'¤| Bab 06☆

150 55 11
                                    

Pagi ini mentari nampak malu-malu untuk mengeluarkan diri.
Setitik embun pagi-pun turun bekas hujan semalam.

Di Sekolahpun tak elak semua murid-murid memakai sepatu yang ber-hak tinggi agar tidak kena cipratan air.

Berbeda dengan Raya yang tak peduli dengan sekitaran kelasnya. Ia menelungkupkan wajahnya dengan tangan sebagai penyangga.

Semalam Raya harus terjaga karena rumahnya bocor dan mati lampu. Membuat Raya mau tak mau harus terjaga karena Raya takut dengan kegelapan.

Takut ada maling doang.

Alya Rohani -teman sebangku- Raya-pun bertanya. "Lu kayaknya capek banget Ra." Ucap Alya tak tega melihat wajah lelah sahabatnya.

"Iyah nih. Kenapa?" Atun -teman belakang bangkunya-pun ikut menyaut.

"Nggak apa-apa. Kalem ae. Gua nggak apa-apa kok." Raya berusaha mengangkat pandangannya dengan sedikit menutupi wajahnya dengan rambut panjangnya.

"Muka Lu pucet, Ra. Gue anter ke UKS deh." Saran Rusmi a.k.a Umi -teman sebangku Atun-

"Apaan 'dah, Gua gapapa kok elah." Raya menjawab pertanyaan mereka dengan sedikit ketus.

"Yaudah. Tapi kalo ada apa-apa cerita ya?"

Raya hanya bergumam setelah itu melanjutkan tidur paginya.

Umi, Alya, dan Atun menatap prihatin Raya yang tengah menelungkupkan wajahnya. Yang mungkin, tidak merasakan lagi kehadiran mereka.

"Keluar." Umi berkata sambil berjalan duluan, membuat Alya dan Atun ikut keluar mengejar langkah Umi dan mencoba mensejajarkan langkahnya.

"Mau kemana, kita?" Tanya Alya sambil menengok kearah Umi.

"Kantin 'aja. Gua mau beli Susu."

Alya meraup bibirnya. setelah itu berkata, "Gua kira Lu mau ngapain, gitu. Tahunya cuma mau beli Susu."

"Tahu. Lu kan udah punya Susu sendiri." Atun berkata sambil menatap dua gundukan yang dimiliki oleh Umi.

"Bacot Lu duaan." Umi meraup wajah Alya dan Atun membuat mereka berdua kicep.

Bugh!

BUGH!

"Apaan 'tuh, Anjir!" Alya kaget dan shok melihat kejadian didepan matanya, ya walaupun ia sudah sering mendengar kejadian seperti ini, tetapi kan Alya belum pernah lihat secara Live.

"Biasa kayaknya. Angga berantem lagi." Umi melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukan keadaan sekitarnya.

"Eh, Mi! Tungguin." Alya dan Atun mengejar Umi dengan tertatih.

Sepertinya, Umi memang berbakat dalam hal meninggalkan.

"Bangun, Anjing! Katanya Lo mau balas dendam. Balas dendam sekarang sama Gua, Jibang!" Umpat Angga didepan wajah Ergo yang sudah tergeletak mengenaskan diLantai marmer Kantin yang dingin.

"Nggak bisa jawab kan Lo. Emang, dasarnya seneng banget nyari perkara yang Nggak mungkin." Setelah berucap itu, Angga pergi meninggalkan Ergo dan teman-teman Angga.

"Jadi, Kita sekarang gimana?" Chandra berceletuk menatap satu persatu temannya.

"Ikut, Angga." Dua kata itu membuat seluruh inti Geng Unifoce segera mengejar Angga.

"Tyo!" Teriak Umi membuat Tyo yang sedang mengikuti langkah yang lainnya harus terpaksa memberhentikan langkahnya.

"Apa?"

AnggaRaya [ON GOING - SLOW UPDATE - REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang