28

114 10 0
                                    

28. Sesuatu yang Baru

Pagi telah menampakan diri di peradapan, sinar matahari perlahan naik dari ufuk timur menggantikan peran bulan untuk menerangi bumi. Semilir angin berembus menusuk kulit dengan dingin suhunya, pertanda musim pergantian telah tiba.

Seorang gadis terlihat tengah membungkus dirinya layaknya kepompong di atas ranjangnya, gadis yang dua hari lalu telah melepas gelar jomblonya menjadi bertunangan, benar dia Ghea. Gadis itu seolah lupa jika dirinya memiliki jadwal ujian praktik satu jam mendatang.

Tidak hanya lupa dengan ujiannya, gadis itu bahkan lupa jika telah meminta tunangannya mengantarkannya kekampus pagi ini, ingin pamer ceritanya. Lebih parahnya, dirinya menyuruh tunagannya untuk datang satu setengah jam lebih awal menjemput dirinya.

Brrakhh

Untuk kesekian kalinya pintu kamarnya didobrak kencang di pagi hari, tentu saja Mama lah pelakunya. Wanita paruh baya tersebut tengah berdiri sembari berkacak pinggang, matanya melotot menatap anak gadisnya yang masih tenang di alam mimpi. Di belakangnya berdiri Gandi dengan tampang mencemoohnya sembari menggelengkan kepala menatap miris kearah sang adik.

Sreekhh

Suara gorden kamar yang dibuka kasar, disusul dengan secercah cahaya menyilaukan yang menerobos masuk ke dalam kamar, tampaknya berhasil mengusik seseorang yang sedari tadi menutup matanya tersebut.

" Bangun hehhhh bangun nggak kamu ?!!" Sentak Mama sembari menarik kasar selimut yang membungkus tubuh putrinya, tangannya tak tinggal diam dengan mencubit setiap permukaan yang dilaluinya.

Tak mau kalah, Gandi yang melihat adiknya tengah mengernyitkan matanya berusaha tersadar dengan cepat tanpa tandang aling menarik kedua tangan Ghea hingga sang empunya berdiri sempoyongan. Ghea yang kesadarannya mulai terkumpul berusaha menyeimbangkan badannya dengan kepala pening.

Tak hanya sampai disana, Gandi segera menggendong Ghea layaknya karung beras menuju kamar mandi. Mendudukan adiknya di kloset, dirinya beralih mengambil shower lalu dengan tak berperasaannya disemprotkanlah air kewajah Ghea yang menahan kantuk.

Setelah dirasa kesadaran serta kemarahan telah menguasai adiknya, secepat kilat dirinya keluar dari kamar mandi guna menghindari amukan macam betina. Membanting pintu kamar mandi lalu menghitung dalam hati, hingga hitungan ketiga suara teriakan menggelegar pun terdengar.

"ABANGGG!!!!" Sentak Ghea di dalam kamar mandi dengan muka memerah menahan amarah, Gandi terkikik mendengarnya, Mama yang tengah membereskan kekacauan di kasur anaknya pun terlonjak kaget, sedangkan Dewa yang berada di ruang tamu lantas terkesiap dan berlari menaiki tangga hingga kedepan pintu kamar Ghea lengkap dengan air muka khawatirnya.

" BURUAN MANDI KASIAN DEWA UDAH NUNGGUIN KAMU SETENGAH JAM!" Balas Mama tak kalah berteriak, Dewa mengatur napas sembari mengusap dadanya sembari memantapkan hati dengan kemungkinan-kemungkinan gendang telinganya yang akan menjadi korban nantinya.

Ghea yang tengah berada di kamar mandi sontak terdiam ketika mendengar teriakan sang Mama, matanya membulat ketika menyadari dirinya ada ujian sebentar lagi. Dengan terburu-buru dirinya menanggalkan pakiannya dan meraih shower untuk mengguyur badannya.

Namun kegiatannya mendadak berhenti ketika menyadari ada sesuatu di jari, diangkatnya tangan kirinya lalu diamati sebuah benda berwarna kekuningan berkilau yang menghiasi jari manisnya ditambah sebuah permata di depannya, tampak indah melekat di tangannya.

Setelahnya sebuah senyum menghiasi wajahnya manisnya, dilanjut dengan kekehan gemas yang keluar dari bibir mungilnya. Pikirannya melayang pada sesosok pria yang saat ini berstatus sebagai tunangannya. Sungguh Ghea tidak pernah menyangka sebelumnya jika dirinya akan bertunangan di usia muda, ditambah dengan kuliah kedokterannya yang belum selesai.

~~~
TBC
Terimakasih telah berkunjung, vote komennya jika berkenan 😀

Saudara Sang Monster LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang