7th Moment - Confused

13.3K 1.6K 30
                                    

Ada lagu di mulmed yang bisa didengerin sambil baca part ini, atau sambil bayangin lima Mas-Mas ganteng balapan di sirkuit.

***

Liv: Mas, aku ke tempatmu ya

Pesan tersebut masuk pukul empat sore. Satu jam yang lalu. Refki membalasnya dengan bimbang. Jika Liv sudah berada di apartemennya, Refki tidak akan tega meninggalkan perempuan itu dan menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Meski moment ini sudah lama ia tunggu-tunggu sampai akhirnya bisa terlaksana. Felya—istri Deo—dengan senang hati membuka akses area gokart milik keluarga besarnya, membuat Deo melapor dengan antusias saat Rengga mencari-cari area gokart yang bisa disewa semalaman. Laki-laki itu selalu mengatakan dengan bangga bahwa ia adalah menantu kesayangan orang tua Felya dan mudah baginya mendapatkan akses eksklusif milik Soeharyoso Family.

Sejak Welly dan Deo menikah, boys time jarang sekali dalam formasi lengkap. Dalam beberapa waktu, hanya salah satu dari mereka yang bisa hadir. Hanya Refki, Rengga, dan Fedry yang masih bisa menghabiskan waktu bersama. Masih bisa mengikuti kegilaan Rengga yang menyewa satu ruangan billiard dan main sampai puas. Lalu pulang hampir subuh setelah menghabiskan berpotong-potong pizza dan cola, atau beer. Jika Fedry—yang paling kalem di antara kelimanya—enggan terjaga semalam suntuk, maka mereka hanya akan makan sampai puas dan mencicipi segelas wine pada restoran yang Rengga pilih.

Maka ketika Deo bisa meluangkan waktunya karena Felya—istrinya—memberi izin, Welly yang menjanjikan untuk hadir karena rindu kebersamaan mereka, Rengga yang dengan senang hati membatalkan janji dengan perempuan-perempuannya di malam yang sama, dan Fedry si gamer yang kalem akhirnya mau keluar 'kandang' tanpa dipaksa, Refki tidak mau melewatkan moment ini. Dan tentunya, tidak ingin mengecewakan teman-temannya.

Boys (5)

Deo: bilang tamunya Deo ke satpam. ntar langsung diarahin

Fedry: tebengin

Rengga: bareng Welly aja. Mobilku bau cewek

Deo: halah Ga, tobat

Welly: oke Fed

Welly: abis maghrib jalan, takut kena damprat nyonya

Rengga: Ref, keluar kandang

Deo: Dia udah oke kan?

Refki menutup chat room grup yang dibuat atas ide Rengga itu dengan perasaan campur aduk. Pukul setengah enam sore, saat hari mulai gelap, Refki tiba di apartemennya. Ketika membuka pintu, ia mendapati Liv meringkuk pada sofa dengan setelan piyama dan hoodie yang menenggelamkan tubuh mungilnya.

Saat perempuan itu menoleh, Refki bisa melihat wajahnya yang pucat. Dengan tergesa, Refki menghampirinya setelah meletakkan ransel dengan asal di atas lantai yang dingin.

"Kamu sakit?" Refki bersimpuh di depan Liv yang pucat. Bibirnya kering, matanya sayu, dan saat Refki menyentuh pipi perempuan itu, tangannya terasa panas.

Dua minggu terakhir, Liv benar-benar disibukkan oleh banyak urusan di kampusnya. Kuliah yang memadat, HIMA yang sedang menyiapkan acara ulang tahun jurusan, dan tugas-tugas kuliahnya yang menggunung. Karenanya, mereka jarang bertemu. Bahkan untuk menginap, jarang Liv lakukan karena ia memilih menghabiskan malamnya dengan mengerjakan tugas di kos, atau rapat hingga larut.

Liv tersenyum lemah. Dada Refki terasa diremas melihatnya. "Pusing banget tadi pas di kampus, jadi aku mangkir rapat HIMA. Aku mau ke rumah Mbak Lita, tapi nggak kuat buat di jalan lama-lama."

Too Night ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang