'¤| Bab 40☆

29 13 3
                                    

Tidak ada kejujuran yang
tidak menimbulkan rasa keterkejutan.
Tidak ada pula kebohongan yang
sifatnya bertahan lama.

-Angga Yudistira-

Angga berjalan dengan cepat memasuki Cafe yang menjadi tempat Raya bekerja di sore hari ini.

Ia berjalan cepat bukan karena apa-apa, melainkan karena ada satu hal yang membuat mood-nya hancur berkeping-keping.

"Panas banget," keluhnya sambil mengelap keringat yang berada di dahinya.

"Alay, Anjir!" cibir Chandra membuat Angga mendengus.

Inilah hal yang membuat mood Angga rusak, kehadiran makhluk yang merepotkan dirinya.

Untung hanya ada satu spesies dan spesies yang satunya tidak ikut. Jika yang satunya ikut, Angga pasti akan mengajak mereka berdua untuk adu kekuatan dengannya.

"Enggak usah ikut kalau komen gue mulu, lu," sinis Angga.

Chandra menyengir, "Baperan banget."

Angga menatap tajam, lalu mengalihkan pandangannya dari anak iblis yang berada di sampingnya — yang sedang meminum sekotak susu strawberry.

"Cih! Sakit perut ntar," gumam Angga saat melihat Chandra masih asyik menyedot susu strawberrynya itu.

Kring!

Angga dan Chandra berjalan menuju kursi dan meja yang masih kosong untuk tempat mereka duduk.

"Mba!" panggil Chandra sambil berteriak.

Angga menendang kaki Chandra, "Jaga image kampret!"

Chandra tersenyum malu, "Maaf, ya. Chandra enggak sengaja tadi," ucapnya sok imut.

"Wuek!" Angga memasang wajah sok muntah.

"Silakan," ucap seorang waiters yang memakai pakaian kerja dengan kerudung hitam terpatri di kepalanya.

Angga berdehem, "Ra."

Waiters itu mengangguk, "Apa?"

"Duduk sebentar, sini," ajak Angga sembari melirik kursi kosong yang berada di hadapannya.

Raya mengangguk, mumpung job-nya masih kosong.

"Ada apa?" tanya Raya setelah duduk dan melipat tangannya di atas meja.

Angga melirik Chandra sebentar, laki-laki itu masih menyeruput susu strawberrry yang sepertinya kemasannya baru lagi. Chandra membawa persediaan susu itu di dalam tas sling bag nya.

Angga memutar bola matanya malas sedangkan Raya terkekeh. "Udahan, Chan. Nanti lu sakit," ucap Raya.

Chandra tersedak membuat Angga memelototkan matanya.

"Apa?! Seneng diperhatiin ha?"

Chandra menggeleng, "Enggak, Bos. Gue diem aja."

Angga mendengus, "Jadi gini, Ra —" ucap Angga terpotong tanpa menoleh ke arah Raya karena ia fokus dengan ponselnya.

"Apa?" tanya Raya tak sabaran. Tetapi manik matanya menemukan sebuah bayangan hitam di balik sana membuat Raya menelan ludahnya pelan.

Angga mengangkat pandangannya. Mendapati Raya sedang duduk gelisah, membuat Angga mengernyit. Rasanya tadi Raya duduk biasa saja, tidak ada kegelisahan sama sekali.

Angga melirik sekitar Cafe, tidak ada yang aneh.

"Ngeum, Ngga? Udah, belum? Gue mau kerja lagi," ucap Raya tak enak.

AnggaRaya [ON GOING - SLOW UPDATE - REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang