49. Waktu Cepat Berlalu
Lagi dan lagi, waktu seolah mengejar manusia untuk melakukan segalanya dengan sangat cepat dan sempurna. Berputar setiap harinya tanpa mempedulikan keadaan, mengantarkan insan kedalam lembaran-lembaran baru kehidupannya, menggoreskan tinta pada bab-bab kenangan.
Alzaidan dan Elzolan, kedua kembar tersebut kini tumbuh menjadi bocah berumur 5 tahun dengan segala tingkah serta kelakuannya yang membuat Mamanya mengelus dada. Pagi-pagi buta telah kabur dari rumah pulang dengan baju basah kuyup serta luka dibeberapa tubuhnya, didatangi tetangga yang mengamuk lantaran buah jambunya di curi serta dahannya dipatahkan. Dan ternyata dua bocah tersebut baru saja mandi disungai bersama anak-anak komplek sebelah lalu pulang tergiur dengan jambu air tetangga yang berwarna merah.
Ghea yang telah bersiap berangkat menuju rumah sakit meringis pelan mendengar omelan emak-emak sebelah, antara merasa tidak enak, emosi juga ingin ngakak melihat cara emak-emak tersebut mengomel.
Wanita tersebut menangkupkan tangan dengan tubuh menunduk meminta maaf, lalu menggiring anak-anak masuk untuk membersihkan diri serta mengobati luka-lukanya. Kedua bocah tersebut menurut dengan tampang seolah tidak melakukan kesalahan apapun.
" AZKAAA!! Sini dulu dek, tolongin Kakak!!" Teriak Ghea menggelegar kesegala penjuru rumah memanggil sang adik. Bocah berusia 10 tahun asal Palu tersebut kini tumbuh menjadi seorang pemuda kalem nan cerdas idola kaum hawa.
Dengan kulit sawo matang khas asia yang dimilikinya, binar mata tegas serta bibir yang terpahat sempurna, membuat setiap gadis menjerit lantaran terpana, bahkan dirinya menjadi incaran para kakak kelas di SMA-nya.
" Kenapa Kak?" Tanyanya kalem berjalan keluar kamarnya dengan kacamata baca yang masih bertengger di hidungnya, ditambah muka bantal miliknya lantaran belum sempat menyentuh air selain mengambil wudhu untuk sholat subuh petang tadi, lalu lanjut tidur.
" Tolong bantuin Kakak urusin bocah-bocah bandel ini ya, Kakak udah hampir telat kerumah sakitnya, ntar Bibi datang jam 9 an, kamu bisa kan?" Sahut Ghea dengan tangan yang sibuk mengobati luka putra-putranya yang hanya menatap polos kearah sang Mama.
Pelipis berdarah, luka di sekujur tungkai serta siku yang terbaret, kepala Ghea serasa ingin pecah menghadapi segala tingkah menakjubkan dua bocah yang dibawanya kemana-mana 9 bulan tersebut. Azka mengangguk kalem, lantas mengangkat Elzo yang sudah diobati terlebih dulu menuju kamar mandi, bocah tersebut bersorak girang ketika diangkat layaknya pesawat oleh Azka.
" Nah udah, Abang susul El sama uncle ke kamar mandi ya? Mama mau kerja dulu, jangan ngerepotin uncle." Titah Ghea sembari bangkit dan mengusak surai hitam Al yang mengangguk dengan cengiran kuda.
" AZKA!! KAKAK BERANGKAT DULU!!" Pamitnya dengan langkah cepat keluar rumah, lantas dibalas teriakan oleh Azka yang berada di kamar mandi dekat dapur. Pemuda itu memang memilih untuk tinggal di rumah Kakak perempuannya, selain karena lebih dekat dengan sekolahnya, ia juga ingin membantu sang Kakak merawat keponakan-keponakan bandelnya.
Sedangkan Dewa, lelaki itu tengah bertugas sekarang dan kemungkinan akan pulang nanti malam. Lalu Farhan, pria slengean tetangga samping Ghea dan Dewa tersebut kini tengah sibuk mengembangkan usaha miliknya, bermula dari iseng-iseng membuka sebuah caffe di sebuah lahan kosong dekat kompleknya, kini memiliki cukup banyak cabang yang tersebar di Kota Pahlawan. Namun sayang, dirinya masih menjomblo hingga sekarang, ada yang berminat?
Dan Ghea, wanita tersebut telah menyelesaikan masa koasnya dan mendapatkan gelar sebagai seorang dokter 2,5 tahun yang lalu. Menjabat sebagai seorang dokter umum di dua rumah sakit besar, menyelesaikan pendidikan spesialis mata yang diambilnya, juga mengurus rumah tangga dengan dua orang anak tentu bukan hal yang mudah.
Cara membagi waktu adalah tantangan utama yang harus dirinya hadapi, ditengah pekerjaannya merawat dan mengusahakan keselamatan nyawa orang lain, kewajibannya mengurus anak suami serta rumah, juga materi dan tugas-tugas kuliah yang menantinya. Beruntung dirinya memiliki keluarga yang selalu mendukung, menyemangati dirinya, membantu dan menghiburnya disaat menghadapi kesulitan.
~~~
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudara Sang Monster Laut
General FictionAbdi negara, pekerjaan mulia bertaruh nyawa. Bertugas di daerah nan jauh di sana, meninggalkan sanak saudara. Mengorbankan nyawa demi melindungi jutaan nyawa saudara serta kedaulatan bangsanya. ==================================== TERINSPIRASI DARI...