27. Resmi Bertunangan
Seminggu telah berlalu sejak kejadian ulangtahun beserta lamaran dadakannya Ghea, dan hari ini adalah acara pertunangannya. Bukan acara besar sebenarnya, hanya acara pertunangan sederhana yang dilakukan dirumah mempelai perempuan dan dihadiri sanak saudara.
Dan dihari yang akan menjadi salah satu hari bersejarahnya, gadis tersebut masih menjadi gembel di hari yang menjelang siang. Tengkurap sembari mengubur diri di dalam selimut tebal gadis itu masih berkelana di alam mimpi.
Tak lama seorang wanita paruh baya dengan pakaian kebesarannya dirumah, lengkap dengan keringat yang mengalir di wajahnya lantaran sibuk mempersiapkan acara pertunangan sang putri dengan beberapa saudara membuka kamar gadis tersebut tak santai lalu mendengus dan berkacak pinggang, menarik napas sedalam mungkin bersiap mengeluarkan teriakan mautnya untuk menarik sang putri kedunia nyata.
" GHEA APRILIA!! BANGUN KAMU SEKARANG!! BOCAH WEDOK AREP RABI KOK AWAN JEK KLIMBRAK-KLIMBRUK NYANG KASUR?!!" Teriakannya menggema lengkap dengan omelan medoknya, jangan lupakan tangannya yang juga ikut serta menarik selimut yang membungkus tubuh sang putri, menarik bantal yang digunakannya kasar dan memukulkannya pada sang empu brutal.
" Errgghh Mama Ghe pusing kalo digebukin gini." Gerangnya dengan suara serak khas bangun tidur dengan kaki meringkuk dan menendang-nendang kasar dan tangan yang melindungi kepalanya dari amukan sang mama.
" Bangun-bangun nggak kamu, mandi kono terus ambil baju nde butik." Ucap Mama dengan tangan yang aktif memberikan berbagai cubitan.
" Aduh Mama, iya iyaa ini Ghe bangun udah ih sakit tau." Sahutnya sembari mendudukan diri bersandar di kepala ranjang dan mengusap-usap bagian tubuhnya yang terkena serangan mematikan. Mama yang melihat dirinya telah bangun melenggang pergi tanpa mengatakan apapun lalu menutup pintu kamarnya sedikit keras hingga menimbulkan suara debuman, Ghea mengusap wajah dan menghela napas menghadapi kelakuan sang Mama yang terkadang out of the box.
Jam menunjukan pukul 7.30 malam, yang artinya sebentar lagi acara pertunangan Ghea akan dimulai. Ruang tamu telah ditata sedemikian rupa agar terlihat lebih luas sekaligus indah, karpet bulu panjang terbentang kesekeliling ruangan, ditengahnya terdapat sebuah meja pendek yang di sekelilingnya terdapat beberapa spons kotak sebagai alas untuk duduk, tidak kalah dinding pun penuh dengan berbagai ornament pemanis, disudut ruangan diletakan meja besar berisikan berbagai hidangan.
Ghea tengah mematut dirinya di depan cermin besar di dalam kamarnya, di atas ranjangnya ada Shella yang tengah berbaring tengkurap dengan handphone tidur serta Azka yang diculiknya ke dalam kamar untuk menemaninya bersiap, bocah tersebut duduk santai sembari menatap takjub kakaknya yang tengah dirias oleh Dini.
Semua orang telah berkumpul di ruang tamu, pun dengan beberapa sanak saudara Dewa yang ikut serta dan sebagian telah Ghea kenal. Ghea duduk di tengah ruangan diapit oleh kedua orangtua, abang serta adiknya, pun dengan Dewa yang duduk didepannya diapit oleh Bunda serta Gara, dengan meja sebagai pembatas diantara mereka.
" Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu." Ucap Dewa untuk memulai acara pertunangannya dan dijawab serentak oleh setiap orang yang hadir.
" Jadi kehadiran saya disini, saya berniat untuk melamar anak Bapak yang bernama Ghea Aprilia, apakah Bapak memberikan restu untuk kami?" Dewa mengatakannya dengan tegas tanpa adanya secercah keraguan didalamnya, Papa terlihat menganggukan kepalanya sembari menatap Dewa dengan serius.
" Saya merestui, tetapi saya minta kepada kamu untuk menjaga putri saya layaknya saya serta keluarga kami menjaganya selama ini, jangan biarkan setetes air mata keluar dari matanya kecuali itu air mata kebahagiaan, saya kembalikan kepada Ghea, bagaimana nak apa kamu mau?" Jawab Papa lalu menatap teduh kearah Ghea, tak terasa setetes kristal bening menetes di sudut matanya bersamaan dengan kepalanya yang mengangguk. Suara tepuk tangan bersahutan menggema disudut rumah, disusul teriakan bahagia serta ucapan selamat setelah sebuah cincin tersemat di jari keduanya. Gara dan Gandi lah yang paling heboh diantara semuanya.
~~~
TBC
Terimakasih telah membaca cerita saya, semoga terhibur 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudara Sang Monster Laut
General FictionAbdi negara, pekerjaan mulia bertaruh nyawa. Bertugas di daerah nan jauh di sana, meninggalkan sanak saudara. Mengorbankan nyawa demi melindungi jutaan nyawa saudara serta kedaulatan bangsanya. ==================================== TERINSPIRASI DARI...