32

105 9 0
                                    

32. Kelulusan dan Kejutan

Hari yang dinanatikan detiap mahasiswa pun akhirnya tiba, benar hari kelulusan. Hari dimana mereka melepas semua perjuangan yang telah mereka lakukan demi sebuah gelar sarjana dibelakang namanya, bersiap untuk menapaki dunia baru dengan persaingan yang lebih ketat.

Pun begitu dengan Ghea dan kawan-kawannya, gadis itu berhasil lulus dengan nilai yang cukup memuaskan dan menyandang gelar sarjana kedokteran dibelakang namanya. Benar perjuangannya masih satu langkah lagi untuk mendapatkan sebuah gelar dokter di depan namanya, menjalani koas demi mendapatkan sebuah sertifikat gelar.

Gadis itu tengah berfoto dengan keluarganya sekarang, sembari tersenyum tipis pancaran kebahagiaan tak tampak nyata di netranya, terdapat sedikit kesedihan rasa rindu serta kekecewaan didalamnya.

Benar, Ghea sedikit berharap dengan kehadiran tunangannya di acaranya wisudanya kali ini, mengingat sang abang yang telah kembali dari tugasnya dan ayahnya yang rela mengambil cuti untuknya, namun ternyata sang tunangan dan sang abang tidak ditugaskan bersama seperti biasanya kali ini.

Gadis itu berdiri sembari memandang rekan-rekannya yang tampak sangat bahagia tengah bercengkrama dengan temannya masing-masing serta keluarga dan kekasih mereka, sekilas tersirat sebuah rasa iri terpancar dari netranya, sedang keluarganya entah pegi kemana setelah berfoto.tadi

Tanpa menyadari ada seorang pria berbadan tegap yang sangat dikenalnya tengah menghampirinya dari arah belakang sembari membawa sebuket bunga dan snack. Tiba dibelakang Ghea pria tersebut menunduk dan membisikan sesuatu yang berhasil membuat rasa bahagia gadis tersebut membuncah dengan tubuh menegang.

" Selamat atas kelulusan serta gelar baru yang kamu dapat, saya turut bangga akan itu." Ucap pria tersebut dengan kalimat yang terkesan kaku seperti kebiasannya. Sebuh senyum tipis menghiasi wajah tegasnya ketika menyadari tubuh gadisnya menegang di depannya. Secepat kilat Ghea berbalik dengan wajah berbinar-binar dan berteriak heboh menghadap pria di belakangnya yang saat ini tengah terkekeh manis menyambutnya.

" BANGWAA!!!! GHE KANGEN ABANG!!" Berteriak girang layaknya seorang bocah, gadis itu melompat dan menubruk tubuh atletis tuangannya. Bahkan hampir mengalungkan kedua kakinya dipinggang pria tersebut jika tidak terhalang rok span yang dikenakannya sekarang, benar pria tersebut adalah Dewa yang sebenarnya telah kembali dari tugas tiga hari yang lalu namun sengaja tidak mengabarinya.

" Kangen banget sama saya?" Suara Dewa mengalun merdu dengan kekehan ringan yang menyertainya, membuat beberapa gadis didekatnya yang tengah memperhatikan mereka lantaran teriakan Ghea meleleh seketika.

" BANGET BANGET BANGET!!" Sahut Ghea sembari melompat-lompat kecil di dalam dekapan Dewa, wajahnya mendongak menatap Dewa dengan berbinar-binar.

Tak jauh dari kedua insan tersebut, tiga orang lelaki berbeda generasi tengah memperhatikan mereka lekat. Satu yang paling dewasa menatap ngeri kearah dua sejoli tersebut dalam batinnya berkata 'Gue yang lebih tua dari mereka kok malah ngenes ga ketemu-ketemu sama jodoh!' sembari tersenyum miris. Sedang yang berusia sama dengan gadis tersebut menatap malas semabari berdecak, hanya yang paling muda diantara merekalah yang menatap kedua sejoli tersebut dengan senyum bahagia.

" Bang, kita kok miris banget ya liat mereka mesra-mesraan kayak gitu." Celetuk pria berusia tengah yang tidak lain adalah Gara dan menatap sesosok pria disamping yang berusia lebih dewasa dengan raut memelas.

" Bener, lo ada temen cewek cakep kaga? Kenalin ke gue sini keburu bangkotan kalo kayak gini gue." Sahutnya tak kalah memelas, tak lain adalah Gandi yang menampilkan mimic menahan tangis sembari mengeratkan pelukannya pada seorang bocah yang saat ini memandang bingung kearah dua pria dewasa di belakangnya, dia adalah Azka.

" Makanya nyari cewek sana, nyari yang bener biar nggak ditinggalin lagi." Celetuk Mama nyelekit dari arah belakang dan diangguki oleh Bunda yang memasang raut prihatin, kedua wanita tersebut tiba-tiba datang diikuti oleh Papa yang menggelengkan kepala pelan sembari memberi tatapan mengejek kepada kedua pria bujang di depannya yang kini semakin terlihat nelangsa.

~~~
TBC

Saudara Sang Monster LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang