57

105 8 2
                                    

57. Merelakan dan Mengikhlaskan

Sudah lima hari berlalu sejak berita tenggelamnya kapal selam yang di tumpangi Dewa, Ghea telah bersiap menerima kemungkinan terburuk yang akan didengarnya. Lagi, bukankah itu sudah takdir? Ghea hanya dapat berserah dan berdoa semoga diberi yang terbaik untuknya serta sang suami, dan jika yang terbaik adalah adalah kemungkinan terburuknya bisa apa Ghea?

Wanita itu tampak baru saja memasuki halaman rumah, dengan mobil mini keluaran Jepang berwarna silver miliknya. Iya, semenjak kabar kapal selam Dewa tenggelam dan dirinya kembali berbadan dua, Ghea memutuskan hanya mengambil shift pagi sampai sore, malamnya akan wanita itu gunakan untuk bermain dan belajar bersama kedua anaknya yang sebentar lagi akan memasuki bangku sekolah dasar.

" MAMAAAA!!!!" Teriakan melengking dua bocah dengan muka serta tubuh cemong akan lumpur menyambutnya ketika membuka pintu mobil. Terkejut tentu saja, apalagi mendapati menampakan anaknya yang, ah ya begitulah membuatnya menghela napas dan menggeleng gemas.

Dua bocah dengan wajah mirip tersebut berlarian di jalanan komplek dan memasuki halaman rumahnya. Wajahnya nampak berbinar-binar, masing-masing dari mereka membawa satu kantong plastik hitam yang entah apa isinya. Ghea mengernyitkan dahi bingung, lalu menunduk dan menatap bergantian dua bocah tersebut meminta penjelasan, mengerti dengan keinginan Mamanya, sang abang pun menyeletuk.

" Al sama El tadi main ke sawah Ma! Tangkep belut sama keong sama temen-temen, kita dapet banyak loh!! Nanti Mama masak ya?!!" Ucapnya girang sambil menunjukan belut-belut yang berada di kantung plastiknya tengah menggeliat lalu disusul sang adik yang turut menunjukan isi plastik hitam miliknya yang terisi penuh dengan keong sawah.

Ghea melongo dibutnya ketika melihat hasil tangkapan kedua anaknya, dan wau sepertinya mereka berbakat, iya berbakat membuat Mamanya cepat tua karena segala tingkahnya yang tak dapat dinalar. Lalu wanita itu mengurut pelipisnya ketika menyadari sesuatu, memang ada sawah disebrang kompleks ini cukup luas walaupun didaerah perkotaan, tapi masalahnya adalah jarak kesana itu lumayan jauh bagiaman bisa anak-anaknya ini sampai kesana.

Oke lupakan itu, sekarang yang terpenting adalah membersihkan bocah-bocah tersebut beserta dirinya sekalian. Lalu memasak dua jenis makhluk yang dibawa si kembar pulang, Azka sedang mengerjakan tugas kelompok bersama teman-temannya dan tadi pemuda itu telah mengirim pesan. Dan dua bocah itu ditinggal dirumah sendiri? Tenang sudah biasa mereka, pun semua orang di kompleks ini mengenal mereka juga warga kompleks sebelah, jadi tak susah untuk mencarinya.

Bulan telah menggantikan matahari untuk tugasnya menyinari bumi, kegelapan dengan kerlap-kerlip lampu serta bintang pun telah nampak. Keempat anak manusia berbeda usia tengah terduduk di ruang keluarga menyaksikan sebuah tayangan anak kembar di televisi.

Dengan dua anggota paling muda yang mulutnya tak berhenti menikmati belut goreng tepung, serta olahan keong sawah, mencomotnya dengan saus atau mayo, mengambil daging keong dengan tusuk gigi lalu menyedot kuah bumbunya yang bersarang di cangkang keong.

" Besok nyari lagi ya Bang, biar dimasak enak sama Mama!" Seru si adik dengan girang dibalas anggukan tak kalah antusias dari sang empunya, Ghea menghembuskan napas pasrah dengan Azka yang terkekeh, terserah mereka sajalah.

" Setelah dilakukan pencarian selama empat hari, dengan mengerahkan banyak bantuan dari negara tetangga, kotak visual kapal selam KRI Nanggal 402 akhirnya ditemukan. Lokasinya berjarak 1500 di Selatan tempat tenggelam dengan kedalam 850m." Suara seorang pembaca berita mengalihkan atensi Ghea dari kedua anaknya, Azka baru saja menggantinya tadi. Di layar menampilkan video seorang petinggi militer tengah menjelaskan keadaannya melalui sebuah layar yang menampilkan gambar berwarna hijau dengan titik-titik merah.

" Kapal ditemukan terbelah menjadi tiga bagian, dan dalam kedalam tersebut ke-53 awakkapal kecil kemungkinan untuk diselamatkan." Ghea tersenyum tipis mendengarnya, dirinya telah menyiapkan diri untuk mendengar hal ini, namunkenapa rasanya tetap menyesakan? Dalam hatinya ia berdoa untuk sang suamibeserta rekan-rekannya, air matanya menetes dengan sendirinya tanpa diminta,Azka menatap sedih kearah sang Kakak lalu menarik wanita tersebut kedalampelukannya, pecah sudah tangis Ghea membuat dua bocah yang asik dengan dunianyamenoleh terkejut mendengar Mamanya menangis.

~~~
TBC

Saudara Sang Monster LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang