'¤| Bab 26☆

44 18 4
                                    

Chapter khusus Alya DKK, Aldi, dan Raihan. ~

Jadikan pengalaman pahit
sebagai bumbu untuk
semakin berusaha dalam menata
Masa depan. Bukan untuk
menyerah, karena merasa kalah.

-Angga Yudistira-

Semua seakan merasakan sakit, dunia seakan mendukung karena serasa berhenti berputar.

Angga menahan napas, diikuti air matanya yang perlahan meluruh.

Ia tak kuasa melihat kejadian ini.

Coba saja, Angga tak salah dalam akurasinya, mungkin Raya akan masuk ke jurang begitu saja.

Angga memeluk tubuh Raya dengan erat, Angga tahu ini diluar batasnya. Tetapi, melihat Raya yang seperti itu ... jiwanya terguncang.

Tadi, ia dengan buru-buru melangkah melihat ujung tangan Raya yang masih bertahan dipinggir tebing.

Angga tersenyum tipis, ia tak salah mengajarkan Raya bela diri dan menguatkan buku-buku jari Raya. Sehingga saat ada kejadian seperti ini, Raya sudah siap fisik dengan baik.

Dengan segera, Angga menarik pergelangan tangan Raya yang terbalut manset hitam, dan memeluk Raya erat. Biarkan kali ini, Angga egois.

"Ra! Lo gila!" teriak Angga sembari mengelus kepala Raya yang kasih terbalut kerudung.

Raya tak bereaksi, ia masih shock. Rasanya, kejadian tadi seperti ... sangat cepat dan nyata.

"Gu-gue ...." Raya hanya bisa tergugu sambil merasakan linglung.

"Sst. Udah, tenangin diri lo dulu," ucap Angga pelan diikuti isakan Raya.

"Takut."

"Hiks ... takut!"

15 menit berlalu, Angga merasakan tidak ada pergerakan dari Raya dan suara isakan Raya menghilang.

Mengurai pelukannya, Angga menatap wajah Raya yang pucat pasi diikuti hidungnya yang mengeluarkan darah.

Dengan segera, Angga membersihkan darah Raya dengan sapu tangannya. Jaket yang ia pakaipun, dilepaskan untuk menghangatkan diri Raya.

Setelah semuanya beres, Angga menggendong tubuh Raya dengan ala bridal style dan membawanya ke tenda di puncak.

***

Seperti acara pelantikan seseorang atau pelantikan sebuah organisasi yang sedang merekrut anggota baru, kegiatan LDKS tak luput dari kekerasan senior dan jahilnya senior. Mereka, junior atau bawahan hanya bisa pasrah menerima cobaan itu.

Entah apapun hal yang dilakukan senior terhadap mereka, asalkan mereka bisa segera pulang dengan membawa lencana atau pangkat-jabatan yang mereka terima.

Salah satu dari mereka adalah Alya, Atun, Diva, Aldi, dan Raihan yang sedang berjalan menuju pos ke-3.

Perwakilan kelas XI MAIPS 2 itu, mendapatkan giliran kelompok ke-12. Karena lagi-lagi anak MAIPA lebih diutamakan.

AnggaRaya [ON GOING - SLOW UPDATE - REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang