Setelah 3 hari yang terkesan panjang sekali momentumnya, anak-anak yang menjadi perangkat inti kelas sekolah MAN Jaya tetap masuk pada hari Senin-nya untuk melaksanakan kegiatan KBM seperti biasanya.
Tidak seindah yang terlihat memang, tetapi tidak sebegitu lelah yang kalian pikirkan.
Walaupun mereka semua capek dan lelah, tetapi mereka hari Senin ini sudah memasang wajah ceria kembali seperti biasanya. Seakan-akan tidak ada mata pelajaran hari ini yang membuat moody mereka anjlok seketika.
Begitupun Raya yang tengah melipat jaket parasut miliknya yang kemarin sempat diberikan oleh Alfin saat sudah sampai di sekolah. Untuk jaket Angga, ia meninggalkannya dirumah karena memang belum kering.
Raya mendudukan dirinya di atas kursi sambil memasang wajah datar dengan masker yang menutupi bagian hidung sampai dagunya. Sesekali, Raya membenarkan letak masker tersebut.
Kali ini, Raya tidak ikut berkumpul dengan teman-temannya di depan koridor karena ia sedang tidak enak badan.
Ia pikir, ia akan sembuh kemarin. Tetapi, nyatanya tidak.
Raya menghela napas, ia membuka tasnya lalu mengambil buku paket Matematika dan membacanya dengan serius.
"Woi, Ra!" sapa seseorang sambil berteriak dari arah pintu kelas.
Raya mengangkat pandangannya, "Apaan?" jawab Raya teredam karena mulutnya tertutup masker.
"Lo kenapa?" tanya Alya bingung melihat kondisi Raya yang tidak prima.
"Biasa, flu." Ucapan Raya tak sepenuhnya benar, karena ia memakai masker juga karena untuk menutupi bekas memar kejadian kemarin.
Alya hanya ber-oh ria lalu duduk kembali ditempatnya.
Raya membaca kembali buku Matematikanya dengan serius sampai bunyi bel masuk menggema diseluruh penjuru kelas gedung MAIPA dan MAIPS bersamaan.
Seluruh murid XI MAIPS 2 masuk ke dalam kelas, kali ini para siswi yang biasanya ada diluar ikut masuk.
Raya mengernyit, tumben sekali teman-temannya mau masuk ke dalam kelas sebelum ada guru yang masuk.
Menatap papan tulis dengan pandangan biasa, Raya menatap kursi di sebelahnya. Yang masih kosong.
Ya! Jumlah siswa di kelas XI MAIPS 2 itu ganjil, makanya Raya duduk sendirian.
Sedangkan, teman-temannya duduk berdua dengan sahabatnya masing-masing. Raya harap, cepat-cepat ada murid yang mengisi kekosongan bangku di sebelahnya.
Tukk!
Tukk!
Tukk!
Bunyi sepatu heels yang bergesekan dengan lantai memecahkan lamunan Raya, ia menatap seorang guru yang masuk itu dengan pandangan ingin tahu.
Miss curcol. Masih ingatkan?
"Selamat pagi anak-anak!" sapa Miss curcol dengan riang.
"Pagi, Mrs!" balas murid XI MAIPS 2 pura-pura sopan.
"Kalian tahu, kan ... kita itu hidup harus berpasang-pasangan?" tanya Miss curcol membuat murid XI MAIPS 2 mengangguk.
Kaum bucin check!
"Berhubung kelas XI MAIPS 2 ini termasuk kelas yang muridnya ganjil, maka Mrs. Masukin murid baru nih ke kelas kalian," ucap Miss curcol membuat para murid XI MAIPS 2 menjadi ramai.
"Siapa anak baru?"
"Oh my god? Gue udah cakep belum?"
"Coz, gaet woi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AnggaRaya [ON GOING - SLOW UPDATE - REVISI]
Teen FictionRaya membulatkan matanya. Horror, "Apasi! Cepetan turun." Angga yang tak kuasa melihat wajah Raya yang memerahpun melepaskan tawanya. "Kenapa sih, lo?" Raya menatap aneh Angga yang tiba-tiba tertawa lebar. "Muka lo, lucu!" Raya yang kesal, berlalu m...