Terbongkar sudah hal yang seharusnya kamu rahasiakan dari banyak orang. Apakah rasa kecewa membuat orang lain tidak bisa menutup sebuah rahasia di mulutnya sebentar?
Apakah rasa kecewa harus ditampakkan dengan membalas dendam yaitu membuka semua rahasia yang pernah diceritakan? Apakah jika hal itu dilakukan, bisa membuat rasa kecewa di dadamu menghilang?
-Naila Desvita-
Raya menggelengkan kepalanya tak percaya dengan ucapan terakhir yang keluar dari mulut Naila dengan santainya.
"Nai ... bu-buk -"
Naila menggeleng, "Emang sesedih apa lo, Ra sampai segitunya nuduh Rusmi?" Naila berdecih.
Alya menatap Raya tak percaya, "Gue enggak percaya lo lakuin hal itu, Ra."
"Cabut yuk," ajak Diva lalu mereka berenam pergi meninggalkan Raya yang masih terpaku, tak bisa membuka suara.
"Ulu-ulu. Enggak bisa buka mulut, ya? Enggak ada yang nolongin ya? Enggak ada yang bela?" Ranita menatap sedih Raya.
Angela terkekeh, "Makanya, jangan suka menutup rahasia. Bisa-bisa lo yang celaka."
Aurel menggeleng, "Sana lo. Ganggu niat kita mau makan aja," usirnya membuat Raya mengepalkan tangannya.
Brak!
Raya menatap tajam, bahkan lebih tajam ke arah Ranita setelah menggebrak meja.
Chandra yang melihat hal itu menatap Angga yang masih fokus apa yang akan dilakukan Raya.
Tadi, selepas Raya keluar dari ruangan warjok. Memang bertepatan dengan bel berbunyi, sehingga mereka sekalian saja pergi ke kantin. Tetapi Raya datang lebih lama karena ia ke kamar mandi terlebih dahulu.
"Lo enggak ada urusan lain ya selain campurin urusan orang? Gabut banget hidup lo?" Raya mengangkat sebelah alisnya.
Cukup sudah Raya menahan untuk tidak membalas sifat dan segala sikap yang dilakukan Ranita DKK selama ini di MAN Jaya.
Ia pikir, ia saja yang hanya bisa berlaku seenaknya kepada orang lain? Raya terkekeh sinis.
Tidak semudah itu, ferguso!
Sembari memejamkan mata sejenak, Raya tersenyum miring.
"Ingat, Kak. Di atas langit masih ada langit, di atas yang sombong masih ada yang maha memiliki segalanya. Jangan bersikap seakan-akan dunia itu milik lo, seorang," ucap Raya pelan namun mampu menyadarkan penghuni kantin.
Ranita terdiam, membuat Raya semakin semangat untuk menyadarkan kakak kelasnya yang tidak tahu diri itu.
"Karena, apa yang lo anggap milik lo di dunia. Tetap aja, yang namanya harta dunia bakalan lenyap, kecuali harta akhirat yang ada buat se -"
Bruk!
Sebelum Raya menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba Ranita mendorong tubuhnya hingga terpelosok ke belakang dan jatuh untuk kedua kalinya.
"Enggak usah ceramah deh, lo. Gayanya udah selangit ya ceramahin, gue?"
Raya menggeleng sambil mengeluarkan ringisan.
Ranita hendak menendang tubuh Raya, namun niatannya terhenti saat Angga berteriak cukup lantang sampai terdengar satu kantin.
"CUKUP, RANITA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AnggaRaya [ON GOING - SLOW UPDATE - REVISI]
Teen FictionRaya membulatkan matanya. Horror, "Apasi! Cepetan turun." Angga yang tak kuasa melihat wajah Raya yang memerahpun melepaskan tawanya. "Kenapa sih, lo?" Raya menatap aneh Angga yang tiba-tiba tertawa lebar. "Muka lo, lucu!" Raya yang kesal, berlalu m...