berlari secepat kilat mendekati sosok wanita paruh baya yang begitu dirindukannya, Bunda Gara. Dan dengan tidak tau malunya dan tanpa akhlak, dirinya memeluk Bunda dari belakang dengan sangat kuat, lantas membuat mereka hampir terjungkal jika Bunda tidak dapat menyeimbangkan diri.

" Huaaa Bundaaaa Ghea kangen huhuuuu!!" Teriaknya pura-pura menangis, Gara mendelik melihat aksi gadis tersebut sedang Bunda hanya terkekeh dan membalikan badannya dan beralih memeluk Ghea, gadis badung yang menjadi teman anak bungsunya sejak SMP.

Mereka memang sudah mengenal sejak lama lantaran Ghea yang sering ikut Gara ke rumah lelaki tersebut, numpang makan katanya. Tentu saja Bunda senang dengan hal tersebut, karena sudah lama dirinya menginginkan seorang anak perempuan, eh malah yang keluar Gara. Sayangnya setiap Ghea berkunjung ke rumah, Dewa sedang bertugas dan saat itu dirinya baru memasuki dunia militer.

" Bunda kok mau si meluk human modelan Ghea." Rajuk Gara sembari memeluk Bundanya dari samping kiri setelah berhasil menepis kedua tangan Ghea yang gelendotan di tubuh sang bunda tercinta. Siempu yang kena tepis memelototkan matanya pada sang pelaku dengan wajah garang yang dibuat-buat, bukan menakutkan jatuhnya malah aneh karena wajahnya khas orang tionghoa, dan jadilah kedua manusia tersebut memperebutkan Bunda hingga membuat wanita tersebut pusing.

" Gila lo berdua, sama-sama ga punya akhlak kasian itu Tantenya pusing kalian tarik-tarik!" Damprat Shela, gadis tomboy dengan perangai tanang yang tergila-gila dengan cowok tampan. Mendengarnya, kompak mereka melepas cekalan dan memeriksa tubuh Bunda dari atas kebawah.

" Udah ajak temen kamu masuk sana, pusing Bunda sama kamu Gara." Celetuk Bunda dan berlalu memasuki rumah dengan satu tangan memegang kepala dan satunya lagi menenteng sapu. Gara mendengus melihat Ghea yang menjulurkan lidah mengejeknya dan berlalu pergi diikuti kedua temannya.

Mereka mendudukan diri di atas karpet bulu yang terletak di ruang keluarga, tidak dengan Gara yang berlalu kekamarnya yang berada di sudut rumah untuk mengambil laptop dan meletakan tas sekalian mandi katanya, gerah. Kenapa tidak di ruang tamu? Tanyakan saja pada Ghea yang langsung nyelonong dan menempatkan diri disana.

Membuka laptop dan mengobrol, entah tentang apa dengan heboh menunggu kedatangan Gara, membagi tugas dan mulai mengerjakan. Hampir 15 menit yang ditunggu akhirnya menampakan batang hidungnya dengan rambut basah dan baju yang barusaja dipakai, bukannya terpesona dengan penampilan Gara sehabis mandi, mereka dengan kompak membuang muka dan pura-pura muntah, geli agaknya melihat Gara yang bobrok sekarang pura-pura menjadi pira dingin penuh pesona.

" Napa lo pada? Gue tau gue ganteng udahlah gausah pura-pura." Celetuknya kelewat percaya diri.

Pletaakk

Dan ini adalah suara jidat Gara setelah mendapat lemparan remot dari Ghea yang kini telah menatapnya geli dan muak, mukanya memerah dengan gigi bergemelutuk menahan diri agar tidak mengumpati Gara habis-habisan di rumahnya sendiri.

Selesai dengan petengkaran yang berakibat ruangan berantakan, mereka telah fokus dengan tugas masing-masing dengan gaya seriusnya sendiri-sendiri, Gara yang memakai kacamata anti radiasi melorot dan sebuah bolpoin yang disangkutkan di telinganya, Ghea yang malah berjongkok, Shela normal sedang Dini telungkup.

Suara orang mengucap salam dengan suara rendah berbumbu serak-serak basah berhasil menghentikan kegiatan para wanita, kecuali Ghea yang kini telah meluruskan kakinya dan Gara yang acuh. Beberapa saat kemudian terlihat siluet seorang pria tegap dengan baju khas prajurit melekat ditubuhnya.

~~~
TBC

Saudara Sang Monster LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang