14

135 11 0
                                    

14. Relawan Kemanusiaan

Ghea bersama beberapa anggota BEM dan perwakilan mahasiswa dari berbagai jurusan tengah berkumpul di taman baca depan perpustakaan kampus, mereka akan mengadakan penggalangan dana untuk membantu korban bencana di Palu, mereka mengumpulkan melalui donasi online di website kampus, memencar dan meminta sumbangan dari para mahasiswa dan dosen di kampus serta beberapa lannya turun kejalan raya.

Setelah banyak terkumpul rencananya akan mereka gunakan untuk membeli kebutuhan pokok para pengungsi korban gempa dan tsunami Palu dan Donggala, seperti beras, minyak goreng, mi instan, sikat gigi dan pasta gigi, beberapa baju, alat sholat dan buku bacaan untuk anak-anak beserta beberapa mainan, sedang sisa uang lainnya akan disumbangkan untuk membangun kembali infrastuktur yang rusak serta kebutuhan lain para korban.

" Kita bagi tugas, beberapa anak keliling kampus lima anak setiap satu gedung fakultas, beberapa anak turun kejalan di perempatan-perempatan deket kampus lainnya lagi beli barang yang mau disumbangin, gue sama sisa lainnya ngurusin proposal buat diserahin kepihak kampus." Komando ketua BEM yang juga penggerak adanya kegiatan ini.

" Gue gue, biar gue sama Gara Shella yang cari bajunya!!" Teriak Ghea tiba-tiba dengan penuh semangat hingga membuat beberapa orang didekatnya terlonjak kaget, kedua tangannya terangkat tinggi-tinggi sembari menggamit lengan Gara dan Shella.

Gara mendelik dan spontan mengumpat, niatnya ingin keliling kampus dan mencari gadis-gadis goodloking di fakultas sebelah malah diseret-seret oleh gadis boncel tak tau diri yang selalu merepotkannya, Shella nampak menghela napas berat sedang Dini menghembuskan napasnya lega tidak ikut terseret dalam ekspedisi Ghea membeli baju yang pasti akan lama, entah itu untuk dirinya sendiri atau orang lain..

" Huuff untung gue kaga kena seret." Celetuk Dini yang mendapat delikan sebal Gara dan Shella serta tatapan tajam Ghea.

" Nggak ada ya lo ikut gue juga!!" Damprat Ghea dengan mata melotot.

" Oke-oke belinya banyakin ya dari baju anak sampe dewasa modelnya terserah kaos juga nggakpapa, ukurannya diberagamin." Ucap sang ketua BEM yang diketahui bernama Agam memecah perdebatan yang kemungkinan akan terjadi.

Sedang Ghea dengan tidak tau dirinya telah melenggang pergi sembari mengacungkan tangan kanannya kearah Agam, Gara, Shella dan Dini kompak menghela napas jengah dengan tingkah Ghea. Melangkahkan kakinya menyusul Ghea yang tengah berkacak pinggang dengan mata melotot di ujung sana.

Mereka akan bertolak ke kota Palu dua hari dari sekarang, sedangkan barang-barang kebutuhan pokok berupa makanan akan dikirimkan esok hari. Berangkat dari Bandara Internasional Juanda dan mendarat di Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie Palu.

Tiba di Kota Palu mereka akan memisahkan diri menjadi dua kelompok, setiap kelompoknya terdapat 30 orang mahasiswa yang mendaftarkan diri menjadi relawan, dengan 5 orang mahasiswa disetiap kelompok sebagai relawan medis, yaitu para mahasiswa tahun akhir fakultas kedokteran termasuk Ghea dan ketiga kacungnya, lantaran mereka kekurangan tenaga medis untuk menangani para korban yang terus bertambah setiap harinya.

Menaiki mobil bak terbuka menuju tempat pengungsian di Kota Palu dan Donggala, melewati jalanan dengan puing-puing berserakan, sebagian rumah bahkan tampak seperti tertelan oleh tanah. Tenda-tenda besar didirikan diatas tanah lapang dengan tumpukan puing bangunan di kanan kirinya.

Beberapa jasad masih bergelimpangan di tanah, belum sempat dimakamkan agaknya, hilir mudik orang-orang dengan wajah seriusnya masing-masing, relawan medis yang terlihat kewalahan menangani korban yang masih terus bertambah, tim penyelamat yang membawa karung jenazah berisi jasad korban yang baru berhasil di evakuasi, para prajurit yang bahu membahu membereskan puing-puing bangunan serta menolong tenaga medis dan tim penyelamat menangani korban, sebagian lagi menyiapkan liang untuk mengubur para korban yang telah tak bernyawa di pemakaman umum. Disana terdapat toilet sederhana yang dibuat dari bamboo dan ditutup terpal biru di sekelilingnya, terdapat timba-timba berisi air berjejer di sekitarnya.

~~~
TBC
Dipersilahkan memencet bintang di pojok kiri😀

Saudara Sang Monster LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang