29th Moment - Precious

9K 1K 32
                                    

"Maaf bertamu jam segini, Taa. Aku ganggu kamu tidur?"

Lita menggeleng dan mendudukkan dirinya pada sofa di depan Refki setelah merapikan cepolan rambutnya. Wajahnya terlihat mengantuk meski jam masih menunjukkan pukul delapan malam.

"Aku abis nidurin Raga dan malah ikut ketiduran. Dia agak rewel gara-gara nggak tidur siang, jadi tidurnya lebih awal. Aku buatin minum dulu, ya, Mas?"

"Nggak usah, aku nggak lama."

"Mau ngobrol sama Mas Welly juga?" tawar Lita. "Dia nggak biasa ninggalin anaknya yang baru tidur. Mau nunggu sebentar, Mas?"

"Aku ke sini buat ngomong sama kamu." Refki menegakkan punggungnya dan menatap Lita intens. "Welly udah cerita soal aku sama Liv yang berantem sampai bikin dia kabur?"

Lita mengangguk, tetapi tidak menyahut sampai Refki bersuara lagi.

"Aku udah nyakitin Liv. Maaf, Taa."

Jantung Refki berdegup lebih kencang bahkan saat Lita tidak melakukan apa pun untuk mengintimidasinya. Perempuan itu duduk dengan tenang di tempatnya. Tatapan matanya pun tidak kalah tenang. "Aku salah udah nyinggung masa lalumu sama Welly dan jadiin itu sebagai senjata buat nyalahin Liv. Aku udah nuduh Liv selingkuh dan bikin dia sakit hati. Aku juga ingkar janji sama kamu."

"Manusia tempatnya salah, Mas. Nggak apa-apa." Senyum Lita menyertai ucapannya yang begitu tenang. "Kalian pasti udah komitmen atas banyak hal dan tau gimana cara mempertahankan itu semua. Aku nggak bisa menghakimi salah satu dari kalian. Kalau waktu itu kamu salah ambil langkah buat ngadepin Liv, Adekku pasti juga udah ngelakuin kesalahan yang bikin kamu out of control."

Refki menggeleng. "Nggak, kali ini aku yang salah."

"Up and down itu pasti ada di satu hubungan," ujar Lita kalem. "Ada kalanya kamu capek sama Liv, dan ada waktunya Liv capek sama kamu. Itu bukan hal baru, Mas. Kamu, sebagai yang lebih tua dan punya lebih banyak pengalaman, pasti paham soal ini. Aku seneng lihat Liv yang enjoy ngejalani hubungan ini sama kamu, dan aku harap kamu bisa ngerasain hal yang sama. Aku pengen kamu mencintai Liv tanpa beban, tanpa alasan 'karena dia Adekku dan Mas Welly'."

"I really love her, Taa. She's precious for me. Persis kayak yang kamu harapkan." Refki membalas tatapan Lita dengan penuh keyakinan. Tidak sedetik pun laki-laki itu mengalihkan manik matanya dari milik Lita. "Aku dateng ke sini karena aku menghormati kamu sebagai Kakaknya Liv. Sikapku ke Liv udah keterlaluan dan selain minta maaf ke dia, aku juga harus minta maaf ke kamu."

Diam-diam Refki bertanya pada dirinya sendiri. Bagaimana bisa Lita menghadapinya tanpa emosi? Bagaimana bisa Lita memaafkannya dengan mudah saat Refki mengira ia harus mendapatkan amarah perempuan itu lebih dulu?

Senyum hangat Lita tercetak sempurna pada bibirnya. Terlepas dari masa lalunya, Refki sadar bahwa Welly tidak salah memilih teman hidup.

Refki sudah pernah mengakuinya, bahwa Lita pantas dicintai laki-laki sesempurna Welly dan menjadi panutan nomor satu Liv. Malam ini, Refki ingin mengakuinya lagi.

"Aku mau seberuntung Welly, yang milih nggak ngelepasin kamu sampai kalian bisa sampai di fase ini." Refki membuka suara lagi. "Makasih udah ngasih aku kesempatan buat terus sayang sama Liv dan jadi partnernya, Taa. I know, I can't ever thank enough. Tapi aku mau kamu tau, Liv bener-bener berharga buat aku. Aku nggak bisa kehilangan dia."

Terjebak di tengah tumpukan pekerjaannya selama beberapa hari terakhir membuat Refki tidak bisa meluangkan waktu untuk bertemu Lita dan meminta maaf secara personal. Ia sudah memikirkan banyak kemungkinan, yang di antaranya adalah kemungkinan-kemungkinan buruk. Refki sudah menyiapkan diri untuk semua ucapan-ucapan pedas Lita. Namun, perempuan itu justru menyambutnya dengan hangat dan penuh senyum.

Too Night ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang