30. Jadi Ini Rasanya Rindu?
Hampir seminggu waktu berlalu sejak keberangkatan Dewa untuk bertugas, sedang Ghea tengah disibukan dengan berbagai kegiatan di tahun terakhir kuliahnya. Gadis itu tengah berkutat dengan tumpukan buku serta laptop yang menyala di perpustakaan.
Ghea tampak sangat serius dengan kegiatannya, membaca lembar demi lembar buku, jari-jarinya menari lincah di atas papan keyboard, kepalanya menggeleng sesekali ketika lagu yang mengalun dari airpodsnya terasa sangat nikmat.
Gara yang dari 15 menit yang lalu terduduk disamping Ghea nampak jengah lantaran tidak dipedulikan oleh gadis disampingnya ini. Dirinya sampai tidak habis pikir dengan sahabatnya ini, mungkinkah dirinya kemasukan setan rajin? Kesal lantaran tak dipedulikan, tangannya yang gatal menyubit keras lengan Ghea yang memegang sebuah buku tebal.
Bruughh
" Arghhh Gila lo?!!" Suara buku yang membentur meja bersahutan dengan teriakan kesakitan Ghea yang menggelegar kesetiap penjuru perpustakaan. Gara meringis menahan malu sekaligus takut ketika dirinya ditatap tajam oleh sang penjaga perpustakaan dibalik kaca matanya serta tatapan-tatapan mengerikan lainnya dari para penghuni perpustakaan yang merasa terganggu.
Sementara Ghea, gadis itu memelototkan matanya dengan raut wajah yang seolah-olah akan menerkam seonggok manusia disampingnya, tangannya sibuk mengusap-usap lengannya dibalik kemeja panjang yang dikenakannya yang kini tampak memerah.
" Keluar kalian jika hanya membuat keributan." Desis penjaga perpustakaan yang layaknya bisikan malikat maut dengan tatapan garangnya berhasil membuat kedua insan manusia tersebut bergidik ngeri, dengan terburu-buru Ghea membereskan setiap barangnya yang berceceran dibantu Gara yang nampak setengah hati melakukannya, dan bergegas meninggalkan ruangan yang mendadak horror.
Matahari telah menenggelamkan wujudnya serta digantikan oleh bulan ketika Ghea tiba dirumahnya. Dengan langkah gontai serta badan yang hampir remuk dirinya berjalan memasuki rumah tanpa semangat.
Sial, badannya serasa ingin roboh sekarang, sepertinya dirinya terlalu keras pada dirinya sendiri demi untuk mengubur rasa rindu serta berbagai pikiran tentang seseorang yang kini tengah menjalankan tugasnya sekaligus menjabat sebagai tunangan.
Sudah hampir seminggu lelaki itu pergi bertugas, namun tidak ada satu kabar pun tentang keberadaannya. Hal ini tentu saja membuat Ghea dilanda perasaan gundah gulana yang menjadi-jadi, ingin rasanya ia menemui pemuda tersebut lalu memakinya lantaran telah membuatnya merasakan perasaan yang belum pernah dirasakannya sebelumnya. Namun apalah daya tuntutan negara serta jarak menjadi penghalang segalanya.
Dengan tampang kucalnya gadis tersebut memasuki kamar dan segera membanting tubuhnya diatas ranjangnya yang empuk. Membiarkan dirinya tenggelam diantara lautan kapas berbentuk persegi panjang sembari menatap langit-langit kamarnya yang menampakan gemerlap bintang-bintang yang sengaja ditempelkannya.
Ketika sibuk dengan pikirannya, ponsel disakunya bergetar dengan tidak santai hingga membuat sang empu terlonjak. Dengan malas dirogohnya saku celana tersebut untuk mengambil benda pipih yang sekarang tengah memancarkan sinar radiasinya. Matanya berbinar cerah ketika mendapati sebuah nama yang memanggilnya.
Tulisan 'Bang Kapten❣ ' terpampang jelas di layarnya, pria itu akhirnya menghubunginya, dengan semangat 45 dirinya terburu-buru mengangkaat panggilannya sebelum berakhir, tepat sesaat setelahnya teriakan nyaring keluar dari bibirnya.
" HUAAAA BANGWA JAHAT GHE KANGEN!!!" Teriakannya menggebu-gebu disusul suara kekehan geli diujung sana. Oh tuhan dirinya bahagia, sungguh perasaan menggebu macam apa ini? Rindu yang semakin membuncah hingga membuat jantungnya berdetak sangat kencang seolah ingin meletup, perutnya yang bergelitik, ternyata beginilah rasanya rindu, sangat indah dan menyenangkan namun juga menyiksa disaat yang bersamaan. Dan malam itu dihabiskan olehnya untuk berbagi kisah dengan sang pria ditempatnya bertugas sekarang, sungguh ia tak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan ini.
~~~
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudara Sang Monster Laut
General FictionAbdi negara, pekerjaan mulia bertaruh nyawa. Bertugas di daerah nan jauh di sana, meninggalkan sanak saudara. Mengorbankan nyawa demi melindungi jutaan nyawa saudara serta kedaulatan bangsanya. ==================================== TERINSPIRASI DARI...