10

180 9 0
                                    

 10. Huntingnya Abdi Negara

Sabtu sore yang cerah, nampak sangat bersahabat dengan para pasangan yang tengah di mabuk asmara yang ingin menikmati malam minggunya, namun layaknya kutukan bagi mereka yang belum menemukan tambatan hati. Sekedar berkendara memutari kota sekaligus memenuhi jalanan atau jalan-jalan sembari menghabiskan waktu bersantai di taman kota, sekiranya terasa sangat menyenangkan jika dilakukan bersama orang terkasih.

Seorang gadis dengan tampilan kucel, kumal bin dekilnya lantaran belum mandi seharian terlihat tengah tengkurap di atas ranjangnya dengan sebuah layar monitor menyala yang menampilkan salah satu film sci-fi yang cukup terkenal, benar gadis itu adalah Ghea.

Matanya melihat dengan seksama setiap kejadian dan peristiwa yang ditayangkan, alisnya mengkerut ketika berusaha memahami sesuatu yang dilakukan para pemain, bibirnya sedikit mengerucut, tangan kanannya berulang kali terjulur untuk mengambil snack kentang yang diletakannya di nakas samping tempat tidur.

Braak

" Ikut gue yok!" Celetuk Gandi yang tiba-tiba masuk dengan membanting pintu tanpa rasa bersalah. Ghea berdehem sesaat untuk menanggapinya dengan pandangan yang masih terfokus pada monitor laptop.

Melihat respon adiknya yang nampak tak bersemangat sama sekali, Gandi berdecak, berjalan menghampiri onggokan manusia yang masih nyaman dengan posisinya tersebut. Menarik paksa tangan Ghea dan membuatnya berdiri paksa, tanpa mempedulikan Ghea yang masih memproses keadaan, mendorongnya kearah kamar mandi menyambar handuk sang adik yang tersampir didekat kamar mandi dan menutup pintunya cepat, dalam hati dirinya menghitung dan tepat dihitungan ketiga sebuah suara menggelegar terdengar.

" ABANG!!! MAMA GHE MAU DIBUNUH ABANG!!!" Teriakann berunsur fitnah tersebut menggaung disetiap sudut rumah, hingga anjing tetangga pun ikut menggonggong, sang pelaku tengah tertawa puas guling-guling diatas tempat tidur.

Dan disinilah gadis itu sekarang, berdiri melongo di depan sebuah bangunan bercat dominan hijau dengan tulisan besar diatasnya ' Lapangan Tembak Angkatan Darat'. Suara senapan dan pistol sayup-sayup terdengar bersahutan dari dalam, berhasil membuat Ghea bergidik.

" Buru ayok!!" Teriak Gandi yang sudah berada di depan pintu masuk, gadis itu berdecak lalu melangkahkan kaki mendekati sang abang dengan mulut tak berhenti mendumel.

Mengedarkan pandangan Ghea dibuat terpukau dengan pemandangan di depannya, dataran hijau dengan rumput yang tertata dan terawat di atasnya, beberapa sasaran tembak diujung sana, serta beberapa pria dengan kaos loreng terlihat fokus membidik. Sodoran sebuah earmuff berhasil membuat dirinya sedikit terlonjak dan menatap horror pada sodoran tersebut bergantian menatap sang empu yang menyodorkannya.

" Apa? Buru pake kita latian sama temen gue juga." Celetuk Gandi dengan satu alis keatas menambah kesab songong yang sudah dimilikinya sedari lahir menurut Ghea. Mendengus kesal sembari menahan diri untuk tidak mengacak-acak sebuah muka yang terpampang didepannya, tangannya terjulur untuk mengambil benda tersebut lalu memakanya sembari berjalan membuntuti Gandi.

Matanya membulat ketika netranya menatap seorang pria yang tengah membidik sasarannya di ujung sana. Dan dengan cepat peluru yang keluar setelah pelatuk ditarik mengenai tengah sasaran dengan mudahnya. Sekilas dirinya terhenyak, terpukau agaknya dengan apa yang baru saja dilihatnya.

Hingga sepasang manik milik pria tersebut menatapnya lekat, gelagapan dan buru-buru menglaihkan pandangan kearah lain lantaran terciduk tengah mempehatikan. Tepukan pelan dibahunya berhasil menambah keterkejutannya hingga mengeluarkan kalimat konyol.

" Nggak gue nggak ngeliat!!" Ceplosnya panik, seseorang yang menepuk bahunya ikut terlonjak sebelum melayangkan tatapan penuh selidik.

" Liat apa lo?" Ucapnya yang tidak lain dan tidak bukan adalah Gandi, wajah Ghea masam matanya mengedar ketika mendengar kekehan serempak di sekitarnya. Wajahnya tampak masam ketika menyadari banyak pasang mata menatap kearahnya dengan pandangan geli merasa lucu dengan apa yang dilakukannya tadi.  

~~~
TBC

Saudara Sang Monster LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang