39. Minggu Bersih
Akhir pekan yang indah, ditemani dengan matahari yang bersinar cerah, beberapa orang memilih untuk menikmati akhir pekan dengan tidur dan mengistirahatkan badan seharian, pun ada yang memilih untuk berolahraga sekedar berlari mengelilingi kompleks, ataupun mengajak pasangannya.
Dan hari ini, dirumah pasangan muda yang tidak lain dan tidak bukan adalah Dewa dan Ghea, kedua sejoli tersebut telah menyibukan diri sejak matahari belum menampakan wujudnya. Membersihkan setiap sudut rumah dan menata perabotan yang dirasa kurang tepat tempatnya, lantaran rumah mereka yang langsung dihuni setelah dibeli dan hanya dibersihkan sekadarnya.
Selagi Ghea tidak mendapat sift hari ini serta Dewa yang tengah berada dirumah tanpa adanya tanggung jawab tugas, akhirnya mereka sepakat untuk melakukannya, menjadikan rumah bersih di setiap sudut dan menata ulang rumah agar lebih nyaman untuk mereka tinggal.
Operasi bersih-bersih dimulai dari lantai atas, tepatnya kamar mereka beserta kamar mandinya. Memindahkan ranjang ketempat yang dinilai lebih nyaman, menggeser almari agar tidak terlalu menghalangi cahaya dan lain sebagainya, lalu dilanjutnya dengan Dewa yang membersihkan kamar mandi dan Ghea yang menyapu dan mengepel lantai kamar.
Dilanjutkan dengan ruang keluarga, dapur, ruang makan, ruang tamu dan dilanjut ke halaman depan. Dan saat ini pasutri tersebut tengah merombak tata letak barang-barang dapur, memindahkan cadangan bahan makanan yang semula terletak di lemari penyimpanan bawah dipindahkan ke lemari gantung, untung menghindari bahan makanan dikunjung oleh tikus, meskipun kecil kemungkinan namun bukan berarti tidak bukan?
" Bangwaa!! Tolongin Ghee!! Ghe nggak bisa bawanya banyak, capek kalo harus naik turun, Abang!!" Teriak Ghea memanggil Dewa yang tengah membuang sampah di tempat sampah depan rumah, biasanya akan diambil oleh tukang sampah pukul 10 pagi.
" Udah biar saya, kamu turun gih ntar bantuin saya kasihin barang-barangnya." Ucapnya kalem sembari meletaktan seperangkat alat bersih-bersih, sapu dan pengki di sudut. Ghea nurut, dengan perlahan wanita itu turun lalu mengembalikan kursi meja makan pada tempatnya.
Selesai dengan urusan dapur serta meja makan, sudah pula ruang tamu, mereka pindah haluan menuju halaman depan. Ghea yang tengah berjongkok di depan kolam ikan, wanita itu tengah berusaha untuk menangkap segala ikan yang ada, namun nyatanya satu pun tak dapat padahal dirinya menggunakan jarring ikan, serta Dewa yang tengah berkutat dengan kran air, menyambungkannya dengan selang untuk mengisi ulang kolam ikan dan menyiram beberapa tanaman.
" Aduhh ikan, napa si lo susah bet ditangkepnya, gregetan sendiri ini gue mana kaki ikut pegel, panas lagi ini woe ah!" Ghea frustasi sedari tadi tidak berhasil menangkap satu pun ikan, padahal di kolam hanya terdapat 5 ekor ikan.
Wanita itu membuang asal jaring yang sedari tadi digenggamnya hingga genggamannya terasa hangat kesembarang arah. Duduk ndelosor di atas rerumputan, tangannya maju saling bertaut di letakan di tengah-tengah kakinya yang memanjang, wajahnya cemberut dan memelas.
" Widihh si mbak, ngapain mbak belajar ngemis?" Celetuk seorang remaja dari depan halaman rumahnya yang tidak tertutup pagar, pemuda itu masih duduk diatas montor sportnya dengan sebuah helm di pelukannya, memasang wajah tengil. Ia adalah Farhan, pemuda resek kurang akhlak yang tinggal tepat di sebelah rumahnya, rumah pemuda tersebut berada di paling pojok diikuti rumah Ghea dan Dewa setelahnya.
" Diem lo bocil!! Gue gampar juga mampus lo!!" Teriaknya sengit, lalu Dewa datang mengambil alih pekerjaannya menangkap ikan dan memindahkan mereka kedalam bak yang telah diisi air, semudah membalikan telapak tangan.
" Kamu nganggurkan? Mending sini bantuin saya nguras kolam ikan sama ngerapihin tanaman di depan, nanti saya kasih upah." Titah Dewa sembari berdiri dari posisi berjongkoknya setelah memindahkan bak berisi ikan ketempat yang lebih aman, diikuti Ghea yang ingin memainkan ikan-ikan tersebut layaknya seorang bocah. Pemuda tersebut nurut, memarkirkan motornya kehalaman rumahnya sendiri lalu datang hanya sengan kolor dan kaos, secepat itu dirinya berganti pakaian ketika mendengar kata upah. Dan setelahnya hanya Dewa dengan Farhan yang menata dan membersihkan halaman rumah, Ghea? Jangan tanya wanita itu kemana, tentu saja masih asik ndelosor memainkan ikan.
~~~
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudara Sang Monster Laut
Fiksi UmumAbdi negara, pekerjaan mulia bertaruh nyawa. Bertugas di daerah nan jauh di sana, meninggalkan sanak saudara. Mengorbankan nyawa demi melindungi jutaan nyawa saudara serta kedaulatan bangsanya. ==================================== TERINSPIRASI DARI...