51

81 4 0
                                    

51. Tuyul-Tuyulnya Uncle

Malam ini, sebuah gedung serba guna nampak megah sekaligus indah diwaktu bersamaan. Beberapa orang memadatinya, guna menghadiri acara resepsi sepasang prajurit yang entah bagaimana bisa dipersatukan, Gandi dan Aluna, istrinya.

Semua tamu undangan berdiri ditempatnya, menyaksikan upacara pedang pora yang menjadi ciri khas di pernikahan para abdi negara. Banyak diantara mereka yang takjub sekaligus berdecak kagum, pun ada yang hanya menatapnya dengan pandangan biasa, ada pula beberapa anak muda yang memvideokan momen tersebut guna diunggah di media sosial masing-masing, entah untuk apa, kalian tau?

Disana, Gandi nampak gagah berjalan ditengah-tengah pedang-pedang berkilat yang diangkat membentuk menyerupai terowongan, lengannya diapit oleh sang istri yang berjalan tak kalah tegap dengannya,namun masih meninggalkan kesan anggun, satu tangannya yang lain membentuk sikap hormat.

" UNCLE NDI!!!" Tiba-tiba saja teriakan dua bocah menggagalkan suasana khidmat upacara pedang pora yang tengah berlangsung.

Disana, dua bocah dengan balutan setelan jas hitam mini lengkap dengan dasi kupu-kupu merah yang bertengger di perpotongan kerah, tak lupa sepatu pantovel hitam kecil mengkilat yang membalut kaki-kaki mungil tersebut.

Mereka berlarian ditengah gedung, lalu menerobos masuk ketengah-tengah banyaknya pedang yang diacungkan ketika Gandi dan Aluna hampir mencapai ujung. Lalu berjalan dengan langkah tegap setelah berada beberapa langkah dibelakang Gandi dan pasangannya.

Gelak tawa pecah ketika dua bocah itu malah menabrak tubuh Gandi dan Aluna ketika mereka berbalik badan dan memberi penghormatan akhir pertanda selesainya prosesi pedang pora. Ghea selaku ibu dari dua bocah yang tidak lain adalah Al dan El tersebut, terduduk lemas dikursinya dengan posisi tubuh melorot dan kaki yang diluruskan, pusing dengan segala tingkah laku anak-anaknya.

Dewa tak kalah berbeda dengan, pria itu menghela napas dan memberi tatapan tidak enak ketika beberapa rekan kerjanya menoleh menatapnya dengan sang istri. Memang akhlak anaknya ikut terkubur bersama dengan ari-ari mereka, lantas harus bagaimana Dewa bersikap?

" WUAAAHHH!!" Ucap kedua bocah tersebut ketika mendongak dan menatap uncle mereka yang biasanya serampangan dan bertingkah konyol, kini tampak keren sekaligus menawan dengan balutan seragam putih yang melekat pas ditubuhnya, ditambah dengan topi kebanggaan seluruh prajurit dan wajahnya yang sengaja dibuat sedatar mungkin.

Puas dengan rasa kagumnya, dua bocah tersebut berlari menuju pelaminan melalui samping kanan dan kiri Gandi serta Aluna. Tiba di pelaminan menghempaskan diri diatas singgasana putih berbalut emas yang akan digunakan oleh Gandi dan Aluna duduk. Duduk tenang dengan kaki menggantung yang dirapatkan dengan tangan yang saling bertaut menatap prosesi pedang pora yang belum selesai sepenuhnya.

" Yooo tuyul-tuyul uncle!! Gimana nih gimana nih uncle kalian keren nggak, keren dong masak nggak." Celetuk Gandi sesaat setelah menaiki altar pelaminan, merusak image yang dibuatnya sedari awal acara.

Dua bocah tersebut tergelak girang dengan mata berbinar-binar sembari bertepuk tangan, Aluna yang melihatnya hanya tersenyum maklum sembari menggeleng-gelengkan kepala, sudah kebal dengan segala tingkah memalukan sang suami.

" Yooo wasaapp uncle!!" Sahut mereka girang lalu dilanjutkan si sulung yang menyeletuk tanpa akhlak tetapi mengundang gelak tawa dan mempermalukan Gandi.

" Uncle keren tapi kerenan kita dong, ya nggak El? Iya dong masak nggak." Ucap Al enteng dengan tangan bersedekap dada dengan alis yang sengaja dinaik turunkan, dibalas El dengan anggukan mantab serta delikan mata dari Gandi. Sedangkan di ujung sana, bergabung dengan para tamu undangan beserta keluarga, Ghea terduduk semakin lemas dengan tangan memijit pangkal hidungnya, pening Ghea tuh pening!!

" Anakmu Bang!" Celetuk Ghea memelas pada Dewa, pria itu mendengus malas namun tetap dengan wajah datarnya, namun tangan kanannya mengelus lembut puncak kepala sang istri yang terbalut sebuah pashmina. Di pelaminan sana, tengah terjadi sebuah drama pertunjukan yang dimainkan oleh Gandi dengan sikembar tentu saja nampak menggelikan dihadapan para tamu, entah dimana urat malu Gandi.

~~~
TBC

Saudara Sang Monster LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang