"Kerja bagus!" puji Buana saat menerima sebuah map berwarna biru berisi data diri Cashel.
Tidak mudah untuk ia mendapatkan informasi tentang tua bangka itu, namun Buana tetap gigih untuk mendapatkannya. Baginya, semua hal harus ada balasannya. Termasuk apa yang telah dilakukan Cashel kepadanya dulu.
"Jadi, tua bangka itu memiliki tiga orang anak?" gumam Buana saat melihat data diri Cashel yang memiliki tiga orang anak laki-laki.
Salah satu anak buahnya yang memakai seragam formal hitam mengangguk membenarkan atas gumaman atasannya itu. "Benar, Bos! Saya dapati juga bahwa dia dulu memiliki seorang putri, namun putrinya menghilang saat berumur tiga tahun atau empat tahun hingga sekarang belum ditemukan," ujarnya kepada Buana.
Buana mengangguk. "Hm ... nama anak perempuannya siapa?" tanya Buana.
"Namanya ---"
"Bos!" Panggilan tersebut membuat Buana mengalihkan pandangannya.
"Ada apa?" tanya Buana saat melihat salah seorang dari anak buahnya yang bertugas menjaga keamanan di depan ruangannya, malah masuk ke ruangannya dengan terburu-buru.
"Ada beberapa orang yang memaksa masuk ke dalam kantor, Bos! Orang itu berkata ada urusan penting dengan Bos," lapornya kepada Buana.
Buana mengernyit, tidak biasanya ada klien yang memaksa masuk ke kantor rahasia miliknya, bahkan baru kali ini ada kliennya yang mendatangi kantor ini untuk bertemu dengannya.
"Baiklah, biarkan mereka masuk," ucap Buana membuat anak buahnya mengangguk lalu pergi diikuti anak buahnya yang tadi memberikan map kepada Buana.
Pria paruh baya itu segera memasukan map berwarna biru itu ke dalam loker meja kerjanya.
Terdengar suara ketukan pintu dari luar membuatnya menghela napas, kenapa tiba-tiba jantungnya berdegup kencang?
"Masuk!" perintahnya dan membuat pintu itu terbuka.
Terpampang tubuh tegap lima orang pria dengan pakaian jas hitam lengkap dengan kacamata yang bertengger di hidung lima pria itu.
Buana menatap heran ke arah lima laki-laki di hadapannya, sepertinya mereka masih muda.
"Hei anak muda! Apakah kalian tidak tahu sopan santun? Sebaiknya lepas kacamata kalian jika sedang berbicara atau bertemu dengan orang yang lebih tua!" tegur Buana saat mengetahui mereka semua memakai kacamata.
"Sepertinya saya menghadapi klien yang istimewa," ucap Buana tanpa takut. "Silakan duduk!"
Kelima pria itu mendudukan diri mereka di atas sofa yang tersedia di ruangan Buana.
"Jadi, ada apa kalian kemari?" tanya Buana, walaupun sebenarnya ia tidak tahu siapa kelima peria tersebut.
"Hapus dan hilangkan segala informasi yang berkaitan dengan keluarga Purmono!" ucap salah satu dari kelima pemuda tersebut kepada Buana.
Salah satu pria tersebut menatap Buana dengan senyum miring tercetak jelas di bibirnya, oh ayolah! Siapa yang tidak mengenal keluarga Purmono? Cashel tidak sebodoh itu membiarkan informasi penting tentangnya dapat diketahui dengan mudah oleh musuh mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
AnggaRaya [ON GOING - SLOW UPDATE - REVISI]
Teen FictionRaya membulatkan matanya. Horror, "Apasi! Cepetan turun." Angga yang tak kuasa melihat wajah Raya yang memerahpun melepaskan tawanya. "Kenapa sih, lo?" Raya menatap aneh Angga yang tiba-tiba tertawa lebar. "Muka lo, lucu!" Raya yang kesal, berlalu m...