'¤| Bab 65☆

10 3 0
                                    

HappyReading♡.

Motor-motor sport yang memiliki warna sama itu menyusuri jalanan yang sudah gelap tanpa memikirkan keadaan sekitar yang bisa saja mencelakai mereka.

Aland mengumpat dari balik helm miliknya, laki-laki itu terus menatap tajam jalanan yang ada di depannya dengan dalam hati berharap keadaan adiknya baik-baik saja tanpa ada luka sama sekali.

Walaupun kemungkinan adiknya tanpa luka sepertinya kecil, Buana itu psikopat dan Aland tahu adiknya tak mungkin dengan mudahnya lolos dari Buana tanpa luka sedikitpun.

"Sial!"

Memegang kendali gas dengan kencang, ia memimpin pasukannya yang ada di Bogor menuju Yogyakarta. Berusaha menghilangkan pikiran kotor dari otaknya.

"Kebut!" teriak Aland lalu memacu kuda besinya lebih cepat diikuti geng Pegasus di belakangnya.

"Land!" Panggilan itu membuat Aland menoleh dan mendapati Buffer--wakilnya menyuruhnya menepikan motornya.

"Kenapa?" tanya Aland kepada Buffer sembari memelankan laju motornya tanpa berniat menepi.

"Gue lihat anak Unifoce tadi," ucap Buffer membuat Aland tersenyum miring, Angga. Ia yakin laki-laki itu ada rasa kepada adiknya, tidak mungkin laki-laki itu ingin mencari Raya hanya karena segan terhadapnya sebab ia ketua Pegasus, itu bukan mungkin.

"Biarin!"

Aland tak menggubris umpatan serapah Buffer yang tidak terdengar di telinganya, lelaki itu menatap maps yang ada di layar kaca motornya. Hm, motor edisi terbatas dengan maps di dekat spedometer.

Sebentar lagi mereka akan sampai di markas milik Buana, ia pastikan Buana tidak akan kabur dari dirinya kali ini.

Ia takkan membiarkan Buana pergi begitu saja, pria tua bejat itu sudah membuat hidup keluarganya penuh ancaman sejak jaman ayahnya masih muda. Kali ini ia akan membalas segala perbuatan Buana, sekejam apapun itu.

Di sisi lain, Angga dan yang lainnya melipir setelah mengalami gangguan di jalan tadi. Mereka hampir saja kecelakaan karena ada dua truk yang tiba-tiba dikendarai secara berdampingan sehingga mereka tak sempat untuk mengelak.

Untungnya hanya beberapa orang yang luka karena kejadian itu.

"Kalau enggak sanggup, balik aja!" teriak Chandra murka saat mendengar beberapa anggota mengeluh lelah, takut, dan sebagainya.

Laki-laki itu juga lelah dan khawatir, makanya ia kesal mendengar ucapan tak berperasaan itu dari mulut anggotanya. Raya itu sudah seperti kakaknya sendiri, walaupun umur Raya dan dirinya, lebih tua dirinya setahun.

Raya itu selalu ada untuk Chandra saat laki-laki itu dalam posisi membutuhkan. Sempat beberapa kali Raya menemukan posisi Chandra yang tengah menangis, entah karena apa. Tapi Raya selalu ada untuk Chandra. Dan Chandra tahu diri kalau dia tidak pantas untuk Raya, maka dari itu ia hanya menganggap Raya sebagai kakak perempuan kecilnya.

Sama dengan yang lain. Putra dan Juan pun hanya terdiam sembari memikirkan apa yang akan mereka hadapi ke depannya. Menghadapi geng Blood Diamond adalah pertama kali dalam seumur hidup mereka di dunia, bahkan mungkin juga geng Unifoce dan yang lainnya kecuali Pegasus.

Alfin terdiam menatap layar ponselnya yang menampilkan fotonya dengan Raya. Perasaan Alfin kepada Raya murni hanya sebatas kasih sayang antarsahabat. Alfin baru bertemu dengan Raya kali ini setelah beberapa tahun mereka terpisah, laki-laki itu mengedipkan beberapa kali matanya menahan air mata agar tak keluar.

Pertemuannya dengan Raya adalah di Yogyakarta dan Alfin tak ingin berharap bila Yogyakarta juga adalah tempat mereka berpisah.

Irgi dan Chiko hanya menatap kosong ke depan, Raya adalah titik fokus mereka. Perempuan itu sudah baik performanya di kelas, memedulikan teman-temannya dan menjaga mereka. Mereka berdua siap membanting semangat di medan perang untuk mendapatkan Raya dan kebebasan geng Pegasus serta keluarga Purmono dari belenggu masalalu. Beban yang tiba-tiba mereka pikul serasa sangat ringan karena mengingat mereka akan menolong banyak orang.

AnggaRaya [ON GOING - SLOW UPDATE - REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang