40

985 72 5
                                    

"Hyung, Yoora sedang bersamaku dan Jimin hyung."

"Hah? Bagaimana bisa? Bukannya Yoora hari ini ada di rumah ibuku?"

"Hehehe kami mampir ke rumah ibumu karena diberitahu Seokjung hyung kalau Yoora di sana. Jadi, kami mampir dan sekarang sedang membawa Yoora dan keponakanmu pergi."

"Ke mana?"

"Ke kedai es krim."

"Kalau istriku tahu, habis riwayatmu dan Jimin."

"Hyung, jangan beritahu noona ya, tolong..."

"Berani bayar berapa?"

"Satu boks es krim saat kau pulang liburan."

"Cih. Kalau hanya es krim aku juga bisa beli sendiri."

"Lalu apa? Kau ingin apa? Katakan cepat, tapi jangan yang mahal."

"Ya sudah aku bilang saja pada noonamu."

"Hyung!"

"Cepat, mau memberiku apa?"

"Hyung kenapa jahat sekali sih."

"Tik tok tik tok. Waktu berjalan Jeon Jungkook. Selagi istriku sedang di toilet."

"Oke baik, aku berikan cash untuk karakter Maple Storymu."

"Nah begitu dong, jadi kau aman."

"Tega sekali menjual anakmu demi karakter gim."

"Hei, jaga ucapanmu. Aku laporkan pada istriku sekarang juga."

"Jangan. Bukan begitu. Baik, aku diam. Jangan bilang noona. Kan sudah aku berikan apa yang kau mau."

"Baiklah, senang berbisnis dengan anda, Jeon Jungkook."

"Bisnis apa?", kataku ikut bergabung.

"Noona, itu, tidak. Jin hyung dan aku sedang berdiskusi tentang sesuatu.", Jungkook terdengar gugup di speaker.

"Oh ya, bisnis apa?"

"Ada, pokoknya sesuatu.", jawabnya lebih gugup dari sebelumnya.

"Yang benar?", tanyaku mendesak.

Jungkook semakin ciut di sebarang. Suaranya terdengar mencicit. Dan Seokjin tidak bisa menahan tawanya, begitupun denganku. Kami tertawa kencang, tawa yang sedari tadi kami tahan, dan membuat Jungkook bingung sampai memanggil namaku dan Seokjin berulang-ulang.

"Selamat Jungkookie, kau masuk dalam jebakan hyungmu sendiri.", kataku dengan tawa yang masih belum bisa berhenti.

"Hah? Bagaimana?", tanya Jungkook yang terdengar bingung.

"Kau dikerjai hyungmu, tahu.", suara Seokjin masih menggema di belakang. Tapi sedikit terdengar jauh karena dia berlari kecil menuju toilet.

"Noona, aku tidak mengerti."

Ya ampun anak ini benar-benar polos, ya. Padahal usianya sudah tidak bisa dibilang muda lagi.

"Iya, kau dikerjai. Sedari tadi aku bersamanya dan aku dengar semua apa yang kau dan dia bicarakan. Termasuk membawa Yoora ke kedai es krim dan menyuap Seokjin agar tidak bilang padaku, hm?"

"Noona, maaf. Aku batalkan saja ya pesanan es krimnya dan membawa Yoora pulang?, jawabnya panik.

Aku makin tertawa karena tingkah lucunya. Tidak menyaksikannya saja membuat gemas, apalagi menyaksikan secara langsung.

AFTER MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang