Beritahu aku kalau ada typo!
❤.❤.❤
***
Raya menatap pasukan Geng Unifoce dari Man Jaya dengan pandangan yang sulit diartikan diikuti seseorang disebelahnya, Irgi.
Geng Unifoce seharusnya datang besok, tetapi hari ini mereka sudah datang ke acara dengan pakaian dan perlengkapan yang sudah lengkap.
Sungguh membuat Raya sedikit terkesan.
Ingin menolak kedatangan mereka, tetapi ia membutuhkan mereka. Jadi lebih baik ia menahan emosi dan mengajak mereka membangun tenda di lokasi.
Raya masuk ke dalam dapur khusus, disana terdapat sepuluh kompor dan segala peralatan serta kebutuhan dapur.
"Emh ... itu udah, ini udah, itu ... emh, udah. Ini, oke sip. Lengkap semua," gumam Raya.
Buk!
Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya pelan.
Saat Raya lihat, ternyata Angga.
"Apaan?" tanya Raya malas.
Bagaimana tidak malas, jika kedatangan Angga saat ia sedang bertugas seperti ini akan menghambat segala pikirannya karena detak jantungnya yang memompa lebih keras bila berdekatan dengan ketua geng Unifoce ini.
Kayaknya gue harus periksa ke dokter nih.
"Lu disuruh ke tenda Osis," ucap Angga dengan pandangan datar lalu berbalik badan meninggalkan Raya.
"Oke,"
Raya berjalan menuju ruang Osis dengan santai, sesekali membalas sapaan daripada anggota Unifoce dengan senyuman canggung.
Ditanya Raya sebenarnya lelah atau tidak, Raya sangat lelah. Apalagi, di
sini hanya ada sepuluh orang anggota Osis dan sisanya pasukan geng Unifoce yang kira-kira jumlahnya ada tujuh puluh delapan orang.Geng Unifoce tidak bisa selalu terbuka dengan Osis, oleh karena itu adanya Unifoce hanya untuk berjaga-jaga saja jika ada hal yang tidak diinginkan.
Terkadang yang membuat Raya lelah adalah saat selalu ada rapat Osis secara dadakan seperti ini. Ia bingung dengan Irgi, mengapa ketua Osis tersebut senang sekali mengumpulkan para anggotanya saat sedang bertugas? Seperti tidak ada waktu setelah bertugas saja. Pikir Raya.
Memasuki tenda, Raya berucap salam, "Selamat Pagi,"
"Pagi, Raya."
Raya duduk disebelah Irgi yang memang ketua Osis sedangkan wakil ketua Osis ada di sekolah mereka.
"Udah pada kumpulkan? Jadi, gue disini mau bicarain ... sepertinya, ada yang harus kita rombak lagi waktunya," ucap Irgi berhenti karena menghela napas.
"Untuk kegiatan mencari jejak, kita undur jangan saat malam-malam ... itu nggak baik karena ini hutan dan kita nggak pernah bisa main-main dan kita juga nggak tahu gimana kondisi hutan ini sebenarnya walaupun kita sudah interview tempat ini. Acara mencari jejak ada di hari kedua dan dimulai dari pukul delapan pagi sampai lima sore," ucap Irgi.
Yang lainnya segera mengubah jadwal yang sudah disebar dengan mencoret waktu jadwal kegiatan dengan waktu kegiatan yang baru dibahas.
Apalagi, Raya yang harus tetap stay membawa buku catatan Osisnya dimanapun dan kapanpun walaupun itu buku saku yang nantinya harus ia pindahkan ke buku rapat yang sebenarnya.
Setelah setengah jam berlalu, rapat Osis ditutup dengan mereka yang berdoa agar diberi kelancaran dan kesuksesan dalam melaksanakan kegiatan untuk tiga hari ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AnggaRaya [ON GOING - SLOW UPDATE - REVISI]
Teen FictionRaya membulatkan matanya. Horror, "Apasi! Cepetan turun." Angga yang tak kuasa melihat wajah Raya yang memerahpun melepaskan tawanya. "Kenapa sih, lo?" Raya menatap aneh Angga yang tiba-tiba tertawa lebar. "Muka lo, lucu!" Raya yang kesal, berlalu m...