Gerombolan remaja laki-Laki berjalan melewati setiap koridor kelas dengan predikat jurusan 'MAIPA' dengan gaya mereka yang khas, membuat mereka memiliki pandangan tertentu di setiap orang yang melihatnya.
Geng Unifoce. Sampai sekarang, siswa-siswi sekolah itu hanya tahu kalau geng Unifoce adalah geng yang terkenal dengan keonaran dan bangornya.
Nama geng tersebut yang sudah membeludak di daerah Bogor ini, senantiasa membuat resah warga. Padahal kenyataannya, bukan salah geng Unifoce melainkan geng lainnya.
Angga.
Dia yang paling mencolok diantara semuanya. Dia berpakaian rapi, tidak seperti teman-temannya yang mengeluarkan bajunya. Terkadang, Angga selalu diceramahi oleh guru karena menyayangkan dia yang bermain atau sering bergaul bersama bocah onar seperti kawannya ini. Namun ia, tak peduli.
"Gay. Jam kedua ke kelas gua." Angga berucap tanpa menoleh kearah Irgi yang berjalan disampingnya.
Selain Angga yang berpenampilan rapi, ada si Irgi yang sering dipanggil 'Gay' oleh temannya, bukan berarti dia gay seperti namanya, hanya saja dia anti dengan perempuan dan dingin sifatnya. namun baru-baru ini ada berita bahwa dia sedang dekat dengan cewek diKelasnya.
Irgi adalah ketua OSIS di sekolah MAN Jaya. Sebenarnya, Irgi seharusnya ada di gedung IPS. Ya, Irgi anak MAIPS, walaupun ia adalah anak MAIPS. Jangan remehkan Irgi, bahkan dia adalah siswa yang menduduki Juara Umum di Gedung MAIPS Man Jaya.
Irgi mengangguk setelah itu izin kepada Angga untuk pergi menuju gedung sebelah di mana kelasnya berada bersama Eki, Agus, Dan Chiko. Beberapa inti Unifoce yang satu jurusan dengannya.
***
Di kelas XI MAIPA 2, tidak seperti kelas-kelas lain yang terdapat guru. Mungkin hanya kelas ini saja yang jarang sekali guru datang untuk masuk mengajar.
XI MAIPA 2, terkenal dengan anak-anaknya yang nakal dan tak pernah menaati guru, bahkan lebih baik XI MAIPS 2 daripada kelas XI MAIPA 2. Karena di kelas itu hampir 50% muridnya adalah murid Troublemaker.
Angga menatap jengah pada kawan-kawannya yang sedang bermain bareng di handphone mereka masing-masing.
Lebih baik, Angga berinisiatif untuk pergi dari lautan kebosanan ini.
Saat di koridor kelas XI, Dia bertemu seorang siswi yang sepertinya dari gedung MAIPS dengan sepatu pantofel, rok batik biru yang bahkan panjangnya mencapai lantai menutupi sepatu tapi tetap saja ketahuan sepatu pantofelnya, baju hitam batik dengan perpaduan kerudung segi empat dengan berwarna biru batik seperti rok-nya. Perpaduan yang sangat manis.
"Assalammualaikum, Afwan, Kakak mengenal Irgyansah?" tanya cewek itu kepadanya membuat Dia memutar bola matanya malas.
"Waalaikumussalam, gue sahabatnya," ucap Angga sarkastik.
"O-oh, boleh saya minta bantuan? Tolong panggilkan Irgi."
"hm. Bentar." Angga berjalan kembali keKelasnya yang sudah terlewati oleh Tiga Kelas.
Tunggu.
Sepertinya ada yang salah. Oh ya, Angga kan tidak pernah mau disuruh-suruh. Dan ini? Ajaibnya Raya bisa langsung membuat Angga gercep.
Setelah Irgi dan Angga datang, Angga berucap,"Gue duluan."
"Eh, Kak. Makasih." Raya berucap sambil tersenyum membuat lesung pipinya keluar.
Raya aneh, mengapa dia memanggil Angga dengan sebutan 'kak' jika ia tau bahwa Angga adalah teman seangkatannya?
Angga tak berucap apa-apa dan langsung berbelok menuju Rooftop.
KAMU SEDANG MEMBACA
AnggaRaya [ON GOING - SLOW UPDATE - REVISI]
Teen FictionRaya membulatkan matanya. Horror, "Apasi! Cepetan turun." Angga yang tak kuasa melihat wajah Raya yang memerahpun melepaskan tawanya. "Kenapa sih, lo?" Raya menatap aneh Angga yang tiba-tiba tertawa lebar. "Muka lo, lucu!" Raya yang kesal, berlalu m...