Dirumah minimalis yang ditempati oleh seorang remaja perempuan yang ada didalamnya terlihat sangat ramai. Seperti bukan ditinggali oleh satu orang, tetapi lima orang.
Raya, sedari tadi ia bolak--balik bak setrikaan yang sedang menggosok baju. Raya sedang mempersiapkan segala perlengkapannya di acara LDKS nanti.
Khusus anak Osis, mereka akan mendatangi lokasi sehari sebelum acara dimulai karena untuk mempersiapkan segalanya.
Irgi, selaku ketua Osis sudah membagi untuk Sepuluh orang anggota Osis akan menemani para murid dari sekolah menuju tempat acara.
Mengetahui acara yang diadakan kali ini cukup lama, anak Osis harus bekerja ekstra dan mempersiapkan segalanya dengan sangat matang. Apalagi, seminggu lalu jadwal Raya padat dengan persiapan acara ini, tugas yang numpuk di sekolah karena Raya izin dispen dan Raya yang harus berlatih bela diri. Belum lagi, Raya harus bekerja namun, lagi - lagi ia harus izin untuk empat hari kedepan.
Raya menguap setelah ia baru saja selesai merapikan segalanya. Untungnya, Angga tidak memaksa Raya untuk berlatih hari ini karena Angga sudah tahu bagaimana keribetan dirinya dalam mengurus semuanya. Entah, nanti diacara LDKS Angga akan mengajarkannya atau tidak, intinya Raya ingin cepat selesai dengan permasalahan seperti ini.
Rasanya, baru kemarin ia mengenal Angga tetapi sekarang? Raya seakan - akan tidak mau kehilangan Angga.
Eh, tadi gue kenapa?
Raya berjalan menuju tempat tidurnya dan berharap semoga acara besok berjalan lancar.
***
Angga berjalan dengan santai ditambah dengan topi khas anak SMA yang terpasang rapi di kepalanya, tetapi ia menaruh topinya sedikit ke atas sehingga jambul di ubun - ubunnya menguar di dahinya.
Sambil mengunyah permen karet, ia memasuki ruang kelasnya yang sudah dipastikan ada guru di dalamnya.
Brak!
Angga membuka pintu kelas dengan kasar sehingga menimbulkan suara yang sangat nyaring.
Pak Suhardi yang tengah mengajar menatap anak murid bangornya dengan pandangan yang sulit diartikan.
Oh, ayolah. Pak Suhardi umurnya sudah 50 tahun, tetapi ia harus tetap menghadapi murid bangor seperti Angga ini.
Berjalan menuju meja dan kursinya santai, Angga mengeluarkan buku mata pelajaran yang diajarkan Pak Suhardi.
"Angga!" panggil Pak Suhardi kesal.
Angga berdecak namun tak urung ia membalas, "Apaan sih, Pak?"
"Keluar ruang kelas, sekarang!" perintahnya tak terbantah.
"Lah, Pak. Nggak boleh gitu dong! Saya kan ke sekolah mau belajar. Kok malah di hukum?" protes Angga sambil berdiri.
"Siapa suruh kamu, terlambat," ucap Pak Suhardi.
"Suka-suka saya dong, Pak. Kan yang mau belajar saya, kok Bapak yang ribet?!"
Pak Suhardi memijat kepalanya pening.
Menghadapi Angga sama saja ia cari mati. Sehabis pulang kerja kali ini, ia akan pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kolesterolnya.
Eh, maksudnya darah tingginya.
"Angga!" bentak Pak Suhardi.
Angga yang tak mau mencari masalahpun langsung berjalan pergi, "Siap bos!" Yang langsung diikuti Chandra, tetapi ditahan oleh Pak Suhardi.
"Kamu kenapa ikutan, Chandra?!" tanya Pak Suhardi tak santai.
"Lah ... saya sama Angga kan temenan, Pak. Kita solidaritasnya tinggi, walaupun bangor kita menjunjung tinggi kebersamaan!" ceramah Chandra yang membuat Pak Suhardi diam dan Chandra memanfaatkan hal itu untuk kabur.
"Tapi boong, bah!" lanjut Chandra saat sudah menjauh.
"TAPI BENERAN DEH, PAK!" teriak Chandra lagi di koridor depan kelas.
"CHANDRA!"
***
Angga memasuki WarBaK dengan wajah cool-nya. Ia menghampiri Babeh dan memesan dua gelas kopi susu, untuknya dan Chandra.
Mendududukan dirinya di kursi WarBaK, teman-temannya berada di sini semua kecuali satu orang. Irgi.
Angga mengernyit, Irgi kemana?
"Irgi, kemana?" tanya Angga bingung.
Juna menatap Angga garing, kenapa ketuanya mendadak pikun?
"Bos, kan Irgi udah izin di gc kita," ucap Juna membuat Angga membuka handphonenya dan melihat group utama gengnya.
Geng Unifoce (289)
Irgyansyah.
Semuanya! Gue izin kagak
sekolah 4 hari buat acara
LDKS,Chandra.Gans
Lah, babang tamvans Irgi
Nggak ketemu Chachan lagi dong.
Duh, patah hati dedekk, bang!Agus.gans
Atas gue gila.
@Irgyansyah. Semangat, bangJuna.
Hm. Smngt, @Irgyansyah. Nnt
Kt nysl l.Putra.put
Duh, bang Junjun, walaupun SPJ
Aku suka gayamu.
@Irgyansyah. Semangat, KetOs.Angga memijat kepalanya, kemarin ia tidak membuka group karena ketiduran. Entahlah, sungguh ia sangat lelah kemarin.
Angga melupakan satu fakta lagi bahwa Geng Unifoce dibutuhkan sekarang.
"Padahal gue tinggal bentar, malahan ambyar semua ni tugas," gumam Angga melihat segala jadwal yang sudah ia buat mendadak gagal semua karena ia tidur kemarin.
Tiba-tiba Chandra duduk di sebelah Angga dan memukul bahu Angga pelan, membuat lamunannya buyar.
"Bos. Gimana?" tanya Chandra.
Pertanyaan yang di lempar Chandra menjadi point penting, lihat? Sekarang mendadak WarBaK sepi karena menunggu jawaban dari sang ketua.
Tanpa menjawab, Angga bangkit dari duduknya lalu menggebrak meja dengan santai.
Brak!
"Sekarang kita cabut ke lokasi!" perintah Angga yang langsung diangguki teman-temannya.
Brum!
Brum!
Brum!
Suara kenalpot panas yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa, menimbulkan suara setelah digeber oleh penggunanya.
"BERANGKAT!" teriak Chandra mengambil alih, yang memang menjabat sebagai panglima tempur.
¤|A N G G A R A Y A|¤
TBC ....
Jangan lupa komen dan vote 😄
KAMU SEDANG MEMBACA
AnggaRaya [ON GOING - SLOW UPDATE - REVISI]
Genç KurguRaya membulatkan matanya. Horror, "Apasi! Cepetan turun." Angga yang tak kuasa melihat wajah Raya yang memerahpun melepaskan tawanya. "Kenapa sih, lo?" Raya menatap aneh Angga yang tiba-tiba tertawa lebar. "Muka lo, lucu!" Raya yang kesal, berlalu m...