Selama beberapa hari terakhir, terutama setelah ploting dosen pembimbing skripsi dikeluarkan oleh pihak jurusan, kesibukan Liv kian meningkat. Selain masih menempuh beberapa mata kuliah, Liv juga mengambil program skripsi supaya bisa mengerjakan disela-sela tugas kuliah yang juga datang tanpa henti. Selama beberapa hari terakhir pula, intensitasnya bertemu Refki berkurang.
Tidak hanya Liv, Refki pun dilanda kesibukan yang kian menggunung. Liv baik-baik saja dengan itu-karena ia sudah sangat terbiasa, setidaknya sampai sore tadi Welly menghubunginya dan memberitahu kabar penting.
Kantornya sedang tertimpa masalah.
Liv memang tidak begitu paham dunia konsultan, proyek-proyek yang mereka tangani, pihak-pihak yang bekerja sama dalam proyek, serta serentetan hal-hal penting lainnya. Namun, Liv tidak perlu jadi pintar untuk tahu bahwa kekasihnya sedang dalam masalah. Selain Welly, bahu Refki yang dibebani tanggung jawab besar atas keberhasilan tiap-tiap proyek yang memakai jasa Aryatama sebagai konsultan.
Tuduhan korupsi atas pembangunan satu unit gedung di kompleks rumah sakit milik pemerintah, begitu yang Welly katakan padanya. Welly memberitahunya dengan harapan Liv bisa menenangkan Refki yang kalang-kabut karena laki-laki itu pasti punya semakin banyak beban, Liv langsung mencari sebanyak-banyaknya informasi di seluruh portal berita online. Namun, ia hanya menemukan tidak lebih dari sepuluh artikel dengan ulasan tidak jauh berbeda. Masalahnya masih sangat hangat dan belum banyak media yang meliput.
Meski begitu, ia yakin kekasihnya terguncang. Terbukti dari suaranya yang lemas sewaktu Liv menghubungi laki-laki itu beberapa jam lalu. Refki sempat kembali ke apartemen sebelum pergi lagi, sehingga mereka belum bertemu sama sekali. Ia harus membongkar seluruh dokumen terkait proyek yang isunya sedang menjerat Aryatama.
Sambil menunggu Refki datang, sementara malam semakin larut, Liv terus-terusan merefresh laman pencarian dengan kata kunci yang sama. Kata kunci yang didapat dari Welly sore tadi. Berharap ada berita baru, berita yang ia harap-harapkan: bahwa Aryatama, terutama kekasihnya, tidak terjerat masalah apa pun jika itu berhubungan dengan kata korupsi.
Liv percaya pada Refki, karena laki-laki itu-meski badung dan mulutnya suka menyeletuk asal-tidak pernah sekalipun punya niat untuk mencuri. Mengambil keuntungan yang bukan miliknya. Dan apabila kemungkinan kecil itu ada, Refki pasti sudah melakukannya sejak dulu. Sudah banyak sekali proyek menggiurkan yang datang silih berganti. Refki kerap bercerita padanya bahwa beberapa kali ia ditawari fee sekian persen dan akan masuk ke rekening pribadinya dengan syarat macam-macam. Namun, Refki selalu menolaknya.
Laki-laki itu membuktikan pada Liv dengan menunjukkan slip gaji maupun mutasi rekeningnya.
Dan malam ini, Liv tidak pernah menyangka bahwa dunia Refki-dunia yang sangat dicintainya, sangat menyeramkan di satu waktu. Terutama jika tidak punya keteguhan hati dan mudah digoyahkan oleh bujuk rayu atas uang yang tidak seberapa.
Terlalu gusar dan sibuk memikirkan keadaan Refki, puluhan jurnal yang menumpuk pada file download di laptopnya ia biarkan sejak tadi. Tidak satu pun dibacanya, padahal ia sudah harus mulai menyiapkan proposal skripsi dalam kurun waktu yang sempit. Isi kepala Liv terlalu penuh dengan banyak spekulasi menyeramkan, sehingga ia hanya bisa menyibukkan diri dengan ponselnya dan berharap mendapatkan informasi yang sejak tadi ia ingin baca.
Liv tersentak ketika mendengar pintu dibuka. Refki datang dengan wajah kuyu. Bahunya turun. Matanya merah dan terlihat mengantuk.
Sudah pukul satu dini hari, pantas saja kekasihnya itu kelihatan sangat butuh tidur.
"Hai." Bahkan suaranya tidak kalah lemas.
Liv tersenyum. Setelah meletakkan ponsel di atas meja dan menyingkirkan Lumpy dari pangkuannya, Liv berpindah dari atas karpet menuju sofa. Lantas membiarkan tubuhnya direngkuh Refki setelah laki-laki itu menanggalkan jaketnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Night ✔
RomanceSurabaya, 2019. Refki mencintai Liv sebesar ia menghargai tiap detik di malam yang mereka lewati bersama. Liv mencintai Refki sebesar laki-laki itu meluangkan waktu untuk memberinya dekapan hangat kala malam menjelang. Meski dalam beberapa waktu, Re...