'¤| Bab 59☆

8 3 7
                                    

"Katanya, definisi sahabat itu Samudera Akan Hancur ApaBila Aku dan kamu Terpisah. Namun, kenapa ketika kita bertengkar, dunia masih baik-baik saja?"

HappyReading♡.

Bruk! Raya terjatuh kesekian kalinya, setelah ia dipukul oleh Rami. Perempuan itu menahan air mata yang hampir saja jatuh namun dengan segera ia hapus menggunakan punggung tangannya. Bisa-bisa siksaan yang ia dapatkan lebih parah dari ini karena ketahuan menangis.

Raya merasa bodoh, ia merasa ingin menghabisi dirinya. Saat ia hendak mencari Naila dan Endang, ia ditelepon oleh Rami dan disuruh datang bekerja membuat Raya mau tidak mau menuruti majikannya itu. Sedangkan Atun, Alya, Diva, dan Rusmi terplongo mendengar Raya pamit pergi meninggalkan mereka.

Apakah pekerjaan Raya lebih penting dibandingkan sahabat Raya? Yaitu Naila dan Endang? Maka dengan lantang Raya menjawab tidak. Naila dan Endang berharga di matanya, tetapi ia yakin bahwa hilangnya Naila dan Endang pasti tidak jauh dari sosok Rami. Ayah Rusmi yang sangat kejam.

Alya yang masih dalam emosi pun memukul bahu Raya dan mendorongnya hingga terjatuh. Alya masih tidak terima bila Raya masih egois dalam persahabatan mereka. Raya sendiri mengaku salah bahwa ia tidak membantu teman-temannya, namun ia juga memiliki alasan.

Lalu dengan lesu gadis itu pergi dan setelah sampai ia berjalan memasuki ruang ganti pakaian. Namun saat ia menuju ke sana, telinganya tidak sengaja mendengar suara rintihan membuat rasa ingin tahu Raya memuncak dan mencari tahu suara apa itu.

Ternyata, perginya ia meninggalkan Atun, Alya, Diva, dan Rusmi membuahkan hasil. Ia membuka pintu itu dengan dobrakan kencang lalu melihat Naila dan Endang yang menggigil ketakutan.

Di dahi Naila terdapat memar dan ada bengkak di pipi Endang, di baju keduanya terdapat debu, yang Raya yakini pasti sehabis dipukuli.

Saat Raya ingin melepas ikatan yang menjerat kedua sahabatnya, tiba-tiba kerah baju yang ia pakai di tarik dari belakang. Raya di seret sampai di ruang tengah lalu di pukul habis-habisan oleh Rami.

"Udah lancang kamu datang dan cari tahu tentang rumah ini?" Rami mengambil vas bunga yang jaraknya tidak jauh darinya, ia berjalan untuk mengambil vas bunga itu lalu melemparnya ke arah Raya.

Prang! Kepala Raya berdarah.

"Bisa-bisanya kamu memeluk anak saya?!" kesal Rami lalu menendang Raya.

"Kamu anak haram! Tidak pantas ada di dunia ini!"

Bugh! Rami menoyor kepala Raya yang masih dalam posisi tubuh tersungkur.

"Jangan sampai anak saya ikut sial gara-gara kamu!"

Raya hampir menangis, perempuan itu merasakan pusing yang sangat hebat di kepalanya. Raya ingin menyerah, tapi nanti siapa yang akan menyelamatkan sahabatnya?

Sejenak Raya menyesal, tidak memberitahu lokasi tempat di mana ia kerja, dan informasi apapun tentang dirinya kepada Angga dan lainnya.

Rasa bersalah Raya memuncak, gadis itu ingin berteriak sekencang-kencangnya dengan tingkah laku egoisnya yang membuat kawannya terluka.

Namun sekali lagi, Raya hanya bisa menahan semuanya dengan wajah datar.

Dugh! Tubuh Raya diangkat lalu di lempar oleh Rami hampir dua meter.

AnggaRaya [ON GOING - SLOW UPDATE - REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang