24. Ada Apa Dengan Ghea?
Seorang gadis tengah terbaring di atas tempat tidurnya dengan penampilan berantakan, rambut yang belum disisir sejak kemarin, badan bau keringat lantaran tidak terkena air hampir dua hari, ditambah piyama kusut yang dikenakannya.
Ah jangan lupakan kasurnya yang juga acak kadul, bantal terjatuh tak beraturan, sprei yang menyingkap serta selimut yang tergulung asal di samping kepala ranjang belum lagi tisu-tisu berceceran disekeliling kasur akibat ulah sang empu yang baru saja menonton drama yang menguras air mata.
Gadis itu tentu saja adalah Ghea, gadis yang sebenarnya tidak terlalu tepat dipanggil gadis lantaran kelakuannya yang tidak mencerminkan seorang gadis. Oh ayolah siapa gadis berkerudung yang doyan nangkring di atas pohon selain dirinya? Bahkan ditempat umum seperti kampus, perlu dicurigai jika gadis tersebut telah kehilangan urat malu.
Berbaring telentang menatap langit-langit kamar yang di tempeli bintang, pikirannya tiba-tiba melayang, dihantu oleh sosok lelaki bertubuh tegap yang telah dua kali ditabraknya serta pernah dipeluknya dengan lancang.
Wajah datarnya yang terpahat sempurna dengan alis tegas serta hidung layaknya seluncuran taman komplek, oh jangan lupakan rahang tegasnya serta pipi tirusnya yang seolah-olah minta dibelai, tatapan dingin yang menghunus ulu hati membuat setiap gadis yang ditatapnya panas dingin.
Sial, sepertinya ada yang salah dengan otaknya, berdecak sebal lalu mengubur kepalanya dibawah sebuah bantal. Selang beberapa lama kembali bangun lalu mengeram kesal sembari menggigit bantal, membuang bantal yang telah tak berbentuk lalu menjambak rambutnya dengan brutal dan menjedotkan kepalanya diatas kasur, berusaha menghapus baying-bayang prajurit sialan tersebut.
Brraakkh
Tiba-tiba saja pintu kamarnya didobrak kencang dari luar, menampilkan Mama yang tengah berdiri berkacak pinggang dengan raut muka tak terbaca, agaknya terperangah dengan tingkah laku tidak beres anak gadisnya. Sedangkan Ghea yang sibuk membenturkan kepalanya terlonjak kaget hingga menggelinding jatuh dari atas tempat tidur.
" Ya allah Ghea!! Perawan kok kamar e ngalah-ngalahi nggon rosokan!!" Sentak Mama dengan logat serta bahasa jawanya yang kembali muncul di permukaan. Sang empu yang barusaja disentak terlihat tengah memelas gelesotan di lantai kamar sembari mengelus pantatnya yang terjun bebas mencium lantai.
" PAPA!! SINI PA!!" Teriak Mama memanggil sang suami lantaran terlalu geram dengan tingkah putri satu-satunya tersebut, punya anak cewek satu kok ya yang modelannya gini. Tak lama Papa datang dari arah belakang dan berlari tergopoh-gopoh menaiki tangga, disusul Azka yang berjalan tertatih dari kamar sebelah. Iya, Azka bocah tersebut telah berhasil menjalani terapi sehingga dapat kembali berjalan meskipun masih tertatih dan memerlukan latihan sekaligus terapi kembali.
" Mama kenapa?" Tanya bocah tersebut sembari menatap bingung seorang wanita paruh baya yang kini dipanggilnya 'Mama'.
" Tuh liat kelakuan kakak kamu, aduhhh pusing mama tuh sama kelakuannya gitu kok dibilang calon dokter." Cibirnya sembari menatap sinis anak perempuannya yang mendengus terang-terangan.
" Udah Pa lelang aja itu anak kamu di perbatasan." Sewot Mama pada Papa yang baru saja tiba dan memandangnya penuh tanya,lantas terperangah mendengar ucapan istrinya sekaligus penampakan kamar anak gadisnya.
" Woo yo pantes kok setan e kumat." Gumamnya sembari menggelengkan kepala menatap kamar anak gadisnya bersama sang empunya kamar yang tengah duduk melas di samping tempat tidur memunguti tisu bekas ingus serta air matanya.
Pria baruh baya tersebut menghela napas panjang lalu segera berlalu sebelum kepalanya pening melihat kekacauan yang Ghea buat. Mengajak Azka yang masih menatap penuh tanya tanpa memahami apapun dengan alis bertaut dan raut wajah lucu.
" Udah sini kamu ikut Papa daripada sawan liat Kakak kamu lagi kumat." Titah beliau sedikit berbisik dengan pandangan ngeri mengarah pada Ghea lalu berlalu pergi sembari menuntun anak barunya, meninggalkan Ghea yang kembali mengacak rambutnya sembari menggeram.
~~~
TBC
Terimakasih telah berkunjung ke lapak saya<( ̄︶ ̄)>
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudara Sang Monster Laut
Fiksi UmumAbdi negara, pekerjaan mulia bertaruh nyawa. Bertugas di daerah nan jauh di sana, meninggalkan sanak saudara. Mengorbankan nyawa demi melindungi jutaan nyawa saudara serta kedaulatan bangsanya. ==================================== TERINSPIRASI DARI...