11

158 11 0
                                    

11. Ada apa ini?!!

Seorang pria yang masih dengan seragam lengkap tengah berbaring telentang diatas ranjangnya, pikirannya melayang mengingat pertemuan pertamanya dengan seorang gadis yang kini berada di rumah ketika di pelabuhan beberapa minggu lalu.

Lalu pikirannya beralih pada setiap ekspres gadis tersebut yang pernah dilihatnya, wajah terkejutnya, ekspresinya ketika serius mengerjakan sesuatu, suaranya, ah dan satu lagi teriakannya barusan yang ternyata tidak main-main.

Sebentar, apa ini? Tersadar dari pikiran ngaconya yang menjerumuskannya pada dosa, pria itu menggeleng, menghela napas kasar sembari mengusap wajahnya. Ekspresinya gusar, ada apa ini? Kenapa dirinya menjadi seperti seorang remaja yang baru puber?

Berdecak dan segera bangkit dari posisinya, berjalan menyambar handuk dan berlalu memasuki kamar mandi, sepertinya ia membutuhkan guyuran air dingin untuk menyegarkan kembali pikirannya yang mulai ngawur, dan pria tersebut adalah Dewa seseorang yang tidak pernah berurusan dengan wanita semasa hidupnya, kecuali sang Bunda dan beberapa saudara perempuannya.

Prajurit sekaligus pria telat puber tersebut sekarang tengah berada di ruangmakan seorang diri, tepatnya tengah duduk di salah satu bangku dengan sepiring makanan yang dianggurkan didepannya dengan mata menatap lekat seorang gadis yang sedari tadi memenuhi pikirannya dan membuatnya nyaris gila.

Tiba-tiba saja gadis itu mengalihkan pandangan kearahnya, mata hitamnya nampak sedikit melotot bertatapan dengannya selama beberapa detik sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya kembali sembari bergidik.

Sedikit terkejut dengan pemutusan kontak mata tersebut, Dewa mengerjabkan matanya lalu mendengus dan memutuskan untuk memakan makanan yang sedari tadi diabaikannya. Ditegah-tengah acara makannya, suara teriakan jengkel gadis itu terdengar bersahutan dengan jawaban lempeng seorang gadis lain dan decakan kesal sekaligus cibiran dari adiknya.

Dari ekor matanya, dirinya melihat gadis tersebut berjalan dengan sangat pelan matanya melirik takut-takut kearah dirinya, mati-matian Dewa menahan diri untuk tidak tertawa dan berusaha tidak mempedulikan. Selesai dengan urusan makannya, dirinya melihat gadis tersebut tengah mencari sesuatu dengan mulut menggerutu, memilih mendekat dan menanyakan apa yang dicarinya.

" Menaci apa?" Diluar dugaan gadis itu tampak terkejut setengah mati lalu menjawab dengan terbata, tak sabar Dewa memotong ucapannya.

" Itu apa?" Lagi, gadis itu memberikan reaksi yang cukup menggelikan, tubuhnya terdiam kaku sedang wajahnya menunjukan sebuah kecemasan. Sebelum akhirnya berjalan menuju lemari es dengan terburu-buru dan mengambil botol sirup, Dewa mengernyit dan lagi-lagi harus menahan tawanya agar tidak terlepas melihat tingkah ajaib gadis didepannya.

Malamnya Dewa dibuat uring-uringan dan gelisah tiada akhir karenanya, pikirannya dipenuhi berbagai tingkah polah seorang gadis yang bahkan baru dua kali dilihatnya. Kali ini pria tersebut tengah berada di sebuah lapangan menembak bersama beberapa rekannya, bersiap membidik untuk mengenai sebuah sasaran.

Merasa diperhatikan, ia mengalihkan pandangan setelah berhasil mengenai sasaran dengan sempurna. Dirinya tertegun mendapati keberadaan seorang gadis yang beberapa hari lalu memenuhi pikirannya. Gadis itu tampak salah tingkah dan mengedarkan pandangan keseluruh penjuru berusaha menghindari tatapannya.

Salah seorang temannya menepuk pelan pundak gandis tersebut, lagi reaksi konyol diberikannya. Gadis itu terlonjak dan mengucapkan kalimat konyol yang membuatnya tak bisa menahan diri untuk tidak terkekeh geli pun dengan teman-temannya yang melakukannya dengan serentak.

" Nggak gue nggak ngeliat!!" Ucapnya panik.

" Liat apa lo?" Tanya teman Dewa yang tidak lain adalah Gandi dengan mata menyelidik penuh curiga. Dewa menggelengkan kepala pelan dan tersenyum tipis, mengalihkan pandangan untuk kembali memfokuskan diri pada sasaran dan mulai menebak.

~~~
TBC

Saudara Sang Monster LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang