56

95 4 0
                                    

56. Kebahagiaan Diatas Kesedihan

Dua hari berlalu sejak berita tentang kapal selam Dewa yang hilang kontak, dan selama itu pula Ghea menjadi lebih sering menyaksikan berita di televisi. Malam hari setelah didapatnya berita tersebut, Ghea dan keluarganya mengadakan doa dan pengajian di rumahnya, dan dihadiri para tetangga juga kerabat yang turut menyampaikan duka citanya serta memberikan doa semoga kapal selam Dewa segera ditemukan.

Pagi telah menyapa, itu artinya sudah waktunya Ghea untuk segera bersiap-siap dan kembali bekerja setelah dua hari lamanya dirinya cuti setelah mendapat kabar tak mengenakan tersebut, Ghea butuh istirahat dan menenangkan diri sejenak.

Namun, entah kenapa badannya terasa tidak enak sedari bangun tidur tadi, meriang serta mual, bahkan wajahnya tampak pucat sekarang. Membuka pintu kamarnya secara perlahan, pandangannya mengedar mencari keberadaan sang adik yang biasanya masih dirumah. Oh sial, kini matanya pun ikut berkunang-kunang.

Memaksakan diri menuruni anak tangga menuju ruang keluarga, siapa tahu adiknya berada disana dengan mengandalkan pegangan disepanjang tangga. Tiba di undakan-undakan terakhir, sayup-sayup dirinya mendengar keributan dari dapur. Menghela napas panjang, sebelum menghampiri dapur, ketiga bocah laki-laki itu pasti tengah membuat keributan, ah atau mungkin empat.

" Azka!!" Panggilnya dengan suara yang sedikit sumbang, pemuda itu menoleh lantas terkejut melihat sang Kakak dengan rambut yang masih acak-acakan tidak tertutup jilbab bersedekap menatap 'sedikit' garang kearahnya dengan wajah pucat.

" Kakak nggakpapa? Kakak sakit?" Cercanya setelah membuang asal spatula yang sebelum dipegangnya layaknya ingin memukul seseorang, diikuti si kembar yang turut mendekati sang Mama dengan wajah cemas.

" Mama, mama napa?" Ucap mereka bebarengan.

" Azka, tolong izinin kakak lagi di rumah sakit ya? Badan kakak nggak enak rasanya, meriang." Titah Ghea yang langsung dijawab anggukan kepala oleh Azka dengan wajah khawatir, dengan sigap pemuda itu mengambil ponselnya dan menghubungi salah satu teman perempuan Ghea yang kebetulan dikenalnya untuk datang kerumah dan memeriksa sang Kakak.

Azka telah pergi kerumah sakit untuk mengizinkan sang kakak beberapa saat yang lalu, kini tinggal Ghea yang tengah terbaring di sofa bet ruang keluarga, dengan Al juga El yang terduduk di karpet bulu menatap sang Mama dalam diam. Suara bel terdengar, Ghea mengerjabkan matanya lalu menyuruh kedua putranya untuk membukakan pintu.

" MAMA!! ADA ANTE DOKTER!!" Teriak El berlari dari arah depan, sedangkan Al tertinggal dibelakang tengah mempersilahkan seseorang tersebut untuk masuk. Ghea sedikit terkejut dengan kedatangan temannya secara tiba-tiba, lalu menghela napas pelan ketika mengetahui sang adik yang menyuruhnya datang, lantas dengan pasrah membiarkan dirinya diperiksa.

Dahi wanita tersebut mengernyit ketika tengah memeriksa tubuh Ghea, Ghea yang melihat itu tentu saja merasa bingung. Lalu temannya tersebut menanyakan sesuatu yang sukses membuatnya membelalak.

" L-lo kapan terakhir datang bulan?" Mendengarnya, Ghea segera bangkit dari posisinya dan berjalan cepat menuju kamarnya, ada yang harus dirinya pastikan saat ini. Beberapa saat kemudian Ghea datang dengan wajah syok melihat benda yang dipegangnya menunjukan tulisan 'pregnant'

" Gimana?" Tanya temannya sedikit cemas, takut-takut prediksinya salah dan ternyata temannya memiliki suatu penyakit yang belum disadari oleh sang empu.

" Iya, gue hamil." Sahut Ghea tersenyum dengan tangan yang mengelus lembut perutnya yang masih rata. Pikirannya kembali melayang kepada Dewa ketika lelaki itu berpamitan dan mengatakan padanya untuk menjaga diri juga kedua putranya, dan kini ada makhluk lain yang menanti untuk dijaganya.

Setetes air mata terjatuh tanpa halangan dari matanya, ia bahagia tentu saja ketika mengetahui kehamilannya. Namun, juga sesak disaat yang bersamaan, andai ada Dewa disini, kira-kira bagaimana reaksi lelaki itu? Andai dirinya mencegah Dewa pergi. Dan banyak 'andai' lainnya terlintas, namun itu semua percuma, karena telah berlalu, Ghea hanya dapat menerimanya. 

~~~
TBC
Halooo jumpa lagi👋

Saudara Sang Monster LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang