44th Moment - Resolution

10.4K 1K 56
                                    

Ajakan untuk pergi berlibur ke Lombok betul-betul mendadak. Sayangnya, Liv tidak pernah bisa menolak apabila Lita yang memintanya ikut. Kakaknya itu tidak berencana pergi ke mana pun di akhir tahun, tetapi begitu melihat instagram story maupun whatsapp story teman-temannya—ini menurut informasi dari Welly, ia impusif ingin berlibur ke Lombok.

Betul-betul sebuah permintaan yang mencengangkan. Namun, Liv yakin Welly tidak akan pernah menolak apabila Lita yang meminta. Pasalnya, Lita jarang meminta sesuatu pada Welly. Meski untuk mendapatkan tiket penerbangan dan penginapan dengan pemandangan menakjubkan sesuai permintaan Lita, Welly sempat kesulitan.

Kakaknya memesan beberapa kamar untuk mereka singgahi selama berlibur. Mereka dalam hal ini ialah Lita dan keluarga kecilnya, Liv dan Refki yang lagi-lagi diminta—setengah—dipaksa ikut, serta Papanya. Orang tua Welly menolak karena ingin menghabiskan waktu berdua. Sementara Papanya yang kebetulan tengah berkunjung ke Surabaya diminta untuk sekalian ikut berlibur.

Liv tahu, Welly menghabiskan banyak biaya dalam liburan kali ini. Yang Liv juga tahu, Welly tidak akan pernah keberatan melakukan hal itu jika ia bisa terus membuat Lita senang. Liv pernah dengan serius menanyakannya dan mendapatkan jawaban itu.

Melihat bagaimana Welly dengan mudah mengabulkan permintaan Lita selama itu memungkinkan sangat membuatnya terpukau. Selalu. Dan benar saja, ibu satu anak itu senang bukan main saat tiba di Lombok. Lita menghabiskan banyak waktu untuk menikmati keindahan salah satu pantai tersohor di pulau ini.

Hanya ke pantai. Betul-betul ajaib kadang kakaknya ini.

Karena Liv tidak mau menyia-nyiakan liburan kali ini, maka berbekal pengetahuan Refki yang beberapa kali datang ke Lombok sekian tahun lalu untuk menggarap resort yang tengah mereka singgahi serta mobil rental yang diperuntukkan pada pengunjung resort, Liv menghabiskan waktu berliburnya untuk pergi ke tempat-tempat terdekat. Tidak hanya menghabiskan waktu untuk memandangi pantai sampai mengantuk.

Refki mengambil cuti meski telah mendapat jatah libur dari kantor. Welly mengatakan bahwa mereka akan singgah lebih lama, sehingga Refki harus menggunakan jatah cutinya. Kekasihnya itu menurut. Sewaktu Liv bertanya alasannya, laki-laki itu berkelakar, "Aku lagi liburan bareng direkturnya."

Tepat di malam tahun baru, Liv menahan diri untuk tidak kabur selepas makan malam. Mereka baru saja menikmati jamuan makan malam dari pihak hotel sebab mereka tahu bahwa yang datang adalah direktur teknik dari konsultan yang menggarap resort ini.

Tidak pernah sekalipun terbesit dalam pikirannya bahwa suatu saat, keluarganya akan mendapatkan suatu kehormatan seperti ini. Ya, Liv menamainya sebagai kehormatan. Katakanlah, Liv norak. Namun, itu yang ia rasakan sejak tadi. Sebab sejak dulu, setiap malam tahun baru, ia sudah betul-betul puas dengan kegiatan memanggang jagung manis dan sosis di teras rumah sambil menikmati rintik-rintik hujan yang turun. Sekarang, keaadaan telah berbalik. Dan meski sudah kerap mengalaminya beberapa tahun terakhir, Liv tidak bisa untuk tidak kaget.

Liv meletakkan potongan daging gurame di atas piring Papanya. Ia menambahkan dua sendok capcay—minus ayam dan udang yang membanjiri masakan itu—di sisi piring yang masih kosong. Perempuan itu juga meletakkan segelas air putih di depan piring Papanya. Kebiasaan yang sejak dulu tidak pernah ia hilangkan. Menyiapkan makan Papanya sebelum mengambil porsi untuk diri sendiri.

Di depannya, Lita menyuapi Raga karena tidak mau pakaian yang anak itu kenakan berlepotan oleh makanan jika dibiarkan makan sendiri. Sebelum menyantap makanannya sendiri. Sambil menikmati makan malamnya, Welly dan Refki sesekali menimpali ucapan Papanya. Liv membiarkan. Kedua laki-laki itu tengah menjalankan peran sebagai menantu yang baik. Yang juga diceritakan papanya pada tiap orang yang 'penasaran' dengan pasangan anak-anaknya dengan bangga.

Too Night ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang