'¤| Bab 35☆

51 17 5
                                    

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.

Telah berpulang, teman aku bernama Alfin Akbar Sinaga bersama satu keluarganya karena musibah rumah kebakaran di daerah Legok, Tangerang (23 Oktober 2020. Yang nonton berita pukul 10.00 WIB, pasti tahu beritanya). Dia adalah salah satu nama tokoh dan pemeran dari inti Unifoce AnggaRaya ini. Dia salah satu sahabat laki-laki yang aku miliki.

Mohon doanya, ya :")

Semoga dia bisa tenang di atas sana, aamiin.

Walaupun dia telah pergi, dia masih aku usahakan ada di cerita ini untuk dikenang aku. Kalian bakalan tahu endingnya gimana:)

Sebenarnya endingnya enggak kayak gini, tapi harus aku ubah alur ceritanya. Aku enggak mau menyangkut nama beliau kembali, karena mengikhlaskan dia aja aku masih belum bisa :)

BTW, ITU LAGUNYA CUMA SEKEDAR LAGU PENGENANG ALM. ALFIN YA! GADA HUBUNGANNYA SAMA ALUR CERITA DI BAB INI.

Terima kasih. Semoga kalian tetap senang dan tetap stay sama kelanjutan AnggaRaya walaupun alur ceritanya harus aku ubah.

HappyReading♡

Angga mengambil langkah cepat saat bel istirahat berbunyi.

Tadi setelah melaksanakan shalat Duha di markas, anggota Unifoce memang sengaja langsung berangkat ke sekolah dan sampai di sekolah tepat saat bel istirahat berbunyi.

"Ngga! Santai ngapa, dah?" ucap Chiko yang berjarak satu meter di belakang tubuh Angga.

Angga menggelengkan kepalanya, sedari tadi juga ia sudah berjalan dengan santai.

Chikonya saja yang lambat.

"Gue ada urusan sedikit sama guru BK," ujar Angga membuat seluruh inti Unifoce kompak memberhentikan langkah mereka di depan koridor kelas XI MAIPA 10, Angga akhirnya juga ikut memberhentikan langkah.

"Lo kenapa?"

"Kok bisa?"

"Lo ngapain, njir?" tanya Alfin, Putra, dan Chandra bersamaan.

Angga menatap mereka semua dengan pandangan sendu.

"Gue ...."

"Enggak usah ngibul, bodoh!" umpat Juan membuat Angga cemberut.

Gagal sudah niatannya untuk menjahili teman-temannya.

"Gue ada urusan. Santai, gue enggak ada masalah sama guru BK," ucap Angga menenangkan membuat semua temannya menganggukan kepala.

Angga berjalan berbalik arah dengan teman-temannya sambil bersenandung pelan.

Hingga saat ia bertemu sebuah belokan, Angga membelokan tubuhnya dan memberhentikan langkah sejenak karena ia mendengar suara seseorang yang sepertinya tidak asing.

"Gue enggak sama sekali ada urusan sama dia, Mi," ucap salah satu dari dua orang perempuan itu dengan muka datarnya.

Rusmi diam, "Gue sebenarnya enggak suka, Ra. Lo terlalu menyempatkan diri buat dia, sedangkan buat kita lo enggak pernah mau bagi waktu."

Raya menggeleng, "Kalian—Ya, gue yang salah. Gue minta maaf," ucap Raya tulus, tak ingin memperpanjang masalah.

"Gue juga denger, dia itu dekat sama bang Aland. Ketua geng Pegasus. lo tahu, kan gimana lingkup seseorang yang hidupnya berada di radar geng terkenal itu? Gue harap lo jauhin dikit dia, Ra. Apalagi Angga," ucap Rusmi membuat Raya menelan salivanya.

"Gue tahu dan jangan diulang, gue malas dengarnya," ketus Raya membuat Rusmi mendengus.

"Gue duluan," pamit Rusmi sambil memberikan senyum tipis kepada Raya.

AnggaRaya [ON GOING - SLOW UPDATE - REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang