45

93 5 0
                                    

45. Dua Jagoan

Oeekk Oeek eehkk

Braakkh

Suara tangis seorang bayi laki-laki disusul dobrakan pintu meramaikan ruang persalinan, disana terlihat seorang prajurit dengan seragam lengkap yang masih melekat ditubuhnya berdiri diambang pintu dengan kedua tangan menahan pintu ruang persalinan, semua orang menatapnya tak terkecuali sang istri yang baru saja mengeluarkan seorang makhluk lucu nan imut dengan kulit yang masih memerah, ia memandanginya dengan tatapan tak terbaca.

" Pak, mohon jangan menahan pintu ruang persalinan, ibu ini akan segera melahirkan kembali." Titah seorang perawat dengan sopan namun terkesan sarkas. Dewa nampak terkejut ketika sang perawat menunjuk istrinya, pun dengan Ghea dan Mama yang sedari tadi menemani proses persalinannya. Pria itu berjalan mendekati brankar tenpat istrinya berbaring lemah, menggantikan Mama masih dengan raut terkejutnya yang kentara.

" Bangwaa." Panggil Ghea lirih sembari menatapnya sayu, wanita itu kembali merasakan mulas tak tertahankan di perutnya. Dewa memberikan senyum menenangkan sembari mengelap peluh yang membasahi pelipis sang istri, sedang Mama telah berlalu keluar dari ruang persalinan bergabung dengan yang lainnya.

Ghea kembali berjuang melahirkan satu anaknya lagi, dirinya bahkan tak tahu menahu jika bayi yang dikandungnya kembar lantaran tidak pernah ingin di USG ketika kontrol kehamilan, agar menjadi kejutan katanya. Kembali bertarung dengan rasa sakit yang sama, namun kali ini berbeda karena Dewa berada di sampingnya, menggenggam tangannya, mengelap peluh dipelipisnya dan berulang kali memberikan sebuah kecupan di setiap permukaan wajahnya, menyalurkan sebuah kekuatan tak terhingga kepadanya.

Oeekk Oeekk Haakh Oeekk

Suara tangis bayi laki-laki kembali memenuhi ruang persalinan, Ghea tersenyum lega dengan mata sayu tenaganya terasa terkuras habis setelah melahirkan dua jagoan kedunia. Dewa tak henti-hentinya mengucap syukur dan berterimakasih kepada Ghea karena telah memberinya dua hadiah yang tak ternilai oleh apapun didunia.

Seorang perawat berjalan mendekat, sembari menggendong seorang bayi mungil yang telah dibedong dan dibersihkan. Memberikannya kepada Papanya untuk di adzani, lalu kembali berlalu untuk membersihkan bayi lainnya beserta sang ibu.

Dewa menatap makhluk mungil di dekapannya dengan tatapan kagum, bibirnya menyunggingkan senyum tipis lantas membubuhkan sebuah kecupan di pipi kemerahan sang anak. Ghea tersenyum haru melihatnya, dan meneteslah air mata yang telah menggenang tersebut ketika mendengar suara adzan yang dikumandangkan oleh Dewa di telinga sang anak, sangat merdu dan menyejukan hati.

Selesai dengan putra pertamanya, Dewa meletakan tubuh mungil tersebut disamping sang istri yang tak henti memandanginya dengan tatapan bahagia. Perawat datang dan kembali menyerahkan seorang bayi lelaki kepada Dewa untuk di adzani.

Ghea dan kedua bayinya telah dipindahkan keruang inap sekarang, para keluarga masuk bergantian. Hingga masuklah Gara, Gandi dan Farhan setelah mempersilahkan para wanita paruh baya terlebih dahulu.

Ketiga pria tersebut menatap cengo kearah Ghea yang tengah berbaring dengan dua makhluk mungil di sampingnya. Menyadarinya, Dewa tersenyum jumawa ke arah Gandi yang sampai sekarang belum menemukan tambatan hati.

" Tck tck tck, cebong lo hebat juga ya sampe sekali tembak dapet dua gitu." Celetuk Gandi mendramatisir keadaan, dengan menggeleng-gelengkan kepala dan menatap takjub kearah kedua bayi tersebut. Sebelum tangan Mama memberikan sebuah keplakan ke belakang kepalanya dan membuat pria begajulan tersebut mengaduh.

" Cangkemu cebong-cebong, putuku iku." Damprat Mama sinis, lalu berlalu menghampiri Ghea dan kedua cucunya dengan wajah berseri-seri. Gandi, Gara dan Farhan kompak cengo menatapnya, Dewa dan Bunda terkekeh melihatnya, pun dengan Ghea yang memberi tatapan mengejek pada sang abang.

~~~
TBC
Kira-kira siapa yaa namanya? Ada yang tau nggak nih??
Vote, komennya bisalahyaa🥰

Saudara Sang Monster LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang