47. Antar Papa
Waktu terus berputar, seperti mengejar tanpa melihat keadaan, keadaan sangat cepat berubah pun dengan para manusia yang juga bertumbuh entah menjadi lebih baik atau menjerumuskan diri menjadi lebih hina dari sebelumnya.
Tak terasa dua jagoan kembar Dewa dan Ghea hampir menginjak usia 1 tahun, kedua bayi tersebut tumbuh menjadi balita yang aktif namun juga jahil, sering kali membuat Ghea kewalahan mengurusinya. Dan hari ini, Dewa akan kembali bertugas keluar kota setelah hampir satu tahun hanya bertugas di kota pahlawan.
Tentu saja Ghea beserta dua buntutnya pergi mengantar sang kepala keluarga ke pelabuhan untuk menjemput tugas negara. Dua balita tersebut nampak sangat menggemaskan, dengan kompak memakai baju karakter beruang dengan ekor bulat, tubuhnya yang gembul dengan pipi bulat membuat semua orang tidak tahan untuk menerkam dan mencium kedua bocah tersebut hingga tertawa puas.
Ghea telah siap pakaian rapinya, tak lupa tas selempang kecil tempat menaruh segala keperluannya beserta tas tenteng bayi berisi keperluan kedua bocah yang kini tengah tengkurap di atas karpet bulu bersama papanya yang juga telah mengenakan pakaian dinasnya.
" Bang, ayo berangkat keburu telat Ghe juga ntar dimarahin dokter senior lagi." Titah menginterupsi sang suami yang tampak tengah asik menggoda anak-anaknya. Dewa menganggung, lelaki tersebut segera memanggul tas gendongnya di punggung lalu mengangkat kedua putranya masing-masing dengan satu tangan.
Kedua bocah tersebut tergelak heboh saar merasakan tubuhnya melayang di bopong sang Papa, Ghea terkekeh sembari menggelengkan kepala. Wanita itu berjalan menyusul ketiga lelaki yang sangat dicintainya keluar rumah, tak lupa mengunci pintunya dan menyalakan lampu depan, berjaga-jaga jika dirinya akan pulang malam atau malah akan menginap dirumah Mamanya.
Ah, soal koasnya, Ghea sudah kembali memulainya lagi setelah si kembar berusia 7 bulan. Sejak saat itu ketika Ghea berada dirumah sakit maka kedua bocah jahil nan menggemaskan miliknya akan diungsikan sementara di rumah sang mertua atau mamanya, dan jika Dewa berada dirumah maka lelaki itulah yang akan menjaga sang anak.
Tiba di pelabuhan Dewa segera turun dari kursi kemudi, diikuti oleh Ghea yang membuka pintu sebelahnya dan beralih pada pintu penumpang belakang, mengambil dua bocah yang terduduk di kursi bayinya.
Dua anak tersebut sedari tadi tergelak dan bergumam dengan kosakata bayinya yang sedikit sulit dimengerti, meramaikan suasana mobil dan membuat hati kedua orang tuanya dilingkupi kehangatan dan kebahagiaan, pun dengan sang Papa yang semakin enggan meninggalkan mereka untuk bertugas selama hampir satu bulan, mungkin.
Al yang tengah tergelak dengan tangan usil menggerayangi dagu sang Papa yang ditumbuhi bulu-bulu halus digendongan Dewa, serta El yang menyender manja di dada Ghea, balita itu tampak nyaman dengan tangan saling bertaut.
" Al pamit dulu gih sama Papa, bilang hati-hati Papa gitu." Titah Ghea sembari terkekeh melihat tingkah jahil sang putra, Al yang merasa dirinya dipanggil pun menyahut dengan semangat dan tergelak.
" Papapaaa aahkk!!" Celotehnya riang hingga membuat gigi kecilnya yang mulai tumbuh terlihat, Ghea dan Dewa kembali terkekeh.
" Iya Papa, bilang hati-hati Papa gitu, El juga ayo." Sahut Ghea dengan nada geli sembari mendekatkan El kepada Papanya, bayi yang sedari tadi terdiam tersebut lantas tergelak tangannya saling bertaut dengan tangan saudara kembarnya.
" Ti Papapaa tii!!" Celetuk keduanya bersamaan dengan tangan memegang pipi tirus sang Papa bersamaan di kedua sisinya, lagi-lagi Dewa terkekeh. Lelaki itu tersenyum dan membubuhkan sebuah kecupan di masing-masing kening putranya. Lantas beralih pada sang istri yang mencium tangannya, bergantian mengecup sayang pelipis Ghea dan mengalihkan gendongan Al kepadanya, mengucap salam dan melambaikan tangan lalu berlalu meninggalkan ketiganya.
" Dadadaa Papaa!! Daaa!!" Teriak dua bocah yang kini berada di gendongan Ghea, beberapa pengunjung menoleh tak terkekeh gemas melihat tingkah mereka, pun dengan sang Papa yang kembali berbalik.
~~~
TBC
Yang sayang Al sama El votenya dong🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudara Sang Monster Laut
General FictionAbdi negara, pekerjaan mulia bertaruh nyawa. Bertugas di daerah nan jauh di sana, meninggalkan sanak saudara. Mengorbankan nyawa demi melindungi jutaan nyawa saudara serta kedaulatan bangsanya. ==================================== TERINSPIRASI DARI...