13. Terlupa Karena Tugas Negara
Dewa dan beberapa rekannya telah berhasil mendarat di Teluk Palu, kali ini tanpa saudara baja hitamnya. Kerusakan terlihat di sejauh mata memandang, buing-buing bangunan berserakan, beberapa pohon kelapa tumbang yang menghalangi jalan, beberapa orang yang tengah mengevakuasi jasad korban diantara tumpukan puing.
Tempat yang sebelumnya terlihat memukau dengan birunya air laut berpadu dengan keindahan pantainya kini sirna meninggalkan kenangan yang membekas bagi para warga dan beberapa orang yang pernah berkunjung kesana.
Diujung sana, tampak bangunan sebuah masjid yang menjadi ikon kota Palu. Masjid unik yang mengapung di tengah birunya air laut, khubahnya akan menampilkan pancaran cahaya indah saat malam hari. Kini tiang penopangnya roboh, strukturnya masih utuh namun bangunannya miring ke kiri, ruangan-ruangan didalamnya pun tergenang air.
Dewa melangkahkan kakinya bersama beberapa rekannya menuju tenda TNI, sekedar untuk meletakan barang dan bertegur sapa dengan para prajurit lainnya, sebelum akhirnya membantu mengevakuasi para korban baik yang selamat maupun tidak bernyawa.
Ketika ingin membantu salah seorang tim basarnas yan tengah kesulitan mengeluarkan salah satu korban dari timbunan puing, telinganya mendengar rintihan seorang anak kecil. Pandangannya mengedar sembari mempertajam pendengarannya.
" Shh errghh" Samar dirinya mendengar gerangan kesakitan dari arah barat, pelan tapi pasti kakinya melangkah kesumber suara. Disana, beberapa langkah lagi dari tempatya sekarang, seorang anak lelaki dengan baju koko putih yang sudah sedikit lusuh tengah terbaring lemah diatas tanah dengan kedua kakinya yang tertimpa batang pohon kelapa yang cukup besar.
Cepat-cepat dirinya menghampiri dan dengan sigap menyingkirkan batang pohon tersebut kearah lain hingga menimbulkan suara dentuman tanah. Berjongkok untuk mengecek tanda-tanda fitalnya seperti denyut nadi dan deru napas, lalu segera membopong tubuh anak tersebut dan membawanya ke tenda darurat untuk mendapat pertolongan.
Meletakannya di salah satu tandu kosong diantara tandu-tandu lainnya yang sudah terisi oleh para korban lainnya. Menunggu dan memperhatikan anak tersebut yang tengah ditangani oleh seorang relawan medis, takut-takut jika terjadi hal yang serius dan mengharuskannya mendapat perawatan di rumah sakit kota.
Dan benar saja, relawan tersebut memintanya mengantarkan anak tersebut ke rumah sakit kota bersama beberapa korban dengan luka serius lainnya menggunakan kendaraan TNI bersama beberapa prajurit angkatan darat.
Korban terus bertambah dan ditemukan di setiap waktunya, membuat mereka para prajurit, tim penyelamat dan relawan medis bekerja dengan seluruh tenaga serta kemampuannya. Matahari tak lagi menampakan wujudnya dan terganti dengan bulan dan pasukannya pun mereka tetap berusaha menyelamatkan para korban, keselamatan mereka menjadi yang utama sekarang ini.
Dan dengan segala kesibukan dan pekerjaan yang dilakukannya di tempat terdampak bencana, Dewa berhasil melupakan seorang gadis yang telah berhari-hari menghantui pikirannya. Gadis yang saat ini tengah merepotkan adiknya dengan segala tingkah dan kecerobohannya di kampus.
" Ayo anterin gue balik, tugas gue ketinggalan Gara!!" Ucapnya heboh bercampur panik dengan tangan tidak tau diri menrik-narik kerah belakang Gara yang tengah menikmati semangkuk soto.
" Hmm..." Gumam Gara yang sama sekali tak merasa terganggu dengan ulah gadis di belakangnya yang saat ini tambah panik karena jam perkuliahan akan segera dimulai 15 menit lagi.
" Buru Gara!! Ayok ihh ntar gue dimarahin gimana, aduh?!!" Teriaknya semakin panik dengan tangan yang juga semakin brutal menarik kerah Gara tambah satu tangan lagi yang menggoyang brutal bahu pemuda tersebut hingga membuatnya tersedak.
" Ck, nyusahin banget dah lo jadi manusia heran gue!" Decak Gara yang telah bangkit dari posisinya dan membenahi kerahnya. Sedang gadis tersebut telah berlari hingga pintu kantin tanpa menggubris umpatan Gara dan berteriak kencang menyerukan nama pemuda tersebut, Gara menghela napas dan banyak-banyak beristighfar jika menghadapi Ghea.
~~~
TBC
Dipersilahkan untuk memencet bintang di pojok kiri
Sekian terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudara Sang Monster Laut
Genel KurguAbdi negara, pekerjaan mulia bertaruh nyawa. Bertugas di daerah nan jauh di sana, meninggalkan sanak saudara. Mengorbankan nyawa demi melindungi jutaan nyawa saudara serta kedaulatan bangsanya. ==================================== TERINSPIRASI DARI...