HAI!
BOLEH MINTA SESUATU NGGAK?
BERI AKU 5 VOTE DAN AKU BAKALAN LANGSUNG UP?!
GIMANA? BISA YAAAAAA😍
HappyReading❤
Seorang paruh baya itu segera bangkit sambil memegang perutnya yang habis dipukul bertubi - tubi oleh Angga.
Dengan wajah kesal ia menunjuk Angga. "Sono lu bocah! Ngapain disini. Lagian tu cewek bukan siapa - siapa lo!"
Angga tersenyum smirk.
"Iya. Itu cewek bukan siapa - siapa gua. Tapi dia adalah milik gua," ucap Angga santai tak perduli dengan wajah melongo teman - temannya yang sudah membuat para anak buah Lian terkapar diaspal itu.Para Unifoce hanya membatin dengan bersama.
Mungkin cuma cara nyelametin.
Raya yang sudah panas dan merasa kehabisan napas menginjak kaki orang yang menodongkan pisau ke arah leher putihnya yang tertutup kerudung.
"Anjir. Sialan tu cewek!" Umpat pria itu membuat seluruh orang menatapnya.
Raya yang merasa posisinya bahaya berlari pelan menuju kubu Geng Unifoce.
"Lihat? Lo kehilangan mangsa, Pak Rey. Dan bilangin ke Geng Lian untuk cukup mengganggu ketenangan Unifoce." Ucap Angga penuh dengan unsur ancaman didalamnya.
Angga mengajak Raya dan Geng Unifoce untuk pergi dari tempat lokasi kejadian menuju markas karena diapun lelah menunggu musuhnya yang pengecut.
"Awas lu Angga! Bakal gua balas lu Unifoce!" Teriak Pak Rey kesal.
"Cabut." Perintah Pak Rey sambil memasuki markas geng Lian.
"Ra. Turun." Suruh Angga saat telah sampai di depan markas utama Geng Unifoce yang berada diujung kota Bogor.
Raya turun lalu menatap sekeliling. Sekarang sudah pukul 23:57 yang sebentar lagi hari berganti.
Sungguh melelahkan.
Angga mengajak Raya masuk ke dalam markas Unifoce diikuti para anggotanya yang siap menginap di markas.
Membuka kulkas dan mengambil dua kaleng soda lalu ia berikan kepada Raya. "Tumben jam segini lu masih diluar, Ra?" Tanya Angga dengan wajah datar dan tajam.
Membuka Kaleng soda.
Jesh!
Harum dari ciri khasnya soda menguar kearah hidung mancung Raya.
Meminumnya sebanyak Tiga tegukkan karena lelah sehabis perang dengan rasa takut.
"Biasa." Raya menyandarkan tubuhnya ke punggung sofa lalu menatap langit markas Unifoce yang berlukiskan lautan yang digulungi oleh ombak berwarna biru dan diatas laut ombak itu terdapat langit berwarna hitam dan ditaburi oleh bintang. Tanpa adanya Bulan.
Ada yang aneh.
Raya mengernyit.
"Itu kok nggak ada Bulannya?" Tanya Raya sambil menunjuk atap berlukiskan tema malam itu.
Angga menengadahkan kepalanya menatap atap langit dan bergumam. "Karena Bulannya nggak punya sinar,"
Semakin dalam kernyitannya. "Maksud Lo?"
"Iya. Karena sinarnya udah diambil"
Semakin heran. "Apasih, bjir! Ngomong jangan dipotong - potong elah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AnggaRaya [ON GOING - SLOW UPDATE - REVISI]
Teen FictionRaya membulatkan matanya. Horror, "Apasi! Cepetan turun." Angga yang tak kuasa melihat wajah Raya yang memerahpun melepaskan tawanya. "Kenapa sih, lo?" Raya menatap aneh Angga yang tiba-tiba tertawa lebar. "Muka lo, lucu!" Raya yang kesal, berlalu m...