54. Terpukul
Farhan dan Azka diam dengan pikiran masing-masing, dua pemuda itu sesekali saling melirik lalu menghembuskan napas berat. Sedangkan Ghea, wanita itu masih sibuk mengurusi kedua anaknya yang terlewat aktif.
Ketika melihat Ghea yang telah selesai dengan urusannya, Farhan menghela napas panjang sekali lagi dan mengusap kasar wajahnya, bersiap membuka mulut untuk memberitahukan Ghea tentang sang suami. Namun niatnya kembali urung ketika mendengar dering ponsel milik Ghea menginterupsi sang empu. Wanita itu tampak mengernyit ketika melihat nama sang penelepon, lalu mengangkat lengannya mendekatkan ponsel dengan telinganya.
" Halo? Tumben telpon, kenapa Bang?" Ucap Ghea pada sang penelpon dengan wajah heran, Farhan dan Azka kembali saling pandang dengan wajah cemas menanti, kira-kira apa yang akan dikatakan sang penelpon yang mereka tebak adalah Gandi.
" Haaahh, gini Ghe lo yang sabar ya? Berdoa terus yang terbaik buat suami lo, yakin kalo suami lo kuat dan baik-baik aja ya?" Jawab seseorang diseberang sana sedikit gagu setelah sebelumnya menghela napas panjang, Farhan dan Azka yang tidak sengaja mendengar kompak berdecak dan mendesah frustasi.
" Apasih maksud lo? Ya jelas Bangwa nggakpapa orang tadi malem masih telponan sama gue kok, kenapa sih ada apa emangnya?" Sahut Ghea kebingungan, alisnya bertaut sembari menutupi rasa tak nyaman serta perasaan takut kehilangan yang tiba-tiba menyusup di relung hatinya.
" L-lo belum liat berita?" Ucap Gandi terbata ditengah rasa panik yang melanda dirinya di pelabuhan sana mengetahui banyak rekan sekaligus sahabat dan adik iparnya tengah kesulitan di dalam laut sana. Iya, pria itu memang turut andil dalam latihan perang, namun dengan kapal selam lain.
" Berita apasih Bang? Lo yang jelas dong kalo ngomong!" Sentak Ghea sedikit emosi, pikirannya ikut kalut sekarang.
" Ghe, lo tau kan kita hari ini lagi latian perang?" Tanya Gandi dengan hati-hati, Ghea mengangguk membenarkan meskipun sadar Gandi tak akan dapat melihatnya di seberang sana.
" Haaahh kapal selam suami lo hilang kontak kita lagi berusaha nyari posisi kapal selamnya sekarang, l-lo yang sabarnya berdoa yang terbaik buat suami lo, mereka punya cadangan oksigen buat 72 jam, s-sekarang tarik napas tenangin diri lo, ya?" Terang Gandi, jangan tanya bagaimana Ghea sekarang, tentu saja wanita itu sedih, terkejut juga terpukul disaat yang bersamaan. Air mata mengalir begitu saja tanpa dapat dicegahnya.
Kenangan dua hari yang lalu tiba-tiba terputar diotaknya, tentang Dewa yang memintanya untuk menjaga diri dan anak-anak mereka dengan wajah sedikit gusar, lalu bagaimana cara pria itu memeluknya serta membubuhkan kecupan yang tidak seperti biasanya. Lalu, Al dan El iya putra-putranya yang menahan sang Papa untuk tidak pergi bertugas. Tangannya lemas, pikirannya kalut, jantungnya berdetak tak karuan, pegangannya pada ponsel pun mengendur membuat ponsel tersebut meluncur dengan mudahnya.
Praakk
" Ghe?!! GHEA?!!! LO DENGER GUE NGGAK? GHE!!?" Teriak Gandi dengan panik terdengar sebelum sambungan telepon mati dan terdengar suara-suara gaduh di seberang sana, iya pria itu yang mematikannya.
Dua pemuda yang sedari tadi berada disana dan melihat semuanya beringsut mendekati Ghea yang kini telah terduduk lemah diatas lantai dengan air mata yang mengucur dari kedua matanya. Pun dengan dua putranya yang menatap bingung ke arahnya sebelum memutuskan untuk mendekat dan duduk dipangkuan Mamanya, memberi wanita itu dua pelukan.
" Mbak/Kak!!" Ucap Farhan dan Azka serentak, dua orang tersebut memandang prihatin juga sedih kearah Ghea. Tangan Azka terulur untuk mengusap pelan punggung sang kakak yang bergetar lantaran tangis. Wanita itu memeluk dua putranya yang masih kebingungan dengan erat lalu kembali menumpahkan tangisnya.
" Hikss, suami Kakak Azka!! Suami Kakak!!" Jeritnya menyesakan sembari menahan tangis, Azka hanya bisa diam dan terus mengusap punggung Ghea menenangkan.
~~~
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudara Sang Monster Laut
General FictionAbdi negara, pekerjaan mulia bertaruh nyawa. Bertugas di daerah nan jauh di sana, meninggalkan sanak saudara. Mengorbankan nyawa demi melindungi jutaan nyawa saudara serta kedaulatan bangsanya. ==================================== TERINSPIRASI DARI...